4.

1K 172 6
                                    

Sasuke menatap (name) sedikit cemas, bagaimana tidak gadis didepannya dari tadi tidak berbicara hanya menatap kosong kearah bawah.

"Apakah kau baik-baik saja? "
"Duke, tidakkah anda bisa membiarkan saya sendiri? Sejak anda mulai mendekati saya, saya mengalami banyak kesulitan"

Sasuke terhenyak mendengar penuturan (name), lalu menyeringai kecil.
"Gadis ini menarik" Batin Sasuke senang, belum pernah satu pun gadis yang menolaknya, dan gadis ini melakukannya.

"Kau tidak tau? Sejak pertama kali aku melihatmu di pesta sambil mengayunkan pedang, aku mulai tertarik denganmu"

Sasuke  perlahan mendekati (name), mengapit dagu lancip gadis tersebut dengan jemarinya membuat (name) sedikit mendongak.

"Harus kau tau, apapun yang aku inginkan pasti akan kudapatkan" Ucap Sasuke lalu mengecup pelan bibir (name), membuat gadis malang itu diam membisu.

"Bibirnya lembut..... AAAAHHH APA YANG KAU PIKIR KAN! SADARLAH (NAME)!!!" jerit (name) dalam hati.

Kedua tangan (name) menutup wajahnya, tidak ingin memperlihatkan wajah memerah nya.

"Tuan.... Ini bukan jalan ke rumah saya" Ucap (name), ketika menyadari bahwa jalan yang di lalui oleh kereta kuda bukan menuju rumahnya.

"Apa aku bilang akan mengantar mu kerumah mu?" Tanya Sasuke, (name) menggeleng kan kepalanya pelan.

"Lalu saya akan dibawa kemana?" Cicit (name) imut, membuat rona samar dipipi porselen Sasuke.

"Kau akan tau sendiri nanti"

###

(Name) speechless melihat bagunan mewah didepannya ini, dirinya dibawa ke mansion dimana tempat Duke tinggal.

"Apa yang kau lihat? Masuklah" Ucap Sasuke yang berada beberapa langkah didepan (name).

"Tuan, bisakah anda memulangkan saya saja? hehe" Pinta (name), Sasuke mendekat merangkul mesra pinggang (name) membawa gadis itu ke dalam kediamannya.

"Panggil aku dengan namaku, bukan dengan gelar ataupun sebutan tuan. Kau mengerti? "

"T-tapi itu tidak sopan, saya hanyalah seorang putri dari bangsawan yang kedudukannya dibawah anda sedangkan anda adalah Duke! "

Tanpa (name) sadari Sasuke telah membawanya kedalam kamar pria tersebut dan segera mengunci (name) diantara tubuh dan pintu.

"Tu-tuan? "

"Apakah namaku sesulit itu untuk kau panggil, (name)? " Tanya Sasuke dengan nada lirih, membuat (name) merasa bersalah.

"Ti.. Tidak, Sasuke" Sasuke tersenyum lembut, memeluk (name) erat dan menyembunyikan wajahnya diantara leher dan bahu (name).

"Aku akan menunggumu diruang makan, maid akan membantumu dan menunjukkan ruangan nya. Nikmati waktu mandi muka (name) " Ucap Sasuke seraya melepas pelukannya lalu pergi keluar kamar setelah berhasil mengecup dahi (name).

"Aaaa dia curang! Kenapa dia harus menggunakan nada bicara itu! Aku kan lemah dengan pria yang tengah bersedih dan apa-apaan wajahnya yang imut itu! " Seru (name) didalam hati dengan wajah yang memerah sempurna.

(Name) mencoba menetralisir rasa malunya, para maid masuk tidak lama kemudian dan membantu (name) untuk mandi dan lain-lainnya.

"Sungguh tu- Sasuke, kau tidak perlu mengirim maid untuk membantu ku untuk mandi ataupun mengenakan pakaian" Ucap (name) ketika duduk di hadapan Sasuke yang tengah menikmati tehnya.

"Oh kalau begitu lain kali aku tidak akan mengirimkan maid untuk membantumu, biar aku langsung yang memandikan mu dan membantu mu memakaikan bajumu secara langsung" Balas Sasuke.

"Tidak boleh! Maksudku, aku lebih suka melakukannya sendiri." Wajah (name) merah padam, membuat Sasuke terkekeh pelan.

Seorang butler mendekati Sasuke lalu berbisik, (name) memandang heran Sasuke saat pria itu izin pergi sebentar karena ada urusan, meninggalkan (name) yang tengah makan sendirian bersama seorang maid yang menjaganya.

"Emm aku ingin jalan-jalan di taman sendirian, kau bisa pergi" Ucap (name) kepada maid tersebut.

(Name) lupa kalau dirinya tidak tau dimana letak taman, dan berakhir tersesat hingga ia tidak sengaja melihat Sasuke dan berniat memanggilnya namun...

"Sudah aku bilang, aku membawanya kesini hanya karena tertarik. Aku tidak berniat untuk menjadikannya kekasih ku, baka aniki! "

Langkah (name) memelan sebelum akhirnya berhenti, suaranya tertahan di ujung lidah.

Padahal dirinya sudah bertekat untuk tidak menaruh perasaan terhadap Sasuke, namun perlakuan pria itu membuat hatinya luluh.

"Lebih baik aku pulang dan melupakan perasaan konyol ini, lagi pula tidak mungkin juga tuan Duke menyukai ku karena takdirnya bersama Sakura bukan dengan ku" (Name) meninggalkan tempat tersebut, bertepatan dengan datangnya Miru, pelayan pribadinya.

"Nona... Nona baik-baik saja? Kenapa nona terlihat sedih? " Tanya Miru setibanya mereka di kereta kuda yang menuju ke kediaman keluarga (name).

(Name) hanya diam, namun ekspresi nya terlihat jelas tengah bersedih dan Miru memilih untuk diam. Membiarkan majikannya sendiri yang berbicara kepadanya sendiri.

###

Dikediamannya Sasuke menghela nafas keras, heran, jengkel dan entahlah... Perasaannya campur aduk setelah diberitahu kalau (name) pulang tanpa berbicara kepadanya.

"Sebenarnya apa mau gadis itu?! Aku tidak mengerti jalan pikiran wanita" Keluh Sasuke seraya menatap langit hitam dari balkon.


Tbc


One Night Close To The DukeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang