ꔷmineꔷ

512 74 7
                                    

Happy Reading-!



"Izana, bisa bertemu malam ini?" [Name] mengatakan itu, saat ini dirinya berada di rooftop sekolah sembari memandang lalu lalang jalanan di bawah. Dengan lampu-lampu yang sudah menyala.

Hari memang sudah petang, sedangkan [Name] masih setia berdiri disana seolah tak peduli dengan dingin yang akan menyergapnya. "Kau baik-baik saja?" bukan menjawab tapi Izana malah balik bertanya.

[Name] tersenyum tipis ketika mendengar pertanyaan Izana yang tersirat kekhawatira pada getar suara laki-laki itu. "Yaa, aku baik-baik saja. Jika kau tak bisa datang itu bukan ma-"

Belum sempat [Name] berkata, Izana sudah memotong kalimatnya. "Aku bisa, 10 menit lagi aku datang," setelah Izana mengucapkan itu. [Name] mendengar panggilan telah di putus secara sepihak, dan gadis itu hanya bisa menghela nafas. Pasalnya itu salah satu adalah kebiasaan Izana.

Gadis itu memilih duduk sembari memainkan game di ponselnya, melepas kebosanan sebelum Izana datang. Dan benar, Izana datang tepat saat 10 menit yang ia janjikan.

"Kau tepat waktu, seperti biasanya Izana-kun." Ucap [Name] saat melihat Izana tengah berjalan ke arahnya setelah menutup pintu rooftop. "Tentu," jawab laki-laki itu singkat saat sudah berada di depan [Name].

"Sebenarnya apa yang kau lakukan di-"

Izana mundur selangkah, nyaris jatuh jika ia tidak segera menjaga keseimbangan. Bahkan raut terkejut terpampang jelas di wajahnya, ketika gadisnya tiba-tiba memeluknya begitu erat.

Izana membalas pelukan itu, tangan satunya mengusap surai indah [Name] yang tergerai. Lantas mengecup singkat pucuk kepala [Name] dengan lembut.

Sebelum kemudian memeluk [Name] kembali, memberikan segala kehangatan yang ia punya untuk sang pemilik hatinya. Setelah merasa cukup, [Name] melepas pelukannya kepada Izana dan menatap lekat wajah tampan itu.

Tatapan Izana masih sama, raut wajahnya, caranya memperlakukan dirinya dan sebesar apa rasa yang diberikan laki-laki itu untuknya. Dan dengan bodohnya [Name] sempat meragukan semua itu, hal yang seharusnya tak terselip di hatinya.

Tanpa sadar, kedua iris indah itu terlihat berkaca-kaca. Izana dapat melihatnya dengan jelas, air mata yang menggenang di pelupuk mata gadisnya.

"Nee [Name]..." Izana mengusap lembut pipi [Name] dan menatap dengan khawatir. Sepersekon detik kemudian, gadis itu memeluk Izana lagi dengan tiba-tiba. Membuat laki-laki itu terjatuh dengan posisi terlentang.

[Name] terisak disana, membenamkan wajahnya di dada bidang milik Izana. Laki-laki itu tersenyum sendu dengan tangan yang memeluk gadis itu, sembari mengelus belakang kepala sang empu yang tengah terisak pilu.

Hingga beberapa menit berlalu, dan [Name] sudah lebih tenang. Ia sedikit mengangkat tubuhnya, agar tidak menindih laki-laki itu lebih lama. Wajah memerah, dengan mata yang sebab dan jangan lupakan bagaimana rambut yang sedikit berantakan itu tertiup angin dengan lembut, membuat Izana tersenyum tipis.

Laki-laki itu hendak mengeluarkan suara, akan tetapi benda kenyal sudah menyentuh bibirnya. [Name] memejamkan kelopak matanya, dan semakin melumat kasar bibir Izana. Membuat laki-laki itu terdiam, dengan jantung yang berdebar.

Beberapa menit, [Name] melepaskan ciumannya akan tetapi kembali mencium Izana lagi dengan sedikit brutal. Dan lidahnya berhasil menerobos pertahanan laki-laki itu, mengabsen gigi dan lainnya dengan lumatan yang kian dalam.

Izana hanya terdiam, bahkan saat [Name] melepaskan ia dari kukungan. Nafas yang memburu, dan sedikit keringat yang menetes di dahi keduanya. [Name] menatap Izana dengan senyum manis, membuat ia semakin bingung pada gadisnya.

"Kau milikku, Izana"

Tbc

-ghea

BRING YOU || Izana Kurokawa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang