11. Scaredy Snow (3)

61 20 2
                                    

°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°

“Untuk kesekian kalinya, buat dirimu setenang mungkin. Lalu buatlah patung emas terkuatku hancur,”

Fajar kedua telah bersinar, Minju langsung berkutik dengan aura dan sihirnya setelah bangun lebih awal. Ia tak sempat untuk mandi, saking berambisinya. Jadi saat ini dirinya hanya dibantu oleh dua potong sandwich sebagai energi tambahannya.

Mari kita fokus pada suasana ini. Patung emas buatan Bada telah berdiri di hadapan Minju. Patung itu berbentuk kadal. Sekarang, konsentrasi Minju adalah bagaimana caranya ia membuat patung itu terbelah.

“Ups, tenanglah~” Sahut Bada tiba-tiba saat dahi Minju mulai berkerut. Itu tanda bahwa ia hampir kehilangan konsentrasinya. “Tenangkan sukma dan pikiranmu, sayang~”

Tak lama kemudian, mata Minju terbuka. Kedua tangannya bergerak ke depan dan sebuah tombak raksasa muncul di atas telapak tangan gadis itu. Tanpa berlama-lama, dilemparlah tombak es itu ke arah patung emas. Sesuai ekspetasi, patung akhirnya terbelah. Bahkan, kondisi patung itu bisa dibilang nyaris hancur berkeping-keping.

Sakura melihat semua kejadian itu dari balkonnya, dengan tatapan bangga pada adiknya itu. Sesekali ia mengelus lengan nya yang berbalut perban putih.

“Ingin sepotong sandwich?” Hyewon datang dari belakangnya, nampaknya ia masuk ke kamar Sakura tanpa mengetuk.

Sakura menoleh, sedikit terkejut. “Tentu saja aku mau.”

Kedua gadis itu memperhatikan Minju bersama, sembari mengambil gigitan pada sandwich mereka. Setelah bosan, Hyewon menatap pemandangan sekeliling halaman rumah, sebelum akhirnya ia terfokus pada perban yang terbalut di lengan kakaknya itu. “Apa kau tidak berniat melepaskan benda putih itu?”

Gadis yang diajak bicara menoleh, lantas melihat media yang menjadi topik utama pembicaraan. Kemudian, Sakura menatap Hyewon setelah akhirnya menggeleng pelan.

“Aku belum berani membukanya. Entahlah, ibu yang menyuruhku untuk menutupnya.” Balas Sakura seadanya. Membuat Hyewon mengernyit, “Tahun-tahun telah berlalu dan kau tidak ingin membukanya? Kenapa?”

Sakura menggeleng lagi. “Ibu bilang, aku harus membukanya di saat yang tepat. Jika aku sembarangan menbukanya, akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.”

“Aku tahu soal itu. Bahkan aku sendiri tak percaya saat ibu mengatakan itu hanyalah luka biasa. Ia membohongi kita dengan sangat pintar,” Ujar Hyewon lagi. Perlu kalian tahu, kalimat terakhirnya hanya sebagai candaan semata. Sakura mengendikkan bahu sebagai respon, tidak tahu lagi ingin menjawab apa.

....
Siang mulai terik, namun itu tidak membuat patah semangat. Bahkan sekarang ia bisa menciptakan sebuah serangan mengerikan dengan aura nya. Hujan es runcing yang deras, longsor salju raksasa, hingga tornado salju yang membuat semua benda yang disedot menjadi beku. Bada dan yang lain pun hampir kewalahan dengan kekuatan Minju yang satu ini.

Swan World ; The Colors Are MagicalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang