Setelah merasa sedikit tenang Gulf pun melepaskan pelukan nya, dan sedikit memundurkan dirinya dari Mew.
"Aku baik baik saja sekarang Terima kasih, " Ujar Gulf dengan senyum kecil nya itu.
Mew pun menganggu kecil, yg mendapat kan senyum kecil dari Gulf.
"Aku akan kembali, " Ujar Mew yg akan kembali ke kamar nya, ketika melihat Gulf sudah tenang itu.
Tapi ketika Mew bangkit Gulf dengan pelanggan menarik ujung, piyama Mew menahan nya untuk bejalan pergi.
Mew pun dengan wajah bingung menatap Gulf, di mana pemuda manis itu terlihat menunduk dengan sedikit gugup.
"Bi-bisa kau temani aku sejenak, " Pinta Gulf dengan nada suara kecil, dan terdengar sedikit gugup itu.
Tp Mew jg dapat mendengar sedikit, nada takut terselip dalam nada suara yg sedikit bergetar itu.
"Hmm, " Balas Mew dengan gumaman dan dia pun, duduk di sisi kasur Gulf.
Dengan satu tangan nya yg di genggam oleh pemuda manis di samping nya, dan Gulf sendiri mulai merebahkan dirinya.
Memulai obrolan obrolan kecil Gulf, pun makin lama makin merasa mengantuk.
Hingga dengan Perlahan-lahan dia memejamkan matanya, dan jatuh tertidur dengan nafas lembut yg teratur.
Mew yg melihat nya entah mengapa tak bisa untuk tidak tersenyum kecil, walau sama bibir tipis itu tetap terangkat membentuk senyum.
Diam memperhatikan Gulf untuk beberapa saat hingga, merasa sedikit puas Mew pun beralih ke liontin yg terletak di kasur Gulf itu.
Dengan pandangan dingin Mew meraih nya dan membawanya pergi, ke kamar nya sendiri dengan marah dia melemparkan liontin itu ke cermin.
Dan dari pecahan cermin itu mulai muncul sosok sosok yg terlihat, begitu mengerikan untuk dilihat atau bahkan di bayangkan.
"Ku rasa aku sudah membuat diriku sendiri jelas, tapi seperti nya kalian terlalu keras kepala untuk menurut, " Ujar Mew dingin menatap makhluk makhluk itu.
Berdecak marah Mew meraih tas kecil yg di letakkan nya di laci nakas, mengeluarkan buah bola kecil yg terlihat di keliling tulisan tulisan rumit yg entah apa itu.
Meletakkan nya tepat di depan kaca dan di tengah tengah pecahan kaca itu, Mew meraih sebuah belati hitam yg terlihat di penuhi aura yg berat dan menyiksa itu.
Dengan pandangan dingin Mew melemparkan belati itu ke bola yang di letakkan nya tadi, di mana bila itu meledak dan membakar makhluk makhluk yg ada di cermin itu.
Teriakan teriakan minta tolong, dan jeritan tersiksa dapat Mew dengar.
Namun dia tak peduli dan hanya menatap dingin pemandangan di depan nya, hingga makhluk makhluk itu terbakar hangus.
Hingga menghilang dan lenyap, di mana secara ajaib kaca kaca yg pecah itu kembali menyatu.
Dan kembali ke bentuk semulanya sebelum Mew merusak nya, menghela nafas kecil Mew pun meraih liontin dan belati yg ada di dekat kaca itu.
Menyimpan kembali belati itu dan menghancurkan liontin di genggaman nya, helaan nafas kembali terdengar ketika Mew mendudukkan diri nya di sisi kasur.
Dia sadar itu terlalu sulit bahkan liontin dengan segel khusus, tak dapat menahan makhluk makhluk itu untuk mendekat.
Mew harus mencari cara lain cara yg bisa lebih kuat dan lebih aman, untuk melindungi Gulf karena untuk alasan yg entah apa itu.
Mew tak bisa untuk melepaskan pemuda manis itu untuk pergi darinya, sebuah rasa yg Mew tak paham apa itu menahan nya untuk melepaskan pemuda itu.
Tp yg pasti dia tau dia ingin selalu bersama Gulf dan, melindungi Gulf dari segala yg dapat menyakiti nya.
Menghela nafas Mew pun memilih untuk berhenti memikirkan hal rumit ini, dan memilih untuk tidur karena entah knp kini dia sudah mulai mengantuk.
Merebahkan dirinya di kasur Mew sejenak menatap langit langit kamar nya, namun kembali helaan nafas keluar.
Mew pun memejamkan matanya dan tak butuh waktu lama, di mana kemudian dia telah tertidur nyenyak menuju alam mimpi.
Pagi hari datang Gulf yg terusik dengan sinar matahari itu, dengan pelan membuka kedua kelopak matanya itu.
Awalnya dia terkejut tp tak lama dia sadar, dia menginap di rumah Mew malam tadi.
Menghela nafas kecil Gulf merenggang kan tubuh nya, dan bangkit untuk pergi ke kamar mandi sekali berganti pakaian.
Ketika dia selesai di kamar mandi pintu kamar tamu yg di tempatnya di ketik, di mana ternyata maid yg mengetuk pintu memberitahu tentang sarapan pagi.
"Baiklah sebentar lagi saya akan pergi ke meja makan, " Balas Gulf ramah dan senyum kecilnya.
Maid itu pun menganggu dan pamit dari sana, Gulf menutup pintu kamar lalu masuk lagi ke dalam.
Membereskan beberapa hal dan memeriksa isi tas nya sejenak, namun Gulf merasa ada yg aneh melihat sekitar nya Gulf mengernyit kan alisnya bingung.
"Tunggu di mana liontin itu, " Ujar Gulf bergumam bingung mencari, hingga tak sadar Mew kini sudah berdiri di belakang Gulf.
"Mencari apa? " Tanya Mew dengan wajah nya yg tepat ada, di sisi kanan wajah Gulf.
Yg tentu membuat Gulf kaget dan berniat berbalik tapi, perkiraan Gulf kurang tepat karena bibir merah Ranum nya malah berakhir mencium pipi Mew.
Kedua nya sama sama kaget dan melangkah mundur, Mew berusaha bersikap tenang walau ujung telinganya terlihat Merah.
Sedang Gulf sendiri menutup bibir nya dengan punggung tangan kiri nya, dan sedikit memalingkan wajah nya yg terlihat memerah itu.
"Ekhem jadii.. " Ujar Mew yg mempertanyakan jawaban dari pertanyaan nha nya tadi.
"Oh itu... Mmm... Liontin ku... " Kata Gulf dengan sedikit gugup, dan bisikan pelan itu.
"Oh untuk itu malam tadi itu putus, aku akan memperbaikinya dan akan ku kembalikan besok, " Kata Mew menjelaskan.
"Oh mmm baiklah, " Kata Gulf pelan, dengan anggukan kecilnya.
Lalu mereka pun sama sama diam, entah apa yg mereka pikir kan tp yg pasti mereka masih merasa canggung karena kejadian yg baru saja terjadi.
"Ehh sarapan, " Ujar Mew berniat mengajak Gulf sarapan, di ruang makan.
"Oh iya ayo, " Kata Gulf lalu berjalan duluan untuk pergi ke ruang makan, dan Mew pun mengikuti nya dengan diam.
Semua berjalan baik dan lancar sarapan pagi pun selesai, dan setelah sarapan Gulf pun pamit untuk pulang.
Selesai pamit Gulf pun pergi menggunakan mobilnya, di mana dia tidak lah pulang tapi pergi ke rumah sakit.
Karena dia baru ingat jika dia harus mengurus beberapa rapa, dokumen yg di tinggal nya di rumah sakit.
Dari rumah Mew yg sebenarnya sedikit lebih dekat ke rumah sakit, Gulf tak perlu menempuh waktu lama untuk sampai di rumah sakit.
Dia pun pergi untuk mengambil dokumen si ruang kerjanya, dan memasukkan nya ke tas untuk di bawanya pulang.
T-B-C.
KAMU SEDANG MEMBACA
psychologycal
FanfictionKisah seorang pemuda yg tidak bisa di bilang sakit tidak jg bisa di bilang sehat, wajah tampan tak menjamin mental yg baik dia lebih suka diam dalam kesunyian, karena pada titik tertentu dia lelah menjadi orang yg tau segalanya, namun tak biasa meng...