Aku lebih baik memikirkan mu, dari pada angka-angka di Matematika. ---Liona Putri Aleksandra
Saat ini semua murid kelas XI ips1 sedang di buat sakit kepala, karna saat ini mereka belajar Matematika. Ada yang tiduran, ada yang hanya coret-coret buku, ada yang sedang makan diam-diam dan banyak lagi kegiatan siswa-siswi yang berada dalam kelas tersebut.
Liona yang sedang menyandarkan kepala-nya dengan satu tangannya, melihat malas ke papan tulis dimana guru sedang menerangkan pelajaran. Sungguh Liona sangat muak dengan angka-angka tersebut, Liona melihat ke sampingnya dimana Mia sedang fokus menyalin apa yang di terangkan oleh guru tersebut.
Liona mencolek Mia dengan pulpen di tangannya. "Cabut yuk,"Bisik Liona, pelan kepada Mia.
Mia langsung menoleh sambil menggelengkan kepalanya, lalu dia fokus menyalin lagi. "Ngak ada cabut-cabut! Ntar gue bilangin ke Aidan, lo!"Ancam Mia, tanpa berhenti menyalin. Liona menghela nafas, dia salah ngajak orang buat di ajak cabut.
---
Di kelas yang berbeda dimana kelas XI ips5 sedang mengadakan ulangan harian. Aidan yang sedang fokus untuk mengisi jawaban harus terganggu oleh Fatur yang sejak tadi ngerocos.
"Dan, nomor 1 jawaban-nya apa?"Bisik Fatur pelan. Namun Aidan tak menghiraukan sautan Fatur.
"Dan, cepatan kasih tau gue bentar lagi waktunya habis ni,"Ujar Fatur lagi. Aidan tetap tidak menyahut, Fatur yang sudah deg deg kan, karna waktunya hampir habis langsung menarik jawaban Aidan dengan paksa, yang langsung membuat sang empu menoleh kesal.
"Yang di tengah ada apa?"Ujar sang guru.
Fatur cengegir kuda sambil mengaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Itu pak, tadi di kertas Aidan ada cicak jatuh,"Ujar Fatur yang langsung membuat se isi kelas tertawa.
"Udah-udah, cepat kerjakan, waktu kalian tinggal lima menit lagi!"Ujar sang guru tersebut.
Fatur gelagapan karna jawabnya belum ada yang terisi, dia merasa sudah tidak ada lagi bantuan, lantas dia menyilang asal jawabannya.
"Waktu sudah habis, silahkan kumpulkan jawaban kalian!"Perintah sang guru tersebut, sambil berdiri dan semua murid mengumpulkan jawabnya.
---
Liona sedang menunggu Aidan di parkiran sambil memainkan handphone-nya. Di saat Aidan muncul bertepatan saat itu juga handphone Liona berbunyi. Lantas dia melihat siapa yang mengirim dia suatu pesan.
Papa: Hari ini papa ngak pulang, karna papa ada pekerjaan di Singapura.
Liona merasa sangat senang dengan notif tersebut. Akhirnya dia bisa tenang berada di rumah tanpa ada yang membuatnya kesal, Aidan yang melihat Liona tersenyum sendiri, langsung meletakan telapak tangannya di jidat Liona.
"Ngapain?"Ujar Liona, sambil Menatap Aidan.
"Gue yang harus nanya itu, lo ngapain senyum-senyum sendiri?"Tanya Aidan, sambil menarik tangannya yang ada di jidat Liona.
Liona memegang pergelangan tangan Aidan, sambil tersenyum. "Lo tau ngak, dia ngak pulang hari ini,"Ujar nya kegirangan.
Aidan mengerutkan dahinya, dia bingung siapa yang di maksud oleh Liona. "Siapa?"Tanya Aidan.
"Iih itu lho, orang yang selalu buat mood gue berantakan,"Ujar Liona, sambil melepaskan tangannya di lengan Aidan.
Aidan langsung menjentik jidat Liona, dia sangat tidak suka apa bila sang kekasih berbicara seperti itu terhadap papa kandung-nya sendiri. "Itu papa kandung lo, jangan bicara seperti itu lagi, gue ngak suka!"Ujar Aidan, sambil naik ke atas motor.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Kita
Teen FictionLiona gadis yang periang, baik hati, penurut. Keluarga Liona termasuk keluarga yang humoris. Namun semua itu telah berubah disaat sang mama telah tiada. Dia menjadi gadis yang jarang senyum, keras kepala, suka berkelahi, bahkan sifat sang papa berub...