Kadang keluarga orang lain seperti keluarga sendiri dan keluarga sendiri seperti orang asing!
---Liona Putri Aleksandra
Saat ini Liona dan Aidan sedang berada di sebuah taman yang mereka janjikan kemaren. Satupun dari mereka tidak ada yang terlambat sama sekali, mereka on time. Liona yang was-was di saat itu karna dia takut bangun kesiangan, jadi dia memasang alarm di handphone-nya, di sana dia memasang sepuluh alarm dengan jarak waktu satu menit.
"Hari ini bunda lo, ada di rumah ngak?"Tanya Liona, sambil berlari kecil, yang di ikuti oleh Aidan yang berada di sampingnya.
Aidan lantas mengangguk. "Ada, kenapa emang?"
"Gue mau ketemu bunda lo, udah lama juga ngak ketemu,"Ujar Liona, sambil menghentikan larinya.
Liona yang berhenti lantas membuat Aidan juga berhenti. "Yaudah, habis joging kita ketemu bunda,"Ujar Aidan.
"Yaudah sekarang aja,"Ujar Liona, antusias.
"Ngak mau satu keliling lagi?"Tanya Aidan, pasalnya mereka baru melakukan tiga keliling.
"Ngak, capek gue,"Ujar Liona, sambil cengengesan.
"Gaya aja yang sok keras, joging aja cuman sanggup tiga keliling,"Sindir Aidan, sambil mengusap rambut Liona.
"Enak aja lo, bukannya gak sanggup tapi gue udah keburu kangen bunda lo,"Alibi Liona, sebenarnya dia sudah tak sanggup buat joging lagi karna nafasnya sudah ngos-ngosan, mungkin ini efek dia sudah lama tak olahraga.
---
Saat ini mereka sedang berada di sebuah minimarket yang dekat dengan rumah Aidan. Pasalnya di saat berada di perjalanan Liona meminta untuk mampir di sebuah minimarket katanya mau beli mie samyang.
Liona mengambil sepuluh kemasaan samyang. Sementara Aidan melihatnya dengan tatapan mengerikan.
"Banyak benar Lin,"Ujar Aidan, sambil terus mengikuti jalan Liona yang menuju kasir.
Liona meletakan semua belanjaannya di atas meja kasir. "Iya, ntar kita masak ini di rumah lo," Ujar Liona, sambil menunggu total belanjaannya.
"Semuanya 200.000 ribu mbak,"Ujar sang kasir, sambil menyerahkan kresek yang berisi belanjaan Liona tadi.
Lantas Liona mengarahkan tangannya ke Aidan. Aidan yang mengerti akan maksud Liona, langsung mengeluarkan dua lembar uang berwarna merah.
---
"Assalamualaikum bunda,"Ujar Aidan, sambil masuk ke dalam rumahnya yang diikuti oleh Liona.
"Waalaikumsalam, bunda di dapur dan,"Ujar sang bunda, dari arah dapur.
Lantas Aidan dan Liona berjalan menuju dapur. "Bun, nih Aidan bawa barang antik,"Canda Aidan, sambil menunjuk Liona.
Lantas Liona menatap tajam ke arah Aidan. Masa dia di bilang barang antik oleh Aidan.
"Tante, apa kabar?"Ujar Liona, sambil menyalami bunda Aidan.
"Tante baik, kamu sendiri gimana?"Ujar sang bunda, balik nanya.
"Seperti yang tante liat sangat baik kok,"Ujar Liona, sambil tersenyum.
"Ya jelas baik dong bun, barang antik nya selalu Aidan jaga,"Ujar Aidan, sambil tertawa, lalu mendudukkan dirinya di kursi meja makan.
"Cantik begini dibilang barang antik,"Ujar sang bunda, sambil memeluk Liona dari samping.
"Iya tuh tan, masa Liona di bilang barang tan,"Adu Liona, kepada bunda Aidan, dia tidak terima di sama kan dengan barang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Kita
Ficção AdolescenteLiona gadis yang periang, baik hati, penurut. Keluarga Liona termasuk keluarga yang humoris. Namun semua itu telah berubah disaat sang mama telah tiada. Dia menjadi gadis yang jarang senyum, keras kepala, suka berkelahi, bahkan sifat sang papa berub...