16.

513 87 8
                                    

(Name) memasuki kediaman nya, semua pelayan menatap bingung nona mereka yang datang dengan mata sembab. Saat ingin pergi ke taman belakang, Naoto melihat keberadaan (name) membuat pemuda itu hendak menghampiri gadis itu.

"Semuanya tidak sesuai dengan alur novelnya! Harusnya aku tetap diam sebagai tokoh figuran! "

Langkah Naoto berhenti, mendengar perkataan (name) yang cukup keras untuk didengar. Naoto bersembunyi di lorong yang berlawan arah dengan tempat yang ingin dituju (name) saat gadis itu berlari kearah taman belakang yang jarang di kunjungi oleh orang-orang.

"Berantakan! Kenapa harus aku yang menggantikan (name)! Kenapa tidak yang lain?!"

(Name) memegang kepalanya, sedikit berharap jika bebannya sedikit menghilang.

"Menggantikan? Apa maksud mu (name)? " Tubuh (name) menegang saat suara bariton menyapa pendengaran nya.

Naoto memandang wajah pucat sang adik, terlihat jelas gadis didepannya terlihat sangat terkejut.

"Jelaskan kepadaku, apa maksud mu dengan menggantikan diri mu sendiri? (Fullname) jawab pertanyaan ku! "

(Name) masih diam, wajah gadis itu tertunduk. Naoto mendekat dan memegang kedua lengan (name). Naoto tidak ingin menerka maksud dari ucapan (name), lebih tepatnya takut jika yang ia pikirkan adalah kenyataan.

"Aku bukan adik kandung mu, lebih tepatnya roh yang berada di tubuh adik mu" Lirih (name).

"Jangan bercanda (name), kau pikir aku akan langsung percaya dengan apa yang kau katakan? "

Suara Naoto terdengar getir, pemuda itu menyugar rambutnya kebelakang.

"Lalu bisa kau jelaskan bagaimana sikap ku yang berbeda jauh dengan sikap (name) yang dulu?! Kau dikeluarkan dari kemiliteran karena membantu salah satu tentara musuh yang merupakan teman satu akademi dulu, (name) yang asli tidak mengetahui hal ini bahkan kerajaan pun tidak mengetahui alasan asli kenapa kau membantu musuh saat itu dan dianggap sebagai kelalaian"

"Bagaimana kau bisa mengetahuinya, lalu bagaimana bisa roh mu yang berada di tubuh adikku?! "

"Jiwa (name) dikutuk oleh seseorang,itu yang ia katakan padaku disaat terakhir"

(Name) mencoba menjelaskan, perasaannya kalut.
"Jiwanya dikutuk?"

"Harusnya kau tau alasannya! Adik mu menyerah akan kutukannya karena sudah tidak tahan dengan perlakuan keluarga ini! Terutama kedua orang tua mu yang selalu membandingkan, menindas putrinya sendiri! " Seru (name) marah, teringat bagaimana perlakuan orangtua (name).

"Ayah dan ibu tidak pernah memperlakukan (name) secara kasar! (Name) merupakan kesayangan kami semua! "

"Lalu kenapa dalam ingatan (name) kalian menyiksanya? "

"Sihir Raja"

(Name) dan Naoto menoleh saat sebuah suara menginterupsi pembicaraan mereka, Count berdiri dengan raut wajah sedih.

"Apa maksud ayah? " Tanya Naoto.

"Saat (name) kecil dan kau berada di Akademi, aku dan ibu mu membawa adikmu ke hadapan Raja untuk memberikan salam secara langsung.  Raja meminta ku untuk membiarkan (name) tetap diruangan dan menyuruh ku dan ibumu menunggu diluar, awalnya aku tidak merasa curiga karena Raja saat itu dikabarkan menginginkan seorang putri... "

"... Namun setelah beberapa hari sejak kepulangan kami dari istana, (name) mulai bertindak tidak wajar. (Name) memukul dirinya sendiri, menangis, bahkan mencoba mencelakai pelayan. Kami membawa tabib bahkan utusan dewa dari segala penjuru kerajaan, tidak ada yang bisa menjelaskan dan menyembuhkan kondisi (name)..." Count memandang (name) sendu.

"...Ketika kami hampir menyerah seorang penyihir datang kepada ku dan menawarkan untuk memeriksa (name). Penyihir itu mengatakan jika adik mu disihir, sihir tingkat tinggi. Dan penyihir itu hanya bisa sedikit mengurangi dampak sihir, saat itu aku sadar bahwa Raja menyihir (name) untuk memegang kelemahan ku, Raja tau aku menyayangi putri ku lebih dari apapun"

(Name) tertegun mendengar penjelasan Count, jika benar apa yang dikatakan oleh Count maka (name) yang asli selama ini...

"Aku tidak pernah tidak menyayangi anak-anak ku, terutama putri bungsuku yang amat kutunggu tunggu kehadirannya ditengah kami."

Pria paruh baya itu menengadah, menatap langit berawan.
"Ternyata bunga kecil ayah pergi meninggalkan ayah, maafkan ayah mu ini yang tidak becus menjaga mu. Akhirnya kau bebas dari sihir kejam itu"

(Name) jatuh terduduk, gadis itu menahan tangisannya. Penderitaan yang dialami (name) asli merupakan ulah Raja, gadis itu tidak dapat membayangkan rasa penyesalan yang dibawa oleh (name) asli.

Naoto pun menangis dalam diam, fakta mengejutkan menghancurkan pertahanan pemuda itu dengan mudah. Adik kesayangan nya telah pergi, rasa penyesalan dan marah berkumpul dihati pemuda tersebut.

"Maafkan aku (name) " Bisik Naoto pelan.

Countess diberitahu hari itu juga, wanita paruh baya itu bahkan menangis histeris ketika mengetahui bahwa putri kecilnya sudah pergi dan menahan sakit selama ini.

(Name) merasakan hampa, kebenaran terungkap. Dirinya hanyalah orang asing yang kebetulan rohnya memasuki tubuh seorang gadis bangsawan.

Saat ini gadis itu tengah memandang langit malam yang dihiasi awan, menutupi bulan yang tengah bersinar.
"Masuklah, udara malam tidak baik bagi tubuhmu"

"Jika kau mengkhawatirkan tubuh adik mu, jangan khawatir. Aku akan menjaganya dengan baik "

"Apa maksud mu? Kau... "
"Aku hanyalah orang asing, yang kebetulan merasuki tubuh adik mu"

(Name) memotong perkataan Naoto, pemuda itu menghela nafas pelan dan perlahan mendekati (name).

Sebuah coat tersampir rapi ditubuh (name) disusul dengan sebuah pelukan hangat.

"Baik (name) yang dulu dan (name) yang sekarang, keduanya merupakan tetap adik kecil kesayangan ku. Jadi jangan pernah beranggapan bahwa kau orang asing, aku memang sedih mengetahui adik kecil ku yang selalu memanggil ku kakak dengan suara cempreng nya sekarang sudah tidak ada. Tapi aku akan semakin sedih jika aku juga kehilangan adik ku yang bersikap dewasa ini"

Naoto memeluk (name) cukup erat, melingkupi tubuh gadis yang lebih kecil dari tubuhnya.

Manik (name) berkaca-kaca, di dunia nya dulu dirinya tidak pernah memiliki sosok seorang kakak.
"Maafkan aku, kakak" Isakan tangis yang pelan menemani malam di keluarga Count saat itu.

Count dan Countess memeluk (name) saat gadis itu akhirnya mau masuk ke dalam mansion. Sama dengan perkataan Naoto tadi, gadis itu sudah dianggap sebagai keluarga disini.

"Ayah dan ibu menyanyangi mu, putri kedua ku, (name) "

"Aku juga kalian menyayangi kalian, Ayah, ibu, kakak"

Tbc

Udah lama ga update, jika ada yang reader kurang mengerti silahkan ditanyakan di kolom komentar. Miru akan menjelaskannya sebisa mungkin.

Yoasobi - Encore.

One Night Close To The DukeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang