Page 3: Unspoken Words

416 123 6
                                    

Welcome to 3-A © Fukuyama12

Coming of Age (Friendship, Family)

.

Page 3 Unspoken Words

.

"Kau benar-benar yakin ini bukan tempat yang salah?"

Sophia dan Blue menatap aneh pada rumah di depannya, lalu kembali menatap Sky. Sophia menggeleng dan menjawab, "Tidak, kok. Kita memang mau kesini."

"Kalian bilang mau pergi ke rumah kita, kupikir itu markas biasa yang bentuknya seperti rumah pohon begitu! Ternyata memang benar-benar rumah, ya?"

Blue dan Sophia tertawa. "Dari tadi kan kita juga sudah bilang kalau ini 'rumah'!"

"Iya, aku tahu, tapi—" Sky kehilangan kata-katanya dan terus mengekori Blue dan Sophia memasuki rumah. Ia mendadak berhenti dan bertanya, "Tunggu, jangan bilang rumah ini dibelikan oleh Mr. Oliver?"

"Iya, seperti yang kubilang, Sky! Oh, tapi kalau kamu mau rumah pohon, mungkin kamu bisa langsung katakan saja ke Mr. Oliver. Kalau kamu beruntung, mungkin keinginanmu akan terkabul!" Blue tertawa dan membuka gerbang.

Sky mematung, sementara dua gadis di depannya tertawa lebar. "Kalian serius?"

"Ratusan rius deh, Sky!" Sophia menarik tangan Sky dan mengajaknya masuk.

Blue dan Sophia menyiapkan kartu mereka, lalu masuk ke dalam rumah setelah kembali mengkonfirmasi identitas mereka.

"Sky belum punya kartu, ya?" Blue menoleh pada pergelangan tangan Sky yang kosong. "Oh, sepertinya jam pintarnya juga belum. Akan kubuatkan, deh!"

"Oh, terima kasih, Blue!" sebagai perwakilan, Sophia mengatakan hal itu pada Blue.

"Jam tangan apa lagi?" Sky semakin tidak paham dengan apa yang sedang dibicarakan oleh dua gadis di hadapannya.

Sophia dan Blue sama-sama menunjukkan jam pintar yang masing-masing berwarna biru dan jingga yang lembut.

"Kalian kembaran?"

"Bukan hanya kami, tapi juga anak di kelas kita. Dan kamu juga akan segera mendapatkannya," jelas Blue.

"Wah, itu keren! Aku akan sangat menantikannya!"

Mereka kembali melangkah masuk, melewati ruang tamu. Sophia melirik pada kakaknya yang tidak bisa melepaskan pandangannya dari interior yang ada di ruang tamu.

Suara gemerincing lonceng berhasil membuyarkan lamunan Sky. Matanya melebar dan ia hampir saja melompat karena terkejut melihat makhluk besar di dekatnya, yang menatapnya dengan mata emasnya yang bulat.

"Ma–makhluk besar dan lucu apa ini!"

Sophia tertawa. Ia banyak melihat ekspresi lucu kakanya haari ini. "Ini Maico yang harus diberi makan!"

"Ma–maico! Namamu Maico? Gila, apa ini kucing sungguhan? Dia bukan robot, kan?! Kenapa tubuhnya bisa sebesar ini?!"

"Ini asli, kok! DIa kucing berjenis maine coon—karena itulah namanya MaiCo, Sive yang memintanya pada Mr. Oliver tahun lalu," jawab Blue. Ia sudah duduk di atas boneka anjing raksasa dan membuka ranselnya, mengambil laptop miliknya.

"Meminta?!" Sky menjerit tidak percaya.

"Benar, bukankah sudah kukatakan? Kau bisa minta apa pun kepada Mr. Oliver!" sahut Blue.

Suara kaleng besi yang dibuka membuat kucing di depan Sky menggerakkan telinganya. Ia menoleh pada ruang tengah, lalu berlari meninggalkan Sky tanpa aba-aba, menimbulkan suara gemerincing dari lonceng di lehernya. Ada Sophia yang sedang memberi makan kucing itu.

Welcome to 3-A (part 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang