"Aku akan membantu kalian kembali bersama," jawab Mew dengan menatap tepat ke mata Dein.
"Hah!?" Ujar Dein terkejut, mendengar jawaban yg di berikan Mew.
Namun ketika Dein akan berkata sesuatu, tiba tiba ada seseorang yg mendatangi meja mereka dan memegang tangan Mew.
"Kakak," ujar orang tersebut, yg ternyata adalah Tasya.
Tiga orang yg duduk di meja itu pun, memandang terkejut kehadiran tiba tiba Tasya.
"Kita kembali sekarang," ujar Tasya yg secara tiba tiba menarik Mew.
"Ah!, Tasya tunggu," ujar Gulf menghentikan Tasya yg menarik Mew secara tiba tiba itu.
"Dokter Gulf syukur lah anda baik baik saja, tapi saya rasa lebih baik untuk kami kembali ke rumah sekarang," ujar Tasya menunduk singkat lalu kembali menarik sang kakak bersamanya.
"Tunggu anda ingin membawa dia kemana," kini Dein yg berujar, menahan tangan Tasya yg menarik Mew bersamanya.
"Tentu saja untuk kembali ke rumah, maaf kan atas hal hal aneh yg kakak saya ucapkan, tapi kami benar benar harus pergi sekarang," ujar Tasya memaksa melepaskan tangan Dein, lalu membawa pergi kakaknya.
Dein dan Gulf tidak tau harus berkata bapa lagi, ketika Mew hanya diam akan perlakuan Tasya kepada-nya.
"Saya akan menyusul mereka, anda bisa menanti di sini dan kami akan kembali, atau jika kami tidak kembali anda bisa menghubungi saya melalui no ini," ujar Gulf yg kemudian menyerahkan kartu nama nya.
Dia pun pergi dari situ mengikuti kemana Tasya menyeret Mew, dan Dein hanya bisa menatap dalam kebingungan.
Dia menatap kartu nama yg ada di tangan nya, dan menghela nafas dia pun kembali duduk di tempat nya.
Lalu meminum minuman nya yg masih belum iya habis kan itu, sedangkan Gulf yg mengeja mew dan Tasya.
Kini terlihat tengah bersembunyi di dekat, mobil yg di bawa Tasya di mana terlihat Mew dan Tasya tengah berdebat.
Yg tentu saja lebih banyak Tasya yg berbicara, sedangkan Mew hanya menanggapi dengan beberapa kata saja.
"Hentikan kak, ini sudah yg kesekian kalinya, bukan kah sudah ku katakan untuk melupakan nya saja, karena percuma sekeras apapun kakak mencoba semuanya hanya akan berakhir sia sia," ujar Tasya tepat di wajah Mew.
"Tidak bisa kah kau sekali saja yakin pada ku," ujar Mew menanggapi.
"Yakin, yakin pada apa!, Pada mimpi gila kakak yg belum tentu benar itu," ujar Tasya berteriak.
Mew terdiam terlihat Mew mengepalkan tangannya kuat, Lagi lagi untuk kesekian kalinya.
Tak ada yg percaya padanya, ini lah mengapa dia selalu berusaha untuk menutup diri pada dunia luar.
Karena sekeras apapun dia berusaha membuktikan, dia tau tau sekali bahwa tak akan ada yg percaya padanya.
Gulf yg mendengar teriakan Tasya cukup terkejut, namun ketika dia menatap wajah Mew yg terlihat marah jg terluka itu.
Entah mengapa dia merasa bahwa, apa yg akan di lakukan Mew tentang Dein dan jg Dann.
Gulf merasa bahwa kali ini, Mew benar benar serius dan hal baik benar benar akan terjadi.
Gulf menarik nafas nya pelan, lalu keluar dari tempat dia bersembunyi.
"Beri lah dia kesempatan," ujar Gulf yg membuat Tasya dan Mew menatap terkejut Gulf, yg tiba tiba muncul itu.
"Dokter Gulf, ta-tapi..." Tasya baru saja ingin mengatakan sesuatu, Gulf lebih dulu memotong.
"Aku akan menjamin semuanya, jika semuanya mulai menjadi buruk, aku yg akan menjadi orang pertama yg menghentikan nya, dan lagi masalah ini menyangkut pasien ku jg, jadi sebagai dokter aku siapa bertanggung jawab," ujar Gulf dengan wajah seriusnya.
Tasya yg mendengar nya terdiam, di mana tak lama dia pun menghela nafas pelan.
"Baiklah kali begitu," ujar Tasya mengangguk setuju.
Gulf tersenyum kecil mendengar nya, di mana kemudian.
Mereka pun berbincang tentang beberapa hal, di mana kemudian Tasya pun lebih dulu pulang.
Sedangkan Mew dan jg Gulf memilih untuk menetap di rumah sakit, dan akan kembali ke rumah Mew agak sore nanti.
Mew Gulf pun masuk kembali, dan kembali ke tempat di mana mereka tadi berbincang bersama Dein.
Beruntung Dein masih duduk di tempat nya, namun terlihat dia sedang sibuk berbicara serius dengan seseorang melalui telepon.
Setelah selesai saat itu Dein menyadari, kehadiran mewgulf.
"Kalian kembali? Apa semuanya baik baik saja?" Tanya Dein menatap mewgulf.
"Iya semuanya baik baik saja, tak perlu khawatir, jadi bisa kita lanjutkan pembicaraan kita," ujar Gulf yg kembali duduk di tempat nya, begitu jg dengan Mew.
Sunyi sejenak tak lama Mew pun menghela nafas pelan, lalu menjelaskan maksud dari apa yg dia katakan tadi pada Dein.
"Aku mengerti kebingungan mu, tentang apa yg aku katakan beberapa saat lalu, aku akan menjelaskan nya sekarang terserah kau ingin percaya atau tidak, tapi setidaknya beti aku kesempatan untuk, melaksanakan ucapan ku tadi," ujar Mew sebelum mulai menjelaskan.
"Hmm... Baiklah," ujar Dein, sembari mengangguk setuju atas pernyataan Mew.
"Sejak kecil aku mendapat kan ke anehan ini, aku bisa melihat semua rahasia seseorang dan jg pribadian seseorang yg bahkan tidak aku kenal, hanya melalui wajah atau fotonya, aku jg bisa melihat masa lalu seseorang melalui mimpi, bahwa kematian seseorang terdekat ku dan aku bisa mengetahui nya karena aku dapat mendengar jiwa mereka memanggilku tepat 7hari sebelum ke Matian mereka, dan jg aku bisa mengetahui melihat dan mendengar mereka yg tidak bisa di lihat oleh orang biasa, dan yg jelas itu bukan hanya gangguan sikologi karena mereka benar-benar ada," ujar Mew menjelaskan di mana dia menatap Gulf di akhir kalimat nya.
Dein dan jg Gulf terkejut bukan main mendengar nya, karena apa yg di katakan Mew adalah hal yg benar benar terdengar mustahil.
Sunyi terasa di sekitar mereka, tak ada satupun dari mereka yg mau berbicaralah.
Hingga sebuah helaan nafas panjang dari Dein terdengar, membuat Mew dan jg Gulf menatap ke arahnya.
"Aku tidak akan bilang bahwa aku tidak percaya, karena itu sama saja dengan sebuah kemunafikan karena fakta bahwa aku bisa berengkarnasi sekarang sudah dapat di sebut hal yg mustahil, numun pada kenyataannya hal itu benar benar ada, jadi mengenai apa yg kau sebut kan aku rasa itu bukan lah hal yg mustahil jika itu, benar benar terjadi," ujar Dein kemudian.
Mew pun mengangguk setuju, sedang Gulf dia merasa masih belum biasa menerima dengan jelas.
Akan semua hal yg terjadi kini dia yg Nita bene nya seorang psikolog tentunya merasa bahwa, semua ini adalah hal yg tak mungkin dan sangat mustahil.
Dan dia yakin bahwa ada penjelasan logis mengenai semua hal ini, tapi ketika bukti yg mustahil itu benar benar ada di hadapannya kini
Diam hanya lah apa yg bisa Gulf lakukan, karena dia masih lah syok dan kebingungan harus berkata seperti apa.
Untuk menanggapi hal hal, yg tak masuk akan ini.
T-B-C.
Okey segini dulu buat cp kali ini, dan maaf buat keterlambatan up nya, dan moga kalian suka sama chapter kaki ini, makasih buat semua dukungan dari yg kalian berikan, see you next chapter sayang 👌😗😘😘😘💕💕💕.
KAMU SEDANG MEMBACA
psychologycal
FanfictionKisah seorang pemuda yg tidak bisa di bilang sakit tidak jg bisa di bilang sehat, wajah tampan tak menjamin mental yg baik dia lebih suka diam dalam kesunyian, karena pada titik tertentu dia lelah menjadi orang yg tau segalanya, namun tak biasa meng...