Flashback

2.1K 222 5
                                    

Ten dan Winwin saat ini sedang berada di kafe tempat Taeyong bekerja. Sepertinya Ten sangat penasaran akan cerita Taeyong sehingga ia datang bahkan sebelum jam makan siang.

"Kau bekerja sebagai pelayan disini Yongie?"

"Iya Ten, ayo duduk dulu. Kalian ingin memesan apa?"

"Aku ingin ice vanila latte"

"Kau ingin pesan apa Winnie?"

"Aku samakan dengan Ten saja"

"Baiklah, kalian tunggu disini ya aku ingin izin pada atasan ku sebentar"

Taeyong pun menjumpai Krystal yang kebetulan memang sedang berada di caffe.

"Noona apakah Yongie boleh izin mengobrol sebentar dengan teman-teman Yongie?"

"Tentu saja boleh kau tidak perlu sungkan kalau ingin mengobrol silahkan saja"

"Ah aku tidak enak noona dengan karyawan yang lain makanya aku ingin izin terlebih dahulu"

"Sudah tidak masalah Yongie, untuk adik ipar pasti tidak masalah bagiku"

Taeyong terkejut mendengar kata 'Adik ipar' yang di ucapkan Krystal. Seolah paham dengan reaksi Taeyong, Krystal hanya tersenyum saja melihatnya.

"Sudah sudah sana katanya kau ingin mengobrol dengan teman-temanmu"

"Ah iya, terima kasih Noona"

Taeyong pun duduk kembali di meja Ten dan Winwin tadi setelah sebelumnya menyampaikan pesanan mereka.

"Ayo ceritakan semuanya Yongie"

Taeyong tertawa melihat Ten yang begitu antusias ingin mendengar ceritanya. "Iya Tennie akan ku ceritakan semuanya tapi aku bingung harus cerita darimana"

"Ceritakan semuanya dari awal"

Taeyong pun menceritakan semua kejadian 3 tahun yang lalu mulai dari kejadian malam itu hingga hadirnya Mark di hidup Taeyong. Taeyong berusaha untuk tidak menangis saat bercerita, Namun ketika menceritakan betapa susah dan kesepiannya Taeyong saat mengandung Mark ia tak sanggup menahan laju air matanya. Karena baginya itu adalah titik terberat dalam hidupnya. Bagaimana ia harus bertahan hidup sendirian mengandung Mark tanpa bantuan siapapun, bekerja seharian untuk memenuhi kebutuhannya semua ia lakukan sendiri. Bahkan dulu ia pernah hampir kehilangan Mark karena kelelahan dan stress berkepanjangan. Tapi Taeyong sangat bersyukur karena Mark tetap bertahan bahkan tumbuh dengan sehat hingga sekarang.

"Kau pernah hampir keguguran?" Tanya Winwin

"Iya Winnie tetapi beruntungnya Mark tetap bisa bertahan bahkan ia tumbuh dengan sehat hingga kini. Aku sangat bersyukur akan hal itu. Seandainya aku kehilangan Mark saat itu mungkin aku tidak akan berada disini bersama kalian"

"Lalu apa kau tidak pernah menjumpai orang tuamu lagi Yongie?" Tanya Ten

"Mungkin terakhir aku bertemu orang tuaku sekitar setahun yang lalu ketika Mark sakit. Saat itu aku terkendala dengan biaya rumah sakit Mark dan aku tidak tau harus meminta bantuan pada siapa. Akhirnya aku mencoba meminta bantuan pada orang tuaku. Namun ketika sampai di rumah aku malah di usir oleh Appa" 

"Lalu mengapa kau tidak mencoba meminta bantuan padaku Yongie?"

"Itu tidak mungkin Tennie. Aku bahkan sudah tidak bertemu denganmu selama 2 tahun tidak mungkin tiba-tiba aku datang menemuimu untuk meminta bantuan"

"Yasudah aku ganti pertanyaanku, mengapa kau tidak menceritakan ini padaku dari awal? Mengapa kau tiba-tiba tidak bisa ku hubungi sama sekali saat itu? Apa aku tidak sepenting itu untukmu Yongie? Kau tau aku bahkan hampir gila karena mencari kabarmu selama 3 tahun ini bahkan ketika aku mencarimu ke rumah orang tuamu aku tidak mendapatkan informasi apapun sesulit itu untuk mencarimu selama 3 tahun belakangan ini"

SINCERA [Jaeyong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang