Best experience in dark mode
"Wah seragam SMP!"
(Name) berusaha menahan senyumnya saat mendengar ujaran Keisuke. Diapun sedikit berdehem dan mendorong pelan bahu Keisuke,
"Iya ayo cepetan jalan. Nanti terlambat"
"Cantik banget, (name). Aku suka"
"Aku memang cantik'kan. Ga perlu makai seragam SMP kali"
"Maksudnya makin cantik. Cantik plus plus!"
"Iya deh makasih"
"Berhenti dorong aku, (name). Nanti kita jatuh dari tangga gimana? Sini"
Keisuke menarik lengan kiri (name) dan menggenggam telapak tangan itu dengan erat. Semburan halus muncul di pipi gadis yang memasuki fase remaja tersebut. Dengan jantung yang berdetak tak karuan (name) membulatkan tekad untuk berujar,
"Keisuke apa kita harus terus bergandengan seperti ini tiap berangkat sekolah?"
Ujaran tiba-tiba (name) membuat Keisuke diam dan menatap (name) kaget. Langkah mereka sampai terhenti di perbatasan tangga lantai dua.
"Ma-maksudmu kita tidak pergi sekolah bareng lagi? Apa karena kamu udah SMP?", Keisuke berbalik menatap (name) tak percaya
"Tidak! Tidak! Bukan begitu!"
(Name) panik mendengar penuturan Keisuke. Kedua tangan otomatis menangkup pipi Sang Pemuda. Tinggi yang sama membuat manik masing-masing mudah untuk beradu,
"Ma-maksudku kita sudah remaja, Kei. I-itu setauku bergandengan tangan itu—, hanya dilakukan sepasang kekasih saat mereka remaja. Ah! A-aku belum punya kekasih, kok! Aku hanya, itu—, ya gitu..."
Tangan yang menangkup tadi berpindah cepat untuk menutup wajahnya sendiri yang (name) yakini sangat merah sekarang. Manik miliknya tidak kuat untuk menatap wajah Keisuke lebih lama.
"Jadi, aku tidak boleh menggandengmu sebelum aku jadi kekasihmu? Kalau begitu sekarang kita sepasang kekasih!"
"Heh?!"
Telapak tangan (name) kembali di genggam bahkan lebih erat dari sebelumnya. Keisuke berlari kecil menuruni tangga dan otomatis diikuti oleh (name),
"Keisuke tunggu—, kita tidak bisa menjadi kekasih semudah itu!", (name) berucap dengan suara bergetar, "me-memangnya kamu paham apa itu kekasih?", pertanyaan itupun keluar dari mulutnya
Keisuke berbalik menatap (name) sejenak dengan posisi masih berlari. Sedangkan yang ditatap membeku seketika,
"Kita menjadi kekasih ketika saling cinta, bukan? Aku sudah jatuh cinta dengan kamu dari lama. Tapi, Sadarnya baru belakangan ini. Kamu sendiri aku yakin juga cinta sama aku'kan, (name)?"
(Name) tidak membalas ucapan percaya diri itu. Raut wajah Keisuke yang tadi dia lihat masih membuatnya loading.
Manik coklat kelam yang terlihat berseri, senyum manis yang memperlihatkan gigi taring khas serta semburan merah halus di kedua pipi.
Itu tidak baik untuk kondisi jantung!
"(Name)? Kamu tidak mau, ya?"
Mendengar itu (name) refleks menggeleng, "aku mau! A-aku juga suka Keisuke dari lama", ujarnya lumayan kencang
Pohon sakura menjadi latar dimana wajah keduanya berwarna senada dengan kelopak yang jatuh. Jangan lupa manik (name) yang bergerak gelisah.
Keisuke'lah yang lebih dulu memecah keheningan. Pertigaan yang sepi makin mendukung suasana mereka,
"Hehe pulang sekolah mau aku jemput pakai motor?"
PLAK
"Ga usah sok bocah SD. Sana belajar sungguh-sungguh, ga lulus SD tau rasa. Aku belok, ya. Dadah!"
Mendengar itu Keisuke memasang raut datar dan membalas lambaian tangan (name). Setelah memastikan sang gadis menghilang dari pandangan dia berjongkok dengan cepat. Helaan nafas panjang dikeluarkan kemudian,
"Sial, aku pikir (name) tidak menyukaiku. Tapi—, ARGH...", Gumaman bernada rendah keluar dari mulut. Jangan lupa wajah yang sepenuhnya memerah dan jantung yang berpacu dengan cepat.
Disisi lain, (name) juga sama merahnya. Tangan kanannya meremas erat dada sebelah kiri yang berdetak sangat cepat dan tangan kirinya menutup mulut untuk menyembunyikan senyum lebar yang tidak bisa ditahan.
'Ini musim semi terbaik seumur hidup kami!'
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐄𝐀𝐒𝐎𝐍'𝐒 [Bɑji Keisuke × Reɑder] ✔
أدب الهواة[ c o m p l e t e d ] 𝐒𝐞𝐚𝐬𝐨𝐧'𝐬 ; 𝐦𝐮𝐬𝐢𝐦-𝐦𝐮𝐬𝐢𝐦 𝐓𝐨𝐤𝐲𝐨 𝐑𝐞𝐯𝐞𝐧𝐠𝐞𝐫𝐬 𝐅𝐚𝐧𝐟𝐢𝐜𝐭𝐢𝐨𝐧 . 〖empat musim sepanjang tahun selalu menjadi saksi bisu benang merah Baji Keisuke dan Matsukaze (name) yang akhirnya terputus oleh ta...