[ c o m p l e t e d ]
𝐒𝐞𝐚𝐬𝐨𝐧'𝐬 ; 𝐦𝐮𝐬𝐢𝐦-𝐦𝐮𝐬𝐢𝐦
𝐓𝐨𝐤𝐲𝐨 𝐑𝐞𝐯𝐞𝐧𝐠𝐞𝐫𝐬 𝐅𝐚𝐧𝐟𝐢𝐜𝐭𝐢𝐨𝐧
.
〖empat musim sepanjang tahun selalu menjadi saksi bisu benang merah Baji Keisuke dan Matsukaze (name) yang akhirnya terputus oleh ta...
Best experience in dark mode ⚠️Disarankan membaca sambil mendengar musik mellow apapun
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Langit berubah menjadi jingga. Pohon-pohon di sekitar mulai kehilangan daun dan hanya tersisa batang dan ranting untuk bertahan hidup. Hewan-hewan mulai melakukan aktivitas sesuai kondisi tubuh mereka untuk menyesuaikan musim yang akan datang.
Sedangkan para manusia, mulai memakai kostum-kostum berbentuk aneh untuk perayaan malam ini. Mereka berusaha sebisa mungkin berdandan agar terlihat seram namun pantas di terima oleh indra pengelihatan.
Seluruh penjuru dunia mungkin sedang bersenang-senang. Tetapi, tidak untuk para manusia yang berada di salah satu rumah duka. Mereka berkumpul untuk mengiring dan memanjatkan doa terbaik pada salah satu makhluk hidup yang baru saja kehilangan nyawanya tadi siang.
Tangisan terdengar di sepanjang ruangan. Ada yang meraung-raung, ada yang hanya mengeluarkan suara kecil dan ada yang hanya diam dengan sungai kecil yang mengalir di pipi.
Ucapan berbelasungkawa terus diterima Tuan dan Nyonya Baji. Sang Nyonya yang mendapat kabar dari pihak Rumah Sakit tadi siang sempat pingsan dan Sang Tuan yang sedang bekerja segera menuju rumah untuk mengecek keadaan Istrinya. Beruntung, Keluarga Matsukaze ada disana dan membantu Nyonya Baji sebelum sang suami datang.
Tangisan kedua orang tua yang kehilangan buah hati satu-satunya itu menggema sepanjang lantai apartemen. Para tetangga lain tentunya mendekat untuk mencari tau penyebab tangisan histeris itu. Setelahnya, kabar bahwa putra tunggal keluarga Baji yang telah berpulang ke pangkuan Tuhan menyebar dengan cepat.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jenazah putra tunggal mereka siap untuk di kremasi. Jarum jam menunjukkan pukul 11 malam. Tuan dan Nyonya Baji memang sengaja memilik waktu di malam hari. Agar suasana tenang bisa mereka dapatkan dengan baik.
"Apa kita bisa memulai prosesnya, Keluarga Baji Keisuke?", Dokter yang bertugas bertanya untuk ketiga kalinya pada keluarga jenazah
"Kami mohon, beri kami waktu hingga jam 12 malam, Dokter", Sang Tuan berucap penuh harap dengan suara serak. Manikpun menatap sendu pintu masuk Rumah Sakit,