"Pa-papa..."
Haera langsung berlari dan memeluk Minho, begitu pun Minho langsung memeluk Haera erat.
"Im back baby," ujar Minho.
"Miss u dad"
Disaat semua orang menyalahkan nya, tetapi sosok Minho tetap berdiri didepan putri nya berusaha untuk bisa melindungi sebisa dia.
"Haera? Kamu ikut papa pergi dari negara ini ya"
Haera menatap Minho.
"Apa aku harus lari dari banyak nya kekacauan yang aku perbuat? Mama selalu marah kalau aku buat kekacauan dikamar waktu aku kecil, dan dia selalu suruh aku beresin itu semua agar aku terhindar dari pukulan dan cacian dia, maka itu yang harus aku lakuin sekarang, aku harus beresin semua kekacauan ini agar aku bisa hidup atau mati dengan tenang, aku gak mau jadi pecundang dan hidup dipelarian sampai aku mati nanti." Ujar Haera disusuli air mata yang mengalir dari ujung mata nya.
Minho kembali mendekap erat putri nya itu, tak sanggup dia melihat rapuh nya Haera.
"Andai aku gak iri sama Eunbi, andai aku hidup jadi diri aku sendiri, andai papa gak nemenin aku malam itu, andai aku gak buat persaudaraan Jeno berantakan, andaii-andaiiii..."
"Ssstttt, jangan dilanjutin lagi"
Minho menghapus air mata Haera, menarik kedua ujung bibir Haera hingga membentuk sebuah senyuman.
"Hadapi dengan senyuman manis kamu, orang akan pandang kamu lemah ketika air mata kamu jatuh didepan mereka."
Haera tersenyum, pandangan nya perlahan menjadi buram dan yang terakhir didengarnya adalah suara teriakan Minho.
●●●●●●
Irene duduk bersama Eunbi diteras rumah mereka, keheningan menimpah kedua nya, mereka hanyut dalam pikiran masing-masing.
"Mami? Kenapa mami benci Haera?"
Irene langsung menoleh kearah Eunbi, yang menatap lurus kedepan.
"Kenapa kamu tiba-tiba tanya kek gitu sih? Bukan nya kamu tau apa sebab nya?"
"Bahkan sebelum kejadian itu, dan belum tentu kejadian itu seperti yang mami pikirkan bukan?" Eunbi menatap balik Irene.
Irene terdiam.
"Sedari kecil mami selalu membeda-bedakan kita mau dari segi apapun itu, mami selalu jahatin Haera! Dia punya salah apa sih sama mami! Kok mami sejahat itu!"
Irene langsung masuk kedalam rumah, tanpa menjawab pertanyaan Eunbi.
"Mami!"
Irene keluar dari dalam rumah, sambil membawa sebuah kotak kecil dan memberikan nya pada Eunbi.
"Kamu mau tau kan kenapa mami benci sama Haera? Lihat isi kotak itu."
Eunbi langsung membuka kotak kecil itu, sebuah liontin, sepasang sepatu bayi, dan foto.
"What? Ini apa? Kok foto tante Yena sama papa?"
"Itu mama kandung Haera, dan pertanyaan kamu kenapa mami benci Haera?! Karena dia anak dari hasil perselingkuhan papa kamu dan Yena! Yang buat mami lebih benci Haera, karena dia lahir mirip sama kamu, dan lahir dihari dan jam yang sama, oma kamu maksa mami buat nerima Haera sebagai kembaran kamu, karena saat melahirkan Haera Yena meninggal."
"Mami..."
"Hancur hati mami saat dipaksa menerima kehadiran Haera, apalagi dengan sifat papa kamu yang selalu membandingkan mami dan Yena! Kata-kata dia yang masih tersimpan dimemori mami "Yena yang mati, lebih baik kamu yang mati Irene!" Sakit."
"Ini juga kebodohan mami sendiri, yang maksain kakek kamu buat nikahin mami sama papa kamu."
Eunbi terdiam mencerna setiap kenyataan yang membuatnya kaget, dia sangat tidak menyangka kehidupan nya dikejutkan dengan suprise yang luar biasa.
"Apa Haera tau ini semua?"
"Of course dia tau semua nya."
"Mami? Eunbi?"
Irene dan Eunbi langsung menoleh kearah pagar rumah.
"Haera!"
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
Bersambung.●.●.●.
Hallooo im backkk🧟♀️
Mau nanya : ada yang udah nonton squid game gak? Ada kah anak rupiah? Ini ff dilanjutin or apus aja ya? Renjun jodoh gua kan? Sekian pertanyaan nye.
Oh iyaa setuju gak kalo aing buat Q&A?