Sunyi adalah apa yg terasa di sekitar mereka, namun itu tak lama karena Gulf berdakhem berusaha untuk memulai pembicaraan.
"Jadi selain hal yg kau bilang bahwa kau bisa melihat dan mendengar mereka yg seharusnya tidak terlihat itu, apa ada hal aneh lain yg kau rasakan?" Tanya Gulf memulai pekerjaan nya.
''itu ada tentu saja namun aku tak bisa untuk memberi tau mu sekarang,'' ujar mew kemudian dengan senyum kecil, yg hampir saja tak terliat itu namun pada kenyataan nya itu ada di sana.
gulf yg mendengarnya pun mengangguk paham dan kembali mencatat sesuatu di buku kecilnya, itu cukup lama untuk gulf mencatat di bukunya hingga dia pun kembali menatap mew lagi.
''lalu apa ada hal yg tak kau sukai atau membuat mu lelah dengan segala hal yg kau miliki ini?'' ujar gulf lagi bertanya.
''semuanya atau bisa aku sebut segalanya,'' ujar mew kemudian dengan senyum yg mulai menghilang dari bibir nya.
yg membuat gulf antara terkejut dan bingung mendengar apa yg di katakan mew, sehingga sebuah pertanyaan kembali muncul di kepalanya.
''kenapa? bukan kah seharusnya kau senang dan merasa hebat dan keren karena bisa mengetahui dan bisa melakukan hal yg orang biasa tak bisa lakukan?'' ujar gulf dalam kebingungan nya.
''hahaha... kebanyakan orang berkata bahawa itu keren dan jg menarik bisa melihat mendengar dan mengetahui hal yg orang bisa tak bisa lakukan namun pada kenyataan nya itu tidak,'' ujar mew di awali dengan tawa sarkastiknya.
''karena pada kenyataan nya orang orang hanya melihat apa yg terlihat di depan mata mereka, dan mereka tak tau dan tak mengerti tentang kenyataan yg sebenarnya, bagai mana ketika kami mendapatkan padangan aneh tak tatapan tak suka dari orang lain bahkan ketika kami tak melakukan apa pun, di hantui dengan segala rasa sakit dan luka dari mereka yg tak terlihat, di anggap gila dan tak waras karena berbicara dengan apa seharusnya tak terlihat, di teror setiap saat dan setiap waktu oleh mereka yg bahkan tak bisa dirasakan keberadaan nya oleh orang biasa, melihat kenyataan di balik diri seseorang yg seharusnya tidak kita ketahui menjadi saksi dari sebuah tragedi yg seharus tidak kita ketahui, merasakan segala emosi yg seharusnya tidak kami rasakan dan merasakan bagaimana semakin lama emosi itu mengikis diri kita dari dalam itu seperti kau membiarkan dirimu di makan oleh dirimu sendiri sedikit demi sedikit, dan kau tau jika aku bisa aku ingin terlahir kembali tanpa mengetau atau pun mengenal dan jg memiliki hal hal ini, ini melelahkan dan menyakitkan,'' ujar mew dengan panjang lebar, dengan kesedihan, rasa sakit, luka dan ke putus asaan terlihat tergambar jelas di matanya.
membuat gulf terdiam membisu mendengar nya, dia tak bisa untuk membawa dirinya untuk berkata sesuatu untuk menanggapi segala apa yg di katakan mew tadi.
''tapi setidak nya kau bisa mensyukuri itu karena dengan itu setidaknya kau bisa menolong seseorang kan seperti diriku dan Dann,'' ujar gulf kemudian ketika dia menemukan hal yg bisa untuk dia ucapkan.
''bersyukur kau bilang aku bersyukur bisa membantu mereka aku bahagia bisa membantu mereka, namun apa pernah mereka merasa senang dan bahagia karena aku membantu mereka mereka hanya akan berkata terima kasih sekarang lalu meninggal kan aku di waktu berikutnya, bersikap seolah oleh aku tak pernah ada di sana untuk membantu mereka mendapat kan kebahagiaan dan ketenangan mereka kembali,'' ujar mew membalas dengan rasa marah dan sakit hati yg terlihat jelas.
kembali gulf kehilangan kata kata untuk membalas mew karena segala apa yg di katakan mew, seakan membungkam segala pertanyaan yg akan keluar dari bibir gulf.
sunyi adalah apa yg menyelimuti di antara mereka kini, mew atau pu gulf tak ada satupun dari mereka yg ingin memulai sebuah pembicaraan.
hingga handphone gulf yg ada di tas nya berbunyi nyaring, mew yg mendengarnya pun mengambil itu dan menyerah kan nya pada gulf.
gulf mengucap 'trima kasih' lalu mengangkat terlfon, yg entah dari siapa itu.
''halo?'' ujar gulf yg kebingungan itu.
''halo dokter gulf ini aku Dein, biasakah kau datang ke rumah sakit sekarang, karena dann sudah sadar dan dia tiba tiba saja bertanya mengenai dirimu,'' ujar si penelfon yg ternyata adalah dein itu.
''hmm baiklah aku mengerti aku akan ke sana sekarang,'' ujar gulf kemudian dan menutup sambungan telfon itu.
''kau mau ke mana?'' tanya mew yg mendengar gulf yg akan pergi itu.
''dein menelfon dan dia berkata jika dann sudah sadar dan sekarang tengah bertanya mengenai diriku,'' ujar gulf kemudian yg lalau dia pun bangkit dari kasur dan bejalan untuk mengambil tasnya.
''aku akan ikut dengan mu,'' ujar mew tiba tiba dengan menggenggam pergelangan tangan gulf, menghentikan gulf yg akan membuka pintu kamar mew itu.
awalnya gulf ragu untuk berkata iya karena menurutnya itu hanyalah sebuah masalah kecil, namun ketika melihat tatapan mew yg begitu meyakinkan itu gulf pun akhirnya setuju.
mereka pun pergi ke rumah sakit bersama menggunakan mobil gulf, yg di kemudikan oleh mew itu dan gulf hanya duduk di bangku penumpang di sisi kemudi itu.
sunyi adalah apa yg kembali terasa di sekitar mereka, mew fokus pada jalanan sedang gulf.
dia sebenarnya ingin mengatakan sesuatu, namun dia takut apa yg akan di katakan nya nanati malah kembal membuat mew sakit hati.
''kau tau, kau tidak perlu bersikap canggung seperti itu dengan ku setelah apa yg terjadi di kamar tadi, aku tau aku terlalu emosianal dan yah jujur aku sedikit tersinggung dengan apa yg kau tanyakan itu, namun itu sudah baik baik saja sekarang jadi ku rasa kau tak perlu untuk merasa canggung lagi,'' ujar mew panjang yg menyadari gulf yg hanya diam sedari tadi itu.
''maaf kan aku, aku mengerti itu sedikit keleawatan tapi sebagai dokter...'' belim selesai gulf bicara mew sudah lebih dulu memotong.
''bukan kah sudah ku bilang bahwa itu baik baik saja,'' ujar mew kemudian.
yg membuat gulf akhirnya pun hanya menganggu, dan diam kembali.
hingga tak lama mereka pun sampai di rumah sakit, mew pun memarkirkan mobil gulf.
lalu mereka berdua pun berjalan bersama menuju ruangan, dann yg sudah di pindah kan ke ruang VVIP itu, beruntung gulf sudah bertanya pada seniornya dulu.
jadi mereka bisa langsung menuju ruangan dan, yg ada di lantai 3 rumah sakit itu.
T-B-C.
okey segini dulu buat chepter kali ini ya sayang, dan maaf kalo kurang seru tapi jj harpa kalian suka okey, dan buat kata kata mew di chepter ini, sebenernya apa yg jj rasain selama ini jadi kata kata itu bukan hanya sejedar kata kata yg jj buat dan jj pikitkan aja, kare pada kenyataan nya jj jg mengalami dan melalu itu semua, tapi jj bersyukur udah bisa ngendaliin itu sekarang walau sempat jj lepas kendali satu atau dua kali tapi syukur jj udah baik baik aja sekarang dan buat kalian yg juga ngerasain dan mengeri dengan hal seperti ini semoga kalian selalu sehat dan baik baik aja jj tau itu berat tapi jj jg mengerti bahwa kailan kuat dan kalian hebat udah bisa ngelewatin itu semua hingga sekarang, tetep semangat dan kalian juga harus tau bahwa kalian gak sendirian ngejalaninini semua okey, dan buat pembaca jj yg lain yg orang terdekat atau saudara kalian mengalami ini jg jj harap kalian bisa selalu dukung dan suport mereka okey karena menjadi seperti ini itu bener bener gak mudah dan jg melelah kan jadi kalian juga harus mengerti dan paham.
jj jadi panjang banget ngomongnya ya hahaha tapi jj harap kalian suka dan terus suport dan kasih semangat jj , makasih buat semuanya see you next chepter . <3<3<3
KAMU SEDANG MEMBACA
psychologycal
FanfictionKisah seorang pemuda yg tidak bisa di bilang sakit tidak jg bisa di bilang sehat, wajah tampan tak menjamin mental yg baik dia lebih suka diam dalam kesunyian, karena pada titik tertentu dia lelah menjadi orang yg tau segalanya, namun tak biasa meng...