Udara di sekitarnya terasa sejuk angin berhembus dengan lembut, dan menerbangkan sebagian rambutnya nya.
Mew dengan perlahan membuka matanya, dan saat itu dia bisa melihat hamparan rumput hijau yg terlihat indah itu.
Dengan langit biru indah yg menaunginya, mengernyitkan alisnya bingung.
Mew tak tau di mana dirinya sekarang melihat ke seluruh penjuru, hamparan rumput hijau hingga dia bisa melihat sebuah pohon yg rindang.
Berada di tengah tengah Padang rumput itu, Mew yg melihat nya pun berjalan mendekati pohon itu.
Namun belum sempat dia sampai di pohon yg di lihat nya itu, dia bisa melihat dua orang pemuda tengah bertengkar di bawah pohon itu.
Yg membuat Mew semakin kebingungan, dan yg aneh nya Mew tak bisa melihat wajah mereka karena entah mengapa itu terlihat blur di padangan nya.
Mew pun berusaha berjalan mendekat lagi, hingga dia bisa mendengar apa yg tengah mereka perdebat kan itu.
"Kau tau aku mencintaimu tapi aku tak bisa bersamamu," ujar salah satu pemuda itu yg memiliki kulit putih dan lebih tinggi dari pemuda yg satunya.
"Knp knp knp phi bilang bahwa kita tak bisa bersama knp?" Tanya pemuda yg satu lagi yg memiliki kulit sedikit gelap dan lebih pendek dari pemuda sebelumnya.
Pemuda yg lebih pendek itu, bertanya sembari terisak dan menggenggam tangan pemuda yg lebih tinggi.
Yg membuat Mew entah mengapa merasakan hati nya sakit ,dan jg terluka karena air mata yg menetes dari mata si pemuda pendek itu.
Pemuda tinggi itu tak mampu menjawab pertanyaan dari pemuda lainnya, dia hanya dapat terdiam memandang putus asa pada pemuda di hadapannya.
Menghela nafas pemuda tinggi itu mengeluarkan sebuah liontin, yg ketika Mew melihat nya itu adalah liontin yg sama dengan yg di miliki oleh psikiater barunya itu.
"Simpan dan jaga liontin ini untuk, jika waktunya sudah tiba aku akan datang menjemput, dan aku akan menjadi orang pertama yg mengenalimu, hanya tunjukan liontin ini pada ku maka aku akan tau bahwa itu adalah dirimu," ujar pemuda tinggi itu.
Yg lalu memasangkan liontin itu di leher pemuda di hadapannya, yg membuat air mata turun di mata masing masing dari mereka.
Mew yg melihat itu ikut merasakan sakit dan jg sedih di hatinya, yg membuat air mata tanpa sadar menetes dari matanya.
Setelah memasang kan liontin itu pemuda tinggi tadi mengeluarkan sebuah pisau kecil dari saku bajunya, yg membuat pemuda di hadapannya menangis sembari menggeleng kan kepala nya kuat.
"Tidak tidak tidak, aku mohon jangan," ujar pemuda yg lebih pendek sembari menangis semakin menjadi.
Pemuda tinggi itu hanya tersenyum kecil, yg terlihat sarat akan luka.
Dia pun menggunakan pisau itu untuk memutuskan benang merah, yg menghubungkan tangan mereka berdua itu.
Membuat tangisan pemuda yg lebih pendek itu semakin menjadi, di mana hanya di balas senyum Dan air mata oleh pemuda tinggi itu.
Tak lama sosok pemuda tinggi itu pun mulai memudar, membuat pemuda pendek yg melihat nya pun.
Dengan segera mengulurkan tangannya untuk meraih pemuda tinggi itu, namun terlambat sosok pemuda itu sudah memudar.
Dan berubah menjadi kelopak kelopak bunga dandelion, yg terbang tertiup angin yg berhembus.
Pemuda pendek itu hanya bisa menangis sembari memegang liontin yg melingkar indah di lehernya itu, Mew entah mengapa ikut menangis melihat nya.
Karena tak kuat Mew pun berusaha untuk berjalan mendekati pemuda pendek itu, namun entah apa alasannya Mew justru tak bisa bergerak dari posisi nya.
Di mana tak lama setelah itu semua hal di sekitarnya mulai memudar, kebingungan Mew melihat ke sekitar nya.
Yg menghilang dan berubah menjadi hitam, membuat Mew sedikit panik.
Dan di saat kebingungan nya itu sebuah suara memangilnya, yg Mew tak tau milik siapa itu.
Mew berusaha mencari dari arah mana suara itu berasal, setelah nya Mew berusaha pergi ke arah di mana suara itu muncul.
Di mana kemudian muncul sebuah cahaya di hadapan Mew, yg lama kelamaan bersinar semakin terang.
Dan membuat Mew memejamkan matanya, karena silau oleh cahaya terang itu.
Tak lama Mew pun membuka matanya perlahan, dan hal pertama yg di lihat nya adalah wajah khawatir sang adik.
"Ada apa?" Tanya Mew pelan menatap bingung Tasya.
"Seharusnya aku yg bertanya seperti itu pada mu kak," ujar Tasya kemudahan.
"Apa yg kau maksud?" Bingung Mew menatap adiknya itu.
"Kau mengigau, dan bergumam maaf berkali-kali, dan ketika aku berusaha membangun kan Kakak, tapi kakak sama sekali tak mau bangun," jelas Tasya ke kakak nya itu.
"Aku..." Ujar Mew yg tak tau ingin melanjutkan kata katanya bagaimana.
Tasya pun yg melihat nya menghela nafas, dan bangkit dari duduk nya di sisi kasur Mew.
"Sudah lah lebih baik kakak bersihkan badan kakak dulu, aku akan menunggu di bawah untuk sarapan pagi bersama," ujar Tasya kemudahan tersenyum kecil dan pergi keluar kamar sang kakak.
Mew hanya melihat saja apa yg di lakukan sang adik, setelah perginya Tasya.
Mew pun bangkit dan berjalan ke kamar mandi untuk mandi pagi, setelah nya di pun memakai pakaian nya.
Dan turun kelantai bawah, untuk sarapan pagi bersama sang adik.
Setelah sarapan Mew kembali ke kamar nya, sedangkan Tasya memilih untuk pergi ke ruang perpustakaan pribadi di rumah nya.
Dia butuh menenangkan diri dari hal hal aneh yg terjadi ke kakaknya itu, karena walau Tasya sudah sering menghadapi nya.
Namun yg semalam dan pagi tadi adalah yg paling parah, karena hal yg sebenarnya terjadi pada kakaknya.
Bukan hanya kakaknya yg menangis dan bergumam dalam tidurnya, namun barang barang di kamar kakaknya jg sempat ikut melayang seolah tak ada gravitasi di kamar kakaknya.
Namun beruntung barang itu hanya melayang dan tak berpindah, jadi Tasya tidak perlu menjelaskan knp barang di kamar kakaknya berpindah.
Dan di jg tak mau untuk mengatakan hal itu pada kakaknya, karena dia takut kakak nya akan kambuh lagi.
*Di tempat Gulf
Gulf kini tengah sarapan di apartemennya, walau sedikit terlambat.
Karena entah mengapa tadi dia bisa tidak bangun dari tidur nya, bahkan ketika alarm di kamar nya berbunyi keras.
Dia terbangun ketika hp di meja nakas nya berbunyi, menandakan Panggilan masuk yg ternyata dari ibunya itu.
Di mana ibu kesayangan nya itu, menanyakan mengenai ke adaan nya dan jg pekerjaan nya.
Yg tentunya Gulf jawab baik baik saja, dan mengingat Gulf sedikit terlambat untuk datang ke tempat pasien nya yg bernama Mew.
Dia pun telah meninggal kan pesan, pada adik pasien nya, kalau dia akan sedikit terlambat untuk datang hari ini.
T-B-C.
Okey segini dulu ya sayang sorry kalo gantung dan gak jelas, moga kalian suka, dan maaf buat up nya yg kelamaan sumpah JJ lagi sibuk sayang🙏 biasalah derita pelajar, udah ya buat bacotan JJ karena JJ kudu pergi sekarang, kalo gitu see you next Chapter sayang👍😗👌😉😘😘😘😘💞💞💞💞.
KAMU SEDANG MEMBACA
psychologycal
FanfictionKisah seorang pemuda yg tidak bisa di bilang sakit tidak jg bisa di bilang sehat, wajah tampan tak menjamin mental yg baik dia lebih suka diam dalam kesunyian, karena pada titik tertentu dia lelah menjadi orang yg tau segalanya, namun tak biasa meng...