Sakit hati yang amat perih adalah memiliki keluarga yang tidak akur!
--- Liona Putri Aleksandra"Nih!"Ujar Liona, sambil menyerahkan helm yang dipakai-nya tadi ke Aidan, lalu Aidan menerimanya.
"Kenapa?"Tanya Liona, sambil merapikan rambutnya yang sedikit berantakan.
Lalu Aidan tersenyum. "Ngak ada,"Ujar Aidan sambil meletakan helm yang dipakai Liona tadi ke pergelangan tangan-nya.
"Kenapa belum pulang?"Tanya Liona.
"Nih, tangan gue membiru gara-gara lo!"Ujar Aidan, sambil menunjukan tangan-nya, yang digigit oleh Liona tadi. Liona yang melihat itu lantas tertawa.
"Hahaha, Lo lebay banget sih. Lo pikir gue hantu gigitin lo sampai membiru?"Ujar Liona, sambil menatap tajam ke Aidan.
"Tanggung jawab!"Ujar Aidan, sambil merajuk.
"Gue ngehamilin lo?"Tanya Liona ngawur sambil diiringi ketawa.
Aidan yang melihat Liona semakin memperolokan dirinya, menjadi gemas sendiri.
"Lo, sini deh!"Ujar Aidan sambil mengarahkan tangan-nya. Agar Liona mendekat, lantas Liona mendekat kepada Aidan.
"Ken-"
Cup.
Liona mematung di tempat sambil memegang pipinya, yang terasa dingin dan panas.Apa barusan terjadi? Aidan menciumnya?, sungguh dia sangat terkejut.
Aidan yang melihat itu hanya tersenyum, lalu menyalakan motornya, sebelum Liona mengamuk. Disaat Liona sudah sadar apa yang terjadi lalu dia mengangkat tangan-nya siap untuk memukul Aidan.
"Aidan Lo ya-"Ujar nya, terpotong disaat Aidan sudah jauh dari nya.
"Dah...gue sayang lo!"Teriak Aidan disaat motornya sudah mulai menjauh dari Liona.
Liona yang melihat itu lantas tersenyum. Dia sangat bahagia Aidan ada di hidupnya. Dia sangat-sangat menyayangi cowok tersebut.
---Liona membukak pintu rumahnya dengan pelan-pelan, dia tau jam segini papa-nya udah pulang. Dia takut papa-nya akan marah karna masalah di sekolah tadi. Dia yakin masalah tersebut sudah tiba ke telinga papa-nya.
Disaat sudah membuka pintu rumah, Liona mengedarkan pandangannya sebentar untuk mencari keberadaan sang papa. Dirasa sudah aman kemudian Liona menutup pintu tersebut dengan pelan-pelan. Disaat sudah tertutup dia berjalan dengan pelan-pelan agar sang papa tidak tau kalau diri-nya udah pulang. Dia sangat malas mendengar celotehan papa-nya.
Disaat Liona menaiki tangga, langkahnya harus terhenti oleh deheman.
"Hmm,"Ujar Aleksander-Papa Liona.
Liona menoleh kebelakang, sungguh dia sangat malas melihat papa-nya, baru tadi dia merasa bahagia, sekarang suasana hati-nya sangat kacau oleh papa-nya.
"Dari mana kamu?"Ujar sang papa, sambil menatap tajam ke arah Liona. Liona yang ditatap begitu tidak membuat nyali-nya ciut.
"Bukan urusan anda!"Ujar Liona, sambil melangkah.
"Jauhi dia!"Ujar Alex, yang langsung membuat Liona berhenti melangkah, lalu menghadap sang papa.
"Bukan hak anda!"Sarkas Liona, sambil menatap papa-nya tajam.
"Semenjak kamu berhubungan dengan dia, kamu menjadi pembangkang! Mau jadi apa kamu?"Murka Aidan.
Liona yang mendengar itu lantas tersenyum miris. "Wow, anda memang hebat ya! Menyalahkan seseorang demi menutupi kesalahan anda! Seharusnya anda intropeksi diri!"Marah Liona. Dia tidak terima Aidan disalahkan. Selama ini Aidan lah tempat dia mengadu.
Dia mengepalkan tangan-nya. "Kalau sekali lagi, kamu, berbuat ulah disekolah,"Ujar Aleksander berhenti sambil menghembuskan nafasnya pelan. "Saya pastikan, kamu tidak akan bertemu lagi dengan dia!"Sambung Aleksander.
Liona sangat kesal kepada papa-nya, dia tidak akan membiarkan itu terjadi, kalau benar terjadi berarti papa-nya mengibarkan bendera perang kepada-nya. "Anda tidak memiliki perasaan!"Ujar Liona sambil berlari ke tangga dan menuju kamar-nya.
---Liona membanting keras pintu kamar-nya, sungguh dia sangat kesal kepada papa-nya itu, yang berbuat sekehendak hati-nya, tanpa memikirkan perasaan-nya.
"Ngak pandai intropeksi diri apa? Malah seenak nya nyalahin Aidan!"Ujar Liona sambil melepas sepatu nya, lalu membanting-nya ke sembarangan arah. Setelah itu dia berjalan ke arah meja untuk meletakan tas-nya.
"Udah tua masih aja suka nyalahin orang"!Ujar nya sambil berjalan ke lemari, lalu mengambil pakaian-nya, setelah itu dia pergi ke kamar mandi.
beberapa menit kemudian, Liona sudah berpakaian rumah. lalu dia mengambil tas-nya di atas meja dan mengeluarkan handphone-nya.
"Iihhss...lowbat lagi,"Ujarnya sambil mengambil charge yang ada dimeja, lalu dia mencolokkan ke stok kontak lalu menyambungkannya ke handphone-nya.
"Bosan banget sih! Handphone di cas lagi, mau turun kebawah buat makan malas, yang ada semakin merusak suasana hati aja, melihat dia,"Cerocos Liona sambil menduduki dirinya dikasur. Dia teringat akan sesuatu yang ada dalam tas nya. Lalu dia berjalan menuju meja dan mengambil cemilan yang dibeli bersama Aidan tadi.
Sambil berjalan menuju kasur. Liona membuka kresek tersebut. "Coklat aja deh,"Ujar nya sambil menduduki dirinya di atas kasur dan mengeluarkan satu buah coklat yang dia beli tadi.
---Aidan meletakan motornya, lalu dia berjalan ke dalam rumah.
"Ma,"Panggil Aidan, sambil mencari mamanya, disaat dia berjalan ke dapur, dia melihat mamanya sedang membuat kue.
"Eh Aidan,"Ujar mamanya, sambil mengangkat kue yang ada di dalam Oven.
"Buat apa ma?"Tanya Aidan, sambil mengambil air.
"Nih, bolu coklat,"Jawab sang mama sambil meletakan bolu tersebut ke meja.
"Kenapa buat dua ma? Entar ngak habis mubazir,"Tanya Aidan sambil memotong bolu tersebut.
"Yang satu lagi buat Liona,"Ujar sang mama, sambil membungkus bolu yang masih utuh tersebut.
"Dia pesan?"Tanya Aidan sambil meminum air.
"Mama tau dia suka kue coklat, makanya mama buatin sekalian,"Ujar sang mama, sambil memasukan bungkusan kue tersebut ke dalam kresek.
"Nih, nanti kamu anterin buat Liona,"Ujar sang mama sambil menyerahkan kue tersebut ke Aidan.
"Iya ma, tarok aja di kulkas dulu, siap makan malam Aidan kesana,"Ujar Aidan sambil berjalan menuju kamarnya.
---Follow ig: fdhl_nrl
Jangan lupa comen, bagikan cerita ini ke teman-teman kalian ya gays, biar aku lebih semangat buat nulisnya.
Doain juga cerita ini bisa sampai tamat aku buatnya ya gays.
See you di part selanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Kita
Genç KurguLiona gadis yang periang, baik hati, penurut. Keluarga Liona termasuk keluarga yang humoris. Namun semua itu telah berubah disaat sang mama telah tiada. Dia menjadi gadis yang jarang senyum, keras kepala, suka berkelahi, bahkan sifat sang papa berub...