[ c o m p l e t e d ]
𝐒𝐞𝐚𝐬𝐨𝐧'𝐬 ; 𝐦𝐮𝐬𝐢𝐦-𝐦𝐮𝐬𝐢𝐦
𝐓𝐨𝐤𝐲𝐨 𝐑𝐞𝐯𝐞𝐧𝐠𝐞𝐫𝐬 𝐅𝐚𝐧𝐟𝐢𝐜𝐭𝐢𝐨𝐧
.
〖empat musim sepanjang tahun selalu menjadi saksi bisu benang merah Baji Keisuke dan Matsukaze (name) yang akhirnya terputus oleh ta...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"(Name) dengar dulu"
"Ga ada. Udah sana pergi"
"Jangan begini dong, sayang"
"Sayang, sayang. Kalo udah gini aja baru manggil sayang. Jauh-jauh sana"
Helaan nafas kasar keluar dari mulut Keisuke. Manik coklatnya menatap geli sang kekasih yang setia bersembunyi di balik kotatsu.
"Kita bakal jalan berdua, kok"
"Omong kosong"
Keisuke yang paham betul bagaimana sifat (name) jika merajuk hanya bisa duduk menatap kotatsu yang menyembul. Telapak tanganpun mengelus kepala kekasihnya dari balik kotatsu,
"Kan' aku yang boceng kamu, (name). Mikey bakal bawa motor sendiri, tenang saja. Emma paling maksa buat di bonceng sama Draken", suara deep namum lembut Keisuke memasuki telinga (name) dengan sangat sopan
Bahaya, suara puber milik Keisuke berbahaya. Apalagi dengan intonasi lemah lembut seperti itu. (Name) menarik nafas sejenak dan berusaha menetralkan detak jantungnya,
"Beneran?"
"Iya. Kalau yang lain mau ikutan paling Mitsuya sama Pah, doang"
Keisuke menahan tawa ketika kepala (name) menyembul keluar, "Chifuyu? Pehyah? Sama itu yang rambut biru siapa lagi namanya. Mereka ga ikut", dia bertanya dengan serius
Sang pemuda mengangkat bahu tanda tidak tahu, "Chifuyu bilang keluarga besarnya datang. Kalau yang lain, entahlah", ucap seadanya
(Name) mengangguk paham, "yaudah aku ikut. Tunggu aku ambil jaket hangat"
Dengan cepat (name) keluar dari kotatsu dan berlari kecil ke kamarnya. Keisuke lalu berdiri dan menuju dapur. Dia harus meminta izin ulang ke orang tua kekasihnya.
"Om, Tante. Aku bawa anaknya, ya?"
Ujaran Keisuke diberikan jempol oleh Ayah (name), "pelan-pelan aja bawa motornya", beliau memberi nasehat
"Siap, Om", Keisuke menjawab sambil memamerkan taring miliknya, "kalau begitu aku pergi dulu. Selamat natal, Om, Tante", Dia berujar kembali lalu sedikit membungkuk hormat
"Keisuke, ayo", (name) datang lalu menarik pelan lengan bomber yang digunakan Kekasihnya, "Mama, Papa aku pergi, ya", izinnya
Sang Ibu mengangguk paham, "cepat sana. Diam-diam buka pintunya. Nanti adekmu sadar", Beliau memberi isyarat dengan tangan
Keduanya mengangguk paham dan keluar dengam cepat dan tanpa suara dari rumah (name). Bahaya jika adik (name) yang masih batita sadar Kakaknya di culik oleh Sang Pacar.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.