09

2.7K 483 39
                                    

"Sudah lama ya, ibu" Jemari lentik ku mengusap lembut sebuah wajah di album foto handphone yang sudah lama tersimpan. Tak disangka, setitik air dari netra kelam milik ku lolos menetes membasahi kedua pipi

Kenangan demi kenangan teringat kembali, sayangnya hanya sedikit kenangan indah yang kuingat saat menemani ibu selama dirumah sakit

"Ibu! Nanti saat ulang tahun ku tiba, ibu harus sudah sembuh ya! Nanti kita main sama-sama!" Gadis kecil naif berambut hitam terlihat sedang duduk di samping ranjang wanita yang terlihat sangat lemah, di sekitarnya banyak alat medis berukuran sedang berbunyi

"Iya, nanti kita pergi ke toko kue oke?" Tangan si wanita dewasa yang tersambung dengan infusan itu mengelus surai anaknya lembut sembari tersenyum ramah

"Janji ya!" Seru sang gadis memajukan jari kelingking

"Tentu, ibu janji akan selalu ada di samping (Name)" Wanita yang ia panggil ibu ikut menautkan jari kelingking, keduanya tersenyum menunggu hari yang di tunggu. Tanpa mereka ketahui kalau hari berbahagia itu tidak akan pernah datang

Kenapa? Kenapa ibu pergi begitu saja, mana janji yang pernah ibu bilang? Ibu tau kan kalau mengingkari janji itu perbuatan buruk, tapi kenapa ibu tidak menepati janji untuk tetap hidup?

Sekarang aku hanya hidup berdua bersama ayah. Tapi terlewat satu hari setelah pemakaman kematian ibu, ayah menikah lagi. Ibu tau tidak? Ternyata selama ibu dirawat, ayah memiliki wanita lain. Ayah kejam ya bu? Bahkan dia meninggalkan ku dan memilih memulai kehidupan baru bersama wanita yang dia kenal belum lama itu

Akhirnya aku dirawat oleh nenek, dan kami menjalani kehidupan yang lebih baik. Oh iya, sekarang aku jago berkelahi loh bu. Aku bisa mengalahkan banyak preman sendirian dengan tangan kosong, jadi aku bisa melindungi nenek dan ibu tidak perlu mengkhawatirkan ku. Aku kan anak perempuan pertama, jadi biar aku yang melakukan semuanya

Ternyata dunia jahat ya bu? Apa seharusnya aku memang tidak di izinkan lahir? Bahkan kematian ku berujung tidak masuk akal, seharusnya sekarang aku sudah bertemu ibu lagi. Tapi aku malah terdampar disini

"Ibu... Sekarang aku harus apa?" Genggaman ku pada handphone semakin menguat, air mata ku mengalir deras membasahi bantal yang menjadi sandaran ku

Berawal dari tidak bisa tidur dan memutuskan untuk membuka handphone melihat foto-foto lama, ujung-ujungnya aku menangis karna tidak sengaja menemukan foto dimana aku masih berumur 13 tahun sedang menemani ibu dirawat

Dasar (Name) bego, demen banget nyari penyakit. Udah cengeng, sok-sokan kuat pula

"Sudah ah! Ayo dong semangat! Kamu kan badut!" Aku bangkit dari kasur sambil mengangkat kedua tangan. Tidak ada gunanya memikirkan masa lalu, sekarang aku harus cari cara agar bisa kembali ke dunia ku semula

Itu juga kalau tubuh ku yang berada disana masih ada, lah kalau udah di kubur? Aku udah nyatu sama tanah dong?? Kek singkong

"Ibu jemput aku dong!" Aku berteriak tidak jelas. Frustasi men, masalah sendiri aja belom kelar lah ini harus ngebantu Takemicchi

"Laper... Cari makan ah" Aku mengambil jaket dari dalam lemari dan berjalan ke pintu depan

Masih belum terlalu malam, pasti masih ada banyak kedai makanan yang buka

***

"Satu lagi ya pak!"

"Astaga ini sudah mangkuk kelima! Kau masih anak-anak tapi nafsu makan mu seperti monster!" Seru pria paruh baya yang melayani pesanan ku

Ya maap, abisnya semua makanan disini enak-enak. Mana mungkin aku melewatkannya

Tidak mungkin aku mengatakan itu, jadi aku hanya membalas perkataan pria itu dengan tawa tanpa dosa. Baginya aku ini hanyalah anak kecil, jadi sekalian saja aku bersikap seperti anak kecil sungguhan

𝐡𝐚𝐥𝐬𝐢𝐞𝐧 || ᴛᴏᴋʏᴏ ʀᴇᴠᴇɴɢᴇʀꜱTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang