asisten

352 60 1
                                    


Happy Reading-!



Izana segera memalingkan wajahnya, dengan semburat merah pada pipinya yang membuat [Name] tertawa kecil setelahnya. "Nande nande, Izana-kun?" tanya [Name] dengan nada mengejek.

"Izana, pipimu memerah loh"

"Urusai!" kesal Izana dengan masih memalingkan wajahnya. Membuat tawa [Name] semakin renyah dan Izana gemas dibuatnya, di rengkuhnya tubuh mungil [Name] dengan erat kemudian mengecup singkat pucuk kepala [Name] membuat sang empu mendapatkan karma nya, dan wajahnya memerah dan panas seolah sampai telinga.

Skip

Mereka berdua berjalan beriringan, sembari beberapa kali [Name] melontarkan candaan. Dan Izana sendiri menjawab sekenanya.

"Ne, Izana besok aku akan ke markas Touman. Menurutmu aku harus bersikap bagaimana?" tanya [Name] tanpa mengalihkan pandangannya pada dermaga yang berada di sisi kirinya. Pantulan bulan terlihat indah disana membuatnya tersenyum tipis.

Dan karena Izana tak kunjung menjawab, akhirnya ia menoleh ke arah Izana. Dan sedikit terkejut saat mengetahui kalau Izana memandanginya dengan lembut sedari tadi.

"ah sial, aku malah salting sendiri" batinnya dengan degub jantung yang cepat.

Izana tahu kalau [Name] gugup di buatnya, dalam hatinya ia begitu senang sebelum kemudian menjawab pertanyaan kekasihnya.
"Bersikap seperti [Name] pada biasanya," jawabnya.

"Memang aku sikapnya seperti apa?"

"Sembrono, ceroboh, cerewet, galak, cengeng, manja--humphh," Izana di bekap begitu saja oleh [Name], ia menatap tajam sang empu sebelum kemudian melepaskan tangannya. Tetapi Izana malah memegang tangannya dengan cepat.

"Apa?!" tanyanya ketus.

"Tapi meskipun begitu, kau satu-satunya orang yang berada disisi ku tanpa keraguan. Satu-satunya orang yang memberiku banyak kasih sayang dan cinta, [Name]. Tidak peduli meski apapun itu, selama bukan kemauanmu untuk pergi...aku akan tetap menggenggam mu dengan erat." Dua pasang mata itu bertemu, saling mengunci pada sepi nya malam.

Dan [Name] menemukan hal yang sangat ia benci dalam tatapan Izana, yaitu tatapan dimana ia seperti menyerah pada sesuatu.

"Mana mungkin aku pergi darimu, aku tidak akan mengulangi kesalahan yang sama Izana. Setelah di beri kesempatan kedua, aku akan selalu dalam dekapmu dan tak mengizinkan siapapun menyakiti hatimu."

Dan kejadian malam itu masih teringat jelas dalam kepala [Name] bahkan saat pembelajaran ia sedikit tak fokus karena terlalu memikirkan Izana. Pagi tadi, Izana tak menjemputnya seperti biasa bahkan ia tak mengirimkan pesan apapun sampai siang hari ini.

Hal itu membuat [Name] segera menemuinya, tapi apa boleh buat. Hari ini ia akan ke markas Touman bersama Takemichi. Oh iya satu hal lagi, [Name] dan Takemichi itu bukan teman. Saat di tanya Mikey ia hanya mengangguk agar dapat lebih mudah masuk. Dan Takemichi sendiri tampak tertekan karena di suruh ke markas dan membawa [Name] yang katanya temannya. Padahal, Takemichi tak mengenalnya sama sekali.

Tak lama kemudian pembelajaran berakhir, [Name] meregangkan otot nya yang kaku setelahnya membereskan meja nya. Lalu bersama Takemichi ia keluar dari sekolah, dan berniat langsung ke markas Touman.

Jika saja ia tak melihat Izana tengah bersandar pada pohon di depan tembok pembatas sekolah, dengan earphone yang bertengger manis di telinganya.

Karena musim semi, bunga sakura berterbangan membuat rambut perak Izana bergoyang pelan di terpa angin. [Name] terdiam di tempatnya, di antara lalu lalang murid lain. Kedua netranya hanya tertuju pada Izana, dan tak menyadari Takemichi memanggil-manggil dirinya sedari tadi.

[Name] menoleh kepada Takemichi dan berbicara singkat, tapi saat melihat kembali ke arah Izana tadi berada, yang [Name] lihat tidak ada siapapun disana.

Dan ia memilih untuk mengikuti Takemichi dan berniat bertanya langsung pada Izana nanti, dan saat ia berada di markas Touman. [Name] sangat gugup apa lagi di tatap intens oleh anggota lain, tapi ia masih mempertahan wajah datarnya meski itu sirna saat Mikey dan Draken berada tepat di hadapannya.

"Baiklah, kuberitahukan semuanya pada kalian! Bahwa hari Ini Yukino [Name] akan menjadi asistenku! Dan berada di bawah perlindunganku!" Mikey mengumumkan itu tanpa ragu dan entah kenapa ia merasakan hal buruk.

"Mikey akan menjagamu, dan kau tidak akan terluka nantinya."

"Hei [Name], tatap mataku. Apakah aku punya keraguan untukmu? Apa kau pikir aku membuangmu dengan alasan untuk melindungimu? Tentu tidak, kumohon percayalah padaku."

"Kalau nanti aku bukan diriku, tolong ya. Jangan tinggalkan aku dan bawa aku kembali padamu."

Entahlah [Name] juga tidak tahu tapi hatinya bergetar sama saat Izana kehilangan nyawa karenanya, kenapa? Dan [Name] telah bersumpah untuk membawa Izana kembali padanya nanti.

Tbc
maaf ya lambat up
jangan lupa voment, biar saya semangat up nya

-ghea

BRING YOU || Izana Kurokawa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang