Entah mengapa, kesedihan gue berkurang di saat berkumpul dengan kalian.
--- Liona AleksandraLiona meregangkan otot-ototnya yang terasa nyeri akibat dia salah tidur. Sungguh menangis membuat tenaga-nya terkuras. Liona berjalan ke arah lemari dan mengambil seragam sekolah-nya. Setelah itu dia berjalan menuju kamar mandi.
Setelah beberapa menit, dia keluar dari kamar mandi dan berjalan menuju meja rias-nya. Dia bercermin.
"Bengkak segala nih mata,"Ujar nya, sambil memegang mata-nya yang bengkak. Lalu dia duduk di kursi meja rias tersebut, sambil menyisir rambutnya. Setelah itu dia memakai bedak dan memoleskan sedikit pelembab bibir.
Lalu dia memakai sepatu dan mengambil tas beserta handphone-nya. Setelah itu dia berjalan keluar.
Disaat sudah tiba di lantai bawah. lagi-lagi dia harus kehilangan mood-nya, karena dia melihat sang papa yang sedang menikmati serapan. Liona terus berjalan.
Disaat papa-nya melihat keberadaan Liona dia berdehem. "Serapan dulu,"Perintahnya.
"Saya ngak nafsu!"Sarkas Liona, tanpa melihat sang papa, yang sudah merubah raut wajah-nya menjadi kecewa terhadap penolakan anak-nya.
---
Di luar rumah Liona sedang menunggu Aidan, sambil melirik jam tangan.
"Gue yang kepagian atau Aidan yang kelamaan?"Tanya nya, pada diri sendiri.
"Lo, nya yang kepagian,"Ujar Aidan, yang telah tiba di depan Liona. Liona pun kaget terhadap ke hadiran Aidan.
"Kebiasaan lo, selalu ngagetin gue,"Ujar Liona, sambil menatap kesal ke arah Aidan.
Aidan tertawa melihat ekspresi Liona, lalu dia menatap Liona sambil menyerahkan helm. "Nih, pakai!"Perintah Aidan.
Liona menerima helm yang diberikan oleh Aidan, lalu memakainya. Disaat Liona sedang memakai helm, Aidan terus memperhatikan wajah Liona. Kayaknya ada yang beda dari wajah gadisnya. "Eh, kenapa tuh mata?"Tanya Aidan, tanpa melepaskan tatapan-nya dari Liona.
Liona kaget atas pertanyaan Aidan, dia tidak mau terlihat lemah di depan siapapun termasuk kekasih-nya itu. "Mata? Mata siapa?"Ujar Liona, sambil mengilakan kontak mata dari Aidan. Aidan yang sudah tau sifat kekasih-nya itu hanya menghela nafas.
"Ngak usah boong sama gue,"Ujar Aidan, tegas.
"Biasa, di gigit tawon,"Ujar Liona, sambil tersenyum untuk menutupkan ke gugupan-nya.
"Emang kamar lo ada sarang tawon?"Ujar Aidan, dia tau kekasih-nya sedang berbohong, yang benar aja mana ada di dalam kamar ada tawon. Sungguh kekasih-nya itu tidak pandai berbohong.
"Ada tawon-nya besar sekali,"Ujar Liona, sambil memasang tampang ke takut-nya.
Aidan sangat tidak suka, bila kekasih-nya itu sok tegar di depan-nya. "Berantem lagi?"Tanya Aidan, tapat sasara.
Aidan sangat tau yang bisa merusak mood gadis-nya yaitu berantem dengan papa-nya.
Liona memasang tampang lesu-nya, lalu dia melirik ke arah jam tangan. "Aidan, ayok berangkat 15 menit lagi bel masuk,"Ujar Liona.
Aidan memutar mata malas, sungguh kekasih-nya ini sangat pandai mengalihkan pembicaraan. "Yaudah, ayok naik."
Lalu Liona naik ke atas motor Aidan. Untung saja dia bisa mengalihkan pertanyaan yang di lontarkan Aidan tadi.
---
Aidan sedang memakirkan motor-nya di parkiran sekolah. Liona turun dari motor Aidan, lalu menyerahkan helm yang dia pakai tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Kita
Ficção AdolescenteLiona gadis yang periang, baik hati, penurut. Keluarga Liona termasuk keluarga yang humoris. Namun semua itu telah berubah disaat sang mama telah tiada. Dia menjadi gadis yang jarang senyum, keras kepala, suka berkelahi, bahkan sifat sang papa berub...