Gulf ternyata belum sepenuhnya tidur di mana ketika Mew menyematkan kecupan lembut di pucuk hidung nya Gulf, pun membuka matanya ketika mendengar pintu kamar nya tertutup.
Dalam gelap kamar itu kita bisa melihat waja memerah Gulf yg mendapat perlakuan lembut, dan manis secara tiba-tiba oleh pemuda sedingin itu.
Dan dalam kejujuran Gulf benar benar tersipu dengan sikap Mew yg seperti barusan, dan itu sama sekali tidak mendukung dengan perasaan untuk move on yg berusaha di bangun oleh pemuda manis itu.
Gulf beebalik badan dan memandang ke arah pintu kamar nya yg tertutup, dan menghela nafas nya pelang.
Tak hanya bingung bagaiamana harus menghadapi perasaan terhadap Mew yg notabene adalah salah satu pasien nya, Gulf juga di bingung kam dengan segala sikap manis dan lembut Mew membuat nya kebingungan harus bagaiamana dia balas bersikap.
Beberapa menit berlalu Gulf yg akhirnya menyerah yang akhirnya menyerah untuk tidak terlalu, berfikir lun memilih untuk mulai memejamkan mata dan tidur.
Waktu berlalu ketika pagi hari datang Mew sedikit terkejut karena terbangun di ruangan yg bukan kamar nya itu, namun ketika dia sadar bahwa tengah menginap di apartemen dokter pribadi nya Mew pun hanya menghela nafas.
Memilih bangkit dari kasur untuk membasuh wajahnya dan keluar dari kamar, berjalan di sekitar apartemen hingga ke kamar Gulf Mew tau bahwa apartemen itu tengah kosong.
Dengan alis yg berkerut bingung Mew berjalan menuju dapur apartemen, dan dia bisa melihat sepiring sandwich dan segelas susu di meja dengan sebuah note kecil di samping nya.
Mew pun meraih note itu dan membaca isinya di mana tertulis, bahwa Gulf harus pergi kerumah sakit untuk panggilan darurat dan tidak sempat untuk memberi tau kan Mew.
"So reckless, " Ujar Mew dalam gumaman di balik helaan nafas nya, di mana kemudia dia pun memakan apa yg telah di sajikan oleh Gulf.
Dan kembali ke kamar tamu Untuk mengambil barang nya yg ada di kamar itu, Mew tak langsung pergi menuju pintu keluar untuk pulang.
Namun dia mengambil waktunya untuk mengelilingi apartemen Gulf, dan mengikat kan beberapa benar merah suci di tempat yg sekiranya tak akan di sadari dokter muda itu.
Dan tepat pada pegangan pintu depan apartemen Gulf, Mew menempatkan beberapa mantra tak terlihat di balik pintu itu.
Kemudian Mew pun pergi untuk pulang setelah memastikan pintu apartemen Gulf, sudah dengan aman terkunci.
Gulf kini tengah berjalan di Koridor rumah sakit menuju ruangan Dann setelah tadi, menangani pasien darurat di UGD.
Ketika di sampai Gulf hanya menemukan suster yg tengah membereskan kasur Dann, di mana kamar itu sudah bersih dan di siap kan untuk pasien baru.
"Di mana pasien Danny? " Tanya Gulf pada suster yg tengah berberes itu dengan bingung, harus nya di tau kabar ini jika memang Danny di pindahkan karena dia adalah dokter utama Danny.
"Dokter Osman menandatangani surat pindah rumah sakit nya pagi ini, seharusnya dokter Beam sudah mengabarkan nya pada anda, " Jelas suster itu dengan bingung memandang ke arah Gulf.
Mengerutkan keningnya nya bingung jg terkejut, Gulf membalik langkahnya pergi menuju ruangan dokter Beam.
Dua kali mengetuk pintu ruangan dokternya beam Gulf pun membuka pintu ruangan dan masuk, ke ruangan dokter seniornya itu.
"Dokter Gulf, ada apa?" Tanya Dokter Beam ketika melihat ternyata Gulf yg masuk ke ruangan nya itu.
"Aku mendengar dari suster jaga bahwa dokter Osman menandatangani surat pindah rumah sakit pasien ku, " Ujar Gulf berjalan mendekat ke meja dokter Beam dan berdiri di dekat meja itu.
"Wali dari Danny menandatangani surat kepindahan paksa, dokter Osman sebagai dokter kepala yg dapat menandatangani surat itu, dan jika kau bertanya apa kah ini jg kemauan dari pasien aku bisa memastikan seratus persen bahwa pasien jg menyetujui hal ini, " Ujar dokter Beam menjelaskan dengan santai.
Gulf tentu terkejut mendengar hal ini Dein yg menjadi wali dari Danny, tidak akan mungkin memindahkan Dann tanpa menginformasikan padanya terlebih dahulu.
"Jika kau kurang yakin, hanya pergi hubungi wali Danny kemudian tanyakan mengenai keputusan kepindahan rumah sakit ini, " Ujar Beam memandang Gulf dengan santai.
Menghela nafas Gulf pun pamit dari ruangan dokter Beam dan pergi menuju ruangan nya sendiri, Gulf pun mulai menghubungi no Dein namun setelah 7 kali panggilan semuah berakhir langsung ke pesan suara.
Dalam kebingungan nya Gulf pun memutuskan untuk menghubungi Mew, yg di langsung mendapatkan jawaban di sering ketiga.
"Mew Dann juga Dein.... " Ketika Gulf akan melanjutkan apa yg akan dia katakan Mew sudah lebih dulu menebak alasan mengapa Gulf menelpon nya.
"Dein membawa Danny pergi dari rumah sakit itu, mereka sekarang sedang dalam perjalanan ke Canada Dein juga berkata mereka memutuskan untuk memulai semuanya dari sana, dia juga meminta aku untuk memeberi tahu dirimu karena Danny tidak mau untuk pada akhirnya mengecewakan mu dengan keputusan mereka ini, " Ujar Mew menjelaskan segalanya pada Gulf.
Sunyi Gulf berusaha untuk memproses hal yg baru saja, di jelas oleh Mew kepada dirinya itu.
"Apa kah aku egois jika ingin Danny tetap di sini bersama ku? " Tanya Gulf dalam bisikan lemah dan memandang kosong pintu ruangan dokter nya.
"No you just wanted a best friend, and it's not wrong, it will never be wrong, " Ujar Mew dengan nada lembut berusaha menenangkan pria manis di sebrang sambungan itu.
Gulf pun hanya dia tak membalas di mana Mew melanjutkan dengan menyanyikan lullaby lembut untuk Gulf, yg membuat pemuda manis itu tersenyum tipis walau matanya sudah memerah dengan satu dua tetes air mata mengalir di pipi putihnya itu.
Beberapa menit kemudian Gulf yg selesai berbicara dengan Mew memutuskan untuk pulang ke apartemen nya, mengingat jadwal sift mya jg sudah berakhir untuk hari ini.
Mew memandang layar HP nya yg menggelap setelah tadi berbicara dengan Gulf di telfon, Mew paham apa yg kini tengah di rasakan Gulf namun dia tak bisa untuk melindungi Gulf dari perasaan nya sendiri yg bisa Mew lakukan hanya ada di sisiNya dan membantu walau hanya dapat sedikit menenangkan hati Gulf.
"Phi kau sedang apa? " Tanya Tasya yg melihat kakak nya duduk di sofa dan dalam diam, memandang layar gelap handphone nya itu.
"Hmm nothing, " Balas Mew kemudian meletakkan handphone nya di atas meja nakas di samping sofa dan dalam diam menemani adiknya, menonton film yg sudah mereka lakukan sejak hampir 1 jam yg lalu ketika Mew bru saja sampai di kediaman nya itu.
Tasya pun berusaha untuk mengerti dan tidak mengganggu kakak nya itu, dia hanya lanjut bersandar pada kakaknya dan menikmati film yg tengah mereka tonton bersama.
T-B-C.
Duar duar duar hayooo Danny kemana hayooo tiba tiba kok pindah 🤭🤭🤭 makin makin aja nih misteri nya btw ada yg nungguin nih pasien dan dokter jadian gak nih 👀👀👀 gimana ya di bikin jadian nggak yaaaa hmmmm 🤭🤭🤭🤭 btw enjoy see you next chapter 😘😘😘.
KAMU SEDANG MEMBACA
psychologycal
FanfictionKisah seorang pemuda yg tidak bisa di bilang sakit tidak jg bisa di bilang sehat, wajah tampan tak menjamin mental yg baik dia lebih suka diam dalam kesunyian, karena pada titik tertentu dia lelah menjadi orang yg tau segalanya, namun tak biasa meng...