11.

748 162 2
                                    

Seseorang menutup mulutnya, (name) menjadi panik membuat gadis itu segera menarik pedangnya namun tangannya langsung ditahan oleh orang dibelakangnya, tanpa pikir panjang (name) langsung menggigit keras tangan orang tersebut.

"Aghh"

"Suara pria! " Batin (name), dengan cepat (name) mencengkram lengan pria tersebut lalu membantingnya dengan keras.

Belati pun diambil dari kantung senjata dipinggangnya, hendak menikam langsung pria berjubah hitam didepannya.

Pria tersebut mengelak seraya mengangkat tinggi pedang (name) yang ia ambil ketika hendak dibanting tadi, percikan bunga api tercipta ketika dua baja itu bergesekan.

"Siapa kau" Tanya (name) dengan nada rendah, menekan sekuat tenaga belatinya.

Pertanyaannya diabaikan, membuat (name) naik pitam dan langsung mengarahkan tendangan ke bagian sisi kanan pria tersebut.

Bunyi retakan terdengar sekilas, (name) menyeringai ketika mendengar rintihan keluar dari pria didepannya.

"Jangan meremehkan ku meskipun aku seorang wanita, sialan" Ucap (name) penuh intimidasi.

"Dia bukan seorang petarung" Batin (name) ketika menyadari pertahanan dan serangan dari pria tersebut terbilang mudah dihancurkan.

"Kau bukan seorang petarung ataupun ksatria bukan? Lebih baik menyerah dari pada mengakhiri hidupmu secara percuma disini"

"Kau kira kau sudah menang huh, putri Count yang terbuang"

Mata (name) memicing, memang benar jika hampir semua ksatria mengetahui rumor dirinya yang seorang anak dibuang oleh keluarga Count.

(Name) merasakan hawa seseorang mendekatinya, dengan gesit gadis itu melepaskan belatinya dan segera berguling kesamping.

Cipratan darah memgenai wajahnya, terlambat sedikit saja dirinya bisa ditebas oleh musuh yang hendak menyergabnya.

Gadis itu meringis ketika bahu kirinya terkena sedikit sayatan. (Name) menendang pria tadi yang terlihat syok karena membunuh rekannya secara tidak sengaja.

Belati kembali diambil, kali ini (name) langsung menikam pria tersebut tepat dijantungnya.

"... " Manik (name) melebar ketika mendengar kata-kata terakhir dari pria tersebut.

"(Name)! " Seru Tenten ketika melihat wajah (name) yang terdapat darah.

(Name) mengambil pedangnya kembali beserta belatinya, membuat darah keluar dengan deras.

"Aku baik-baik saja, ini bukan darahku" Ucap (name) ketika Tenten berada disamping nya.

Dengan asal (name) menyapukan tangannya ke bekas darah diwajahnya, bau amis memenuhi indra penciuman nya dan itu membuatnya sedikit mual dan pusing.

"Bagaimana keadaan yang lain? "

"Beberapa terluka karena diserang tiba-tiba, namun sudah diatasi oleh yang lain! Aku tidak sengaja melihatmu ketika hendak pergi menuju tenda medis" Jelas Tenten.

"Lebih baik kita tetap waspada, ku rasa mereka akan terus menyerang kita semalaman ini"

"Pergilah, aku akan menyusul mu nanti" Ucap (name), Tenten terlihat enggan namun dia percaya jika (name) pasti akan baik-baik saja.

(Name) membuka topeng yang dikenakan oleh pria tadi, pandangannya segera ia alihkan ketika mengetahui siapa pria tersebut.

"Aku muak dengan semua ini" Gumam (name) lalu segera meninggalkan tempat itu.

###

Matahari mulai menampakan dirinya, penyerangan mulai berkurang.

"Tangkap mereka hidup atau mati! Jangan ada biarkan mereka yang kabur! " Seru panglima dengan suara menggelegar.

Prajurit yang masih bisa bertarung segera mengejar musuh yang mulai melarikan diri, (name) terengah-engah keadaanya sangat kacau.

Darah kering di mana-mana, rambut dan wajahnya pun tidak luput dari percikan darah. Tubuhnya bertopang dengan sebilah pedang miliknya.

Gadis itu sudah mencapai batasnya, jika dipaksakan lagi makan dirinya bisa tumbang kapan saja.

Korban dari pihak musuh lebih banyak namun tidak menutup banyaknya korban dari pihak kerajaan. Para medis berlalu lalang, menyembuhkan prajurit yang terluka.

Kabar buruknya dua dari tiga jendral yang dibawa meninggal karena diracun, pedangnya kembali ia angkat ketika suara langkah kaki kuda mendekat.

"Pasukan Duke telah tiba! Bantuan telah tiba! " Seru salah satu prajurit.

(Name) menghela nafas lega, setidaknya mereka memiliki bantuan walaupun datang terlambat.

Dari kejauhan gadis itu bisa melihat Sasuke yang turun dari kudanya, ahh pria itu terlihat berkharisma dengan pakaian formalnya.

Sasuke hendak mendatangi (name) yang tengah berdiri tidak jauh didepan sana. Setelah menerima laporan mengenai kejadian tersebut, Sasuke langsung berjalan mendekati gadis pujaannya.

Manik obsidian nya member ketika melihat seseorang tengah membidik gadis tersebut.

"(Name) dibelakang mu! "

(Name) hendak menghindar, namun kedua kakinya terasa kaku.
"Bergerak lah kaki sialan! " Umpat (name).

Tuk

Tubuh (name) limbung ketika sebuah anak panah telah mengenai punggungnya, Sasuke yang berlari menghampiri (name) langsung menangkap (name) yang hampir menyentuh tanah.

"Bertahanlah! Kumohon! "

Sekeliling nya mulai menggelap, dan yang terakhir ia lihat adalah wajah Sasuke yang terlihat sangat khawatir.

Tbc

One Night Close To The DukeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang