Ch.14

1.4K 24 3
                                    

Maaf baru upload, author banyak kerjaan #soksibuk #plak

Oh ya warning nih 21+
Dosa tanggung sendiri wkwkwk

tak tak *suara ketukan bolpoin

"Detektif Namjoon apa kau tidak bisa membiarkan kasus ini? Kita bahkan sudah menemukan pelakunya 2 bulan yang lalu. Apa yang menggangu pikiranmu?" Tanya Detektif Jae.

"Memang kita sudah menemukan pelakunya, semua buktipun mengarah kepadanya, terorpun tidak ada lagi tapi entah kenapa hampir semua bukti sangat jelas tertuju padanya? Seharusnya setiap pelaku kejahatan akan berusaha menutupi bukti." Jelas Namjoon.

"Jadi kau pikir dia dijebak?" Detektif Jae.

"Bukan, dia seperti berusaha menutupi pelaku sebenarnya atau bisa jadi dia hanya kaki tangan sang pelaku asli. Dilihat dari bukti yang kita dapatkan, dan kondisi dari para remaja itu memang benar para remaja itu di paksa untuk meneror keluarga Park agar mereka tidak perlu membayar biaya perawatan kerabat mereka yang sangat mahal. Tapi untuk apa dokter bedah seperti Song Jiseong ingin menculik Park Yoon Hae?" Jelas Namjoon.

"Bukankah kita sudah mendapat semua penjelasan dari nya? Bukti juga sudah kuat, Song Jiseong menculik Park Yoon Hae karena ingin uang 5 miliar itu kan. Sebaiknya kita tinggalkan saja kasus ini, ada 20 kasus lain yang belum terpecahkan." Kata detektif Jae.
.
.
.
.
Jimin dan Yoon Hae memutuskan untuk tinggal bersama lagi, sepulangnya dari bandara mereka hanya terdiam karena canggung.

"Chagi, Chagiya." -Jimin.

"Eoh?!" -Yoon Hae.

"Kau melamun?" -Jimin.

"Ah maaf, aku hanya tidak percaya Oppa mengijinkanku kembali padamu." -Yoon Hae.

"Kurasa aku juga harus berterima kasih pada Yoongi Hyung." Jimin mengambil tangan Yoon Hae dan mencium punggung tangan Yoon Hae.

"Aku sangat bersyukur, terima kasih Chagi sudah mau menerima ku sebagai suamimu." Kata Jimin.

"Saranghae." Ucap Yoon Hae.

Jimin menopang wajah Yoon Hae dan mencium lembut bibirnya, semakin lama ciuman itu semakin memanas. Jimin mulai membuka mulutnya dan memainkan lidahnya. Ia berusaha membuka mulut Yoon Hae secara halus dan bermain dengan lidah Yoon Hae, sesekali ia berhenti untuk mengambil nafas. Jimin mulai meraba paha Yoon Hae dan Yoon Hae hanya menahan tangannya di dada Jimin.

Jimin mulai membuka kancing pakaian Yoon Hae, dan bermain dengan 2 gundukan besar di dada Yoon Hae.

"Ahhh..." Erang Yoon Hae.

"Ada apa ini dia sangat sensitif." Batin Jimin.

Jimin menidurkan Yoon Hae di kasur dan mulai mencium setiap inci tubuh Yoon Hae. Kening, pipi, bibir, leher, dada, perut.

"Ah!" -Yoon Hae secara tiba tiba menutup tubuhnya dengan bantal.

"Apa kau tidak suka?" -Jimin.

"Bukan, hanya saja saat ini perutku membuncit dan terlihat tidak enak untuk dipandang." -Yoon Hae.

"Kau bicara apa, aku sedang melihat malaikat cantik. Lagi pula hanya ada aku disini, jadi jangan tutupi apapun. Kau sangat sexy chagi." Bisik Jimin.

Jimin membuka bantal itu dan melanjutkan kegiatannya, akhirnya ia sampai pada milik Yoon Hae. Ia menciumnya dan membuat Yoon Hae terkejut.

"Jangan! Aku takut!" -Yoon Hae.

Chup.
"Gwenchana, percaya lah padaku." Jimin mencium bibir Yoon Hae dan mengambil lube, ia mengolesi milik Yoon Hae dan dengan perlahan dan halus ia memasukkan jarinya kedalam Yoon Hae.

"Jimin-ah!" Yoon Hae menggenggam tangan Jimin.

"Appo?" Tanya Jimin.

"Umm..." Yoon Hae menggeleng.

"Gwenchana." Jimin sekali lagi mencium bibir Yoon Hae agar ia lebih relax.

Jimin mulai menggerakkan jarinya, Yoon Hae hanya bisa menggerang. Ia tak mengerti apa yang ia rasakan, ia sangat gugup dan malu tapi tubuhnya tak ingin berhenti disentuh oleh Jimin.

"Aaaahhh..." Erang Yoon Hae.

Jari Jimin bermain dengan manis di dalam Yoon Hae dan lidahnya bermain manis pula di buah dada istrinya itu. Ia melumat, dan sesekali memainkan lidahnya dengan punting Yoon Hae.

"Ahhh..... Hmmmm....haahh.... Haahh.. Jimin-ah.." -Yoon Hae.

"Chagi, ada apa denganmu? Kau sangat sensitif malam ini, lihat kau sudah sangat basah." Rayu Jimin.

"Aku ahhh... juga tidak tahu, ini pertama kalinya aku merasakan perasaan aneh ini." -Yoon Hae.

Jimin mengeluarkan jarinya dengan lembut dan membalurkan lube pada milik Jimin. Diarahkannya milik Jimin masuk kedalam bibir vagina Yoon Hae.

"Relax chagi, im putting it in ugh.. hhhh..." -Jimin.

"Aakkkkhhh... Jimin-ah jimin-ahgg, aegi!! Aegi!!!" -Yoon Hae.

"Gwenchana... Uri aegi gwenchana, chagi appo?" -Jimin.

"Ani geunyang, museowo." Yoon Hae memalingkan wajahnya kearah lain.

"Chagiya, im here don't you worry about anything, trust me." Jimin membelai wajah Yoon Hae dan menggandeng tangannya. Jimin mulai menggerakkan pinggulnya perlahan.

"Aahhh... Haaaahhhh..... Ahhhhh...." -Yoon Hae.

"Hhh... Haaahhh.... Hhh...." -Jimin.

Jimin menaikkan kaki Yoon Hae dan merapatkannya lalu diletakkan nya kaki itu di sebelah kiri bahu Jimin.

"Ugh! Ahhh!!!! Ahhh...." -Yoon Hae.

"Chagi, chagiya... Please say my name..." -Jimin.

"Ahhh... Jimin-ahhh... Haaa.... Ahhh ahhh jimin-ahhh"

Jimin mengeluarkan miliknya, meletakkannya di atas klitoris Yoon Hae dan menggesekkannya. Sensasi nikmat dari sentuhan itu membuat mereka berdua tak karuan sampai merekapun mencapai klimaks.

"Ahhh... Ahh...Akkhh!" Squirt-Yoon Hae.

"HaAkkkhh!" Splurt- cairan putih nan kental itupun berceceran diatas tubuh Yoon Hae.

"Hosss hosss hoss..." -Yoon Hae berusaha bangun untuk membersihkan tubuhnya.

"Jangan, biar aku saja. Kau pasti lelah." Jimin mengambil handuk basah dan membersihkan tubuh Yoon Hae.

"Ini pertama kalinya aku melakukannya dalam keadaan sadar, maaf kalau aku melakukan kesalahan." Yoon Hae.

"Chagi, kau tidak melakukan kesalahan apapun sekarang tidur lah." Jimin memeluk Yoon Hae dan mengelus punggungnya.

"Tapi apa aegi kita tidak apa apa? Dan lagi kenapa tubuh ku terasa sangat sensitif apa itu normal?" Yoon Hae.

"Hahaha... kiyowo...Chagi kau polos sekali! Ah bukan, aku minta maaf sebenarnya dokter pernah bilang padaku kalau berhubungan seksual ketika memasuki trimester ketiga atau akhir bisa menjadi salah satu metode induksi alami, dan wanita hamil memasuki trimester ketiga akan merasa lebih sensitif." Jelas Jimin.

"Ukhhh aku tidak tahu harus senang atau malu huhu..." Yoon Hae bersembunyi di dalam dada Jimin.

"Tenang saja chagi saat aegi kita sudah keluar dari perut mu, kita lanjutkan dengan posisi lain dan aku bisa memasukkan semua milikku kedalam mu." Jimin menggoda Yoon Hae.

"Hentikan! Jangan membuatku memukulmu, aku mengantuk!" Yoon Hae mendorong Jimin.

"Sial, jadi tadi Jimin tidak memasukkan semua? Aku tidak siap!!" Batin Yoon Hae.

"Hahaha kiyowo... Mian... Jalja." Jimin merangkul dan memeluk Yoon Hae lagi sambil mengelus elus punggung kecil istrinya.

"Tuhan, terima kasih... Kali ini aku tidak akan melepasnya lagi." Batin Jimin.
.
.
.
.
Tbc

seven complex -Park Jimin (BTS FF 18+) [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang