Ganggu

143 30 20
                                    

Happy reading~

.

.

.

Kala itu, Ice yang barulah berusia 6 bulan ditemani Blaze yang baru genap 2 tahun. Keduanya hanya diam saling menatap dengan Ice yang ngempeng(?), sementara Blaze menonton kartun sambil minum susu dibotol.

Keduanya berada di atas kasur empuk dengan sisi kanan dan kiri yang diberi pembatas.

"Bles~ Ais~ kak Upan dataaanggg~~" seru Taufan yang masuk dengan sarung di lehernya, bagai superman.

"Ta Pan.. cucu?" tawar Blaze yang ditolak Taufan.

"Hihihi... Kakak udah tadi cama Empa~"

Blaze mengangguk dan kembali menonton. Taufan masih mengganggu Blaze, namun adik tengahnya itu lebih memilih nonton.

"Buuhh! Bles ndak acik!"

Blaze masih tetap minum susunya tanpa memperdulikan Taufan yang pindah posisi menatap adik bungsunya. Pembatas yang di sisi kiri tempat Ice berada sampai di turunkan oleh Taufan.

"...."

Ice menatap Taufan dengan mata bulatnya yang tak biasanya masih terbuka jam segini.

"Ais ndak bobo?"

"...."

"Ih! Ais bicaya dong!"

"...."

Kesal, Taufan melepas empeng Ice namun tangan Ice langsung menarik empengnya dan kembali menghisap empeng itu.

"Ihh! Ais ko' peyit!"

Taufan lagi lagi menarik, namun Ice tetap mempertahankan empengnya sampai tanpa sengaja menendang wajah Taufan.

"... Uuhh... Iks... Iks...."

Wajah Taufan memerah. Apalagi kaki kecil Ice mengenai mata kirinya.

"HUWEEEE!! MAMA!! HUWEEEE AIS NAKAL HUWEEEE!!!"

Blaze menatap polos Taufan yang lari keluar kamar sambil menangis. Dia menoleh menatap adik kecilnya yang kini sudah terlelap.

"Ais... Bobo...."

Diusap-usapnya kepala Ice, lalu tidur di samping Ice.

Mereka tak menyadari anak lain yang sejak tadi diam di sana memperhatikan. Anak yang tampak berusia 9-10 tahun dengan pakaian dominan merah. Tatapan datarnya sangat tak sesuai dengan topi bertelinga rubah yang dia pakai.

Sejak tadi, anak itu berada di sudut ruangan dengan sebuah beberapa buku dan pensil di tangan. Terdapat tirai tipis yang membatasi di sana.

"Nanti lapor ke Ayah," gumamnya sembari menyelimuti dua adik bungsunya. Setelah itu dinaikkan kembali pembatas kasur agar kedua adiknya tidak jatuh.

.

.

.

Fin~~

.

.

.


Fluff sesekali itu gemesin~~ ❤

The Colours of WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang