14.

676 117 3
                                    

"Lihatlah mereka, sangat serasi"

"Uhh aku iri dengan gadis itu"

"Kurasa rumor mengenai Tuan Duke ingin mempersunting seorang gadis itu benar"

Bisikan demi bisikan terdengar, (name) menatap tajam Sasuke yang masih anteng dengan wajah datarnya. Tidak datar juga sih, ada seutas senyum tipis diwajah tampan nya.

"Aku baru tau boleh menyela pasangan dansa orang lain"

"Kau sudah tidak berbicara formal kepadaku" Sasuke menatap lamar gadis didepannya.

(Name) mengerutkan dahinya, lalu memberikan senyum mengejek.
"Kau tidak suka? Aku bisa kembali memanggil mu dengan sebutan Tuan kembali"

"Tidak, aku suka ketika kau berbicara santai kepadaku"

Sekilas (name) melihat rona merah di kedua kuping Sasuke, batin nya menjerit kencang.

"Sejak kapan pria dingin ini menjadi seimut ini! "

Sasuke melirik kearah belakang (name), merangkul gadis itu lebih erat hingga hampir tidak ada celah diantara.

"Ada penyusup disini, ku kira penjagaan di Istana lebih ketat" Bisik Sasuke

"Aku tidak membawa pedang, tapi dikaki ku ada belati"

Sasuke menatap (name) sedikit terkejut, gadis mana yang membawa senjata di pesta dansa. Mungkin hanya (name) seorang.

"Kau selalu mengejutkan ku"
"Itulah yang membuat mu suka kepadaku, bukan? "

Sasuke tidak menolak kenyataan tersebut, manik obsidian nya kembali menelisik beberapa orang yang terlihat mencurigakan.

"Setelah dansa selesai, pergilah ketempat yang aman. Aku tidak mau melihat mu terluka"

"Terimakasih atas perhatian mu, tapi aku menolak"

Musik pun berakhir, setiap pasangan memberikan hormat satu sama lain.
"Kalau begitu, jangan jauh-jauh dari ku"

Sasuke mengecup punggung tangan (name), semua orang bertepuk tangan memberikan apresiasi atas dansa yang terlihat indah.

Keduanya menjauh dari kerumunan, (name) segera mengambil belati yang ia simpan di betis nya.
"Benar-benar nona bangsawan yang tidak mementingkan etika dasar" {1}

"Aku seorang prajurit, bukan nona bangsawan yang seperti kau kenal, Tuan" Kekeh (name), ketika melihat Sasuke memalingkan wajahnya.

Suara keributan terdengar, lebih tepatnya suara teriakan nyonya bangsawan.

"Dejavu" Gumam Sasuke.
"Ahh, pertemuan kita waktu itu"
"Siap untuk menghadapi mereka? "
"Menurut mu? "

###

Walaupun berusaha agar tidak berpencar, tetap saja di keadaan kacau sekarang membuat (name) terpisah dari Sasuke.

"Arghh, apa yang dilakukan pengawal istana! Kenapa bisa terjadi kekacauan yang sama ketika pesta berlangsung! "

Ahh dirinya tidak seorang diri, di sampingnya ada seorang gadis berperawakan kecil yang sedari tadi menggerutu.

"Apa liat-liat! " Sentak gadis tersebut, membuat (name) hanya tersenyum jengkel.

Keduanya tengah melarikan diri dari sekelompok orang bertopeng.

"Haru" (Name) menoleh kearah gadis itu, tidak mengerti akan gumaman gadis tersebut.

"Namaku Haru, dan aku lebih tua dari mu"

(Name) hanya diam, bisa bisanya memperkenalkan diri disaat nyawa terancam seperti saat ini.

"Menunduk! " Sebuah anak panah melesat kearah keduanya, jika saja gadis bernama Haru itu tidak memperingati nya kemungkinan nyawanya sudah menghilang.

"Sialan!" Keduanya segera bersembunyi di sebuah ruangan di tikungan koridor.

Senjata mereka hanyalah sebuah belati milik (name) dan sebuah pedang milik salah satu jasad pengawal yang diambil oleh Haru.

"Dengar, aku tau siapa dirimu. Keadaan saat ini kacau, kemungkinan besar pemberontakan kembali terjadi. Tidak salah sih, karena Raja nya saja bodoh begitu"

(Name) tidak tahu harus bangga atau terkejut mendengar penuturan Haru yang cenderung menghina Raja.

"Saran ku, jangan terlalu menarik diantara bangsawan. Sekalinya kau terlihat menarik, kau akan dijadikan budak oleh Kerajaan"

"Kenapa kau memberitahu ku? Aku hanya orang asing bagimu"

"Kau adalah adik Naoto, maksud ku Tuan Naoto. Aku berutang budi terhadap kakak mu, dan aku memberitahu mu karena kita sama-sama perempuan" Jelas Haru, gadis itu menatap (name) sejenak membuat yang ditatap pun salah tingkah.

Suara dobrakan dan keributan terdengar, ruangan dimana mereka bersembunyi dibuka paksa.

"Cari kedua gadis itu! Jika ketemu langsung lenyapkan!"

Keduanya bersembunyi didalam lemari, (name) menggenggam belatinya erat.
Pintu lemari berderik pelan, hampir terbuka.

"Mereka menemukan persembunyian kami! " Batin (name) takut.

"Cepat pergi dari sini! Kesatria dari kediaman Duke datang! "

Pintu lemari kembali tertutup, kedua gadis itu menghela nafas. Bersyukur dalam hati mereka tidak ditemukan.

"Sudah tidak ada suara lagi" Bisik (name).

Keduanya keluar dari dalam lemari secara perlahan, Haru berada didepan karena jangkauan pedang lebih luas dan (name) menjaga bagian belakang.

"Kurasa kita sudah aman sekarang."

"Name!" Dari kejauhan Sasuke dan Naoto memanggil namanya.

"Wahh, lihatlah itu. Dasar laki-laki bucin. Satu bucin, satu lagi siscon" Sarkas Haru.

"Kakak tidak pernah menggangap ku sebagai adik" Ucap (name), Haru menatap gadis disamping nya kesal.

"Jika dia tidak menganggap mu adik, lalu siapa yang diceritakan oleh Naoto sepanjang waktu. Jangan menarik kesimpulan secepat itu, Naoto sangat menyayangi mu" Jelas Haru.

(Name) bingung, jika Naoto menyayangi nya kenapa diingatkan (name) dulu sikap Naoto berbeda?

"Kau baik-baik saja? " Tanya Sasuke cemas, (name) mengangguk pelan.

"Kau masih hidup ternyata" Ucap Naoto kepada Haru.

"Sialan, harusnya kau bertanya seperti yang dilakukan Duke kepada adik mu." Hardik Haru.

"Bagaimana keadaannya? " Tanya (name), Naoto dan Sasuke saling melirik.

"Salah satu penyusup, mengatakan jika mereka dikirim salah satu bangsawan. Selebihnya masih menutup mulut. Seorang Baron menjadi korban" Jelas Naoto.

"Lebih baik kita pulang" Sasuke menarik pelan tangan (name), namun segera ditahan Naoto.

"Mau kau bawa kemana adik ku? (Name) pulang bersama ku" Naoto menatap Sasuke penuh percaya diri.

Sasuke menghela nafasnya pelan, memilih mengalah. Mau bagaimanapun kelak Naoto akan menjadi kakak ipar nya.

"Hati-hati dijalan" Pesan Sasuke sebelum beranjak pergi.

"Kalau begitu aku juga harus pulang, pengawal ku akan mencari ku jadi lebih baik aku segera kembali ke aula" Ucap Haru.

"Oh kalau begitu sampai jumpa" Balas Naoto singkat.

(Name) memperhatikan Haru, gadis itu tampaknya sedikit kesal dan segera pergi menjauh dari kakak beradik itu.

"Harusnya kau mengantarkan nya" Celetuk (name), Naoto hanya mengangkat kedua bahunya acuh.

"Haru bisa menjaga dirinya sendiri. Lebih baik kita segera pulang"

"Hm"

Tbc

FYI : (1) Pada zaman kerajaan dulu, seorang nona bangsawan dilarang memperlihatkan kakinya kepada lawan jenis kecuali keluarganya, karena dianggap tidak sopan pada saat itu.

One Night Close To The DukeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang