Chapter 13

1.7K 167 1
                                    

Please appreciate it by pressing the vote button. Thankyou
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Harry datang membawa 2 gelas Starbucks. Tapi yang satu lagi bukan Frappuccino. Kurasa itu Hot Chocolate atau Coffee?

"Hey, babe. Lama menunggu?" Ia menyodorkan minumanku.

"Terimakasih,"aku tersenyum padanya dan mengaduk minumanku. Kali ini tulisan yang tertulis adalah Styles. Aku pikir akan ada tulisan lagi atau...

"Kau memikirkan apa?" Harry membuyarkanku dari khayalanku yang tinggi ini. Mungkin ini efek aku sering membaca fanfic saat masih kecil? Mungkin.

"Tidak memikirkan apa-apa," aku meminumnya. Rasanya masih sama seperti dulu.

"Kau tahu? Kau sangat payah dalam berbohong," ia menyeruput minumannya.

"Kau minum apa?" Aku mencoba mengalihkan topik pembicaraan.

"Hot Chocolate. Kau mau?" Ia menyodorkan minumannya. Aku menggeleng.

"Tidak, terimakasih,"

"Dan kau juga tahu? Kalau kau sangat pandai mengalihkan pembicaraan,"

Ayolah, Harry.

"Kalau kau tidak memberitahuku, mungkin aku tidak tahu," aku mengangkat bahu.

"Kau cantik ya,"

Seketika 3 kata itu membuatku melayang-layang diudara dan perutku dipenuhi bunga-bunga yang beterbangan. Bagaimana bisa ia menyihirku dengan 3 kata pujiannya itu? Sekarang aku tahu kenapa ia dulu disebut womanizer.

Aku merasa pipiku memerah, terlebih saat ia mengusap pipiku dan menciumku pelan. Ciumannya lembut, dan terasa coklat dibibirnya.

"Harry," aku berbisik pelan melepaskan ciumannya.

"Kenapa? Ada yang salah?"

"Ini di muka umum," aku menengok kanan kiriku. Harry tersenyum malu. Pipinya memerah.

"Kalau begitu di rumah kau milikku, oke?" Ia memberi tatapan penggodanya itu.

"Anne dan Gem dimana?" Aku mencoba mencairkan suasana.

"Hotel. Aku sudah bilang pada mereka ada acara denganmu. Kenapa?"

"Acara apa?"

"Ini,"

Ini?

Harry menyadari kebingunganku dan langsung menjawabnya. "Aku ingin ada hari kosong hanya denganmu. Kau tahu, kemarin-kemarin aku disibukkan oleh checksound dan sejenisnya. Dan hari ini, aku dapat jatah libur dan aku tidak mau siapapun mengganggunya. Termasuk Mom dan Gemma,"

"Tapi mereka kan keluargamu,"

"Mereka juga mau kok. Kan Mom juga ingin cucu dan Gem ingin keponakan,"

Kembali lagi membahas itu. Anak. Cucu. Keponakan. Aku dan ia baru menikah beberapa hari/minggu dan mereka sudah memaksa?

"Bisa kita pergi darisini?" Moodku mulai tidak enak. Aku ingin berada di rumah dan mengunci diriku sendiri.

"Ada apa? Apa ada yang salah? Apa aku mengucapkan kata-kata yang salah?" Harry terlihat sangat khawatir. Sisi pencemasnya selalu muncul saat aku dalam keadaan seperti ini.

"Tidak. Bawa aku pulang," aku berdiri dan mengambil tasku.

"Kau yakin kau baik-baik saja?" Ia tetap memaksaku menjawabnya. Dan kini sisi keras kepalanya yang muncul.

"Bawa aku pulang atau aku pulang sendiri," aku mencoba tenang.

"Okeoke. Ayo pulang,"

Uninvited Guest (harrystyles)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang