Page 5: Escape from a Bad Mood

294 84 8
                                    

Welcome to 3-A © Fukuyama12

Coming of Age (Friendship, Family)

.

Page 5 Escape form a Bad Mood

.

Perasaan gadis itu sudah tidak enak sejak ia duduk di bangkunya. Meski Sky terus mengajaknya berbicara tentang Evgenia Armanovna—pemain ice skating asal Rusia, yang kemarin mereka lihat di televisi—tentang betapa indahnya gerakan wanita itu saat meluncur di atas es, Sophia tetap tidak bisa mengabaikan suasana kelas yang aneh.

Pagi ini, kelas terasa sepi, padahal hanya si kembar dan Blue saja yang belum datang. Namun, tidak ada kebisingan yang biasa Sophia dengar di pagi hari, bahkan Zelts yang biasa berisik pun hanya terdiam menatap danau yang ada jauh di luar sana.

Saat Sophia menoleh ke kanan, Raven tampak tenang dengan membaca bukunya. Dia memang selalu diam, tetapi diam yang ia lakukan terasa tidak seperti biasanya. Jika seperti itu, Sophia tidak akan berani untuk mendekatinya.

Azure yang ada di belakang Raven pun sibuk mengerjakan sesuatu di bukunya, berulang kali menghapus dan menulis ulang. Kegiatan yang dilakukan oleh Azure, sama seperti yang dilakukan oleh Aida. Mungkin itu tugas dari tempat kursus mereka.

'Apa hari ini ada tugas rumah yang kulupakan?' batin Sophia dengan alisnya yang terlipat.

Kniga terlihat sibuk dengan buku sketsanya, menggambar dengan raut wajah yang masam, seolah-olah sedang meluapkan amarah pada kertas yang tidak bisa berbicara.

Sage sedang duduk sembari menopang dagu, menatap kosong pada papan tulis bersih, dan penyuara kuping terpasang di telinganya. Sophia bisa melihatnya menarik napas panjang beberapa kali.

"Dia terlihat lebih menyedihkan dari biasanya—ah!"

Sophia dengan cepat menutup mulutnya saat menyadari jika ia sedang menyuarakan isi hatinya.

"Ada apa?" Sky bertanya, lalu menoleh ke arah teman-teman sekelasnya, arah di mana Sophia sibuk menatap.

Gadis itu menggeleng dan menjawab, "Bukan apa-apa, kok."

Sayangnya, Sky selalu bisa membaca Sophia dengan mudahnya. Gadis itu seperti buku fabel bacaan anak balita bagi Sky—dan sebenarnya Sophia juga merasakan hal itu pada Sky. Ia memajukan badannya dan menutup mulutnya, lalu berbisik, "Apa kelas ini selalu seperti ini?"

Sophia menatap langit-langit kelas, mencoba mengingat keseharian yang ia lakukan selama di kelas A.

"Tidak, sih. Tapi dulu saat aku pertama kali kemari mereka juga diam seperti ini, meski sepertinya diam karena penyebab yang berbeda."

Jika ditanya siapa yang terlihat normal, maka Sophia dengan mudah akan menunjuk ke arah Sive. Ia bisa menebak jika pemuda itu sedang bermain dengan mainannya tanpa perlu melihatnya.

Kali ini Sive terlihat membawa mainan yang belum pernah Sophia lihat sebelumnya, mainan berbentuk silinder kecil dan pendek yang dimainkan dengan cara menempelkan ujung-ujungnya yang bermagnet untuk merangkai sesuatu.

'Satu-satunya yang berotak dingin dalam keadaan apa pun memang Sive,' batin Sophia.

"Selamat pagi."

Zwart dan Argia masuk dan mengucapkan salam bersamaan, tidak ada semangat di sana, lalu duduk kembali ke tempatnya masing-masing.

Tak lama kemudian, Blue membuka pintu kelas dengan keras, mengucapkan salam dengan kencang. Itu adalah salam paling ceria yang sudah Sophia dengar hari ini.

Namun, baru beberapa langkah, Blue terhenti, "Woah, suasana kelasnya benar-benar jelek!"

Sophia membungkam, padahal ia sudah berusaha untuk memendam apa yang ia rasakan, tetapi Blue justru datang dengan mengucapkan kalimat itu tanpa beban, masuk ke dalam kelas dan bersenandung selama perjalanan menuju tempat duduknya.

Welcome to 3-A (part 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang