My Future : Trauma

472 42 0
                                    

If you like this story, vote and comment ya guys! ❤️

....

Sepertinya Baekhyun memasak terlalu lama, tapi 45 menit tidak terlalu lama kan? Lalu mengapa Chanyeol tertidur di kursi, depan televisi. Kepalanya bersandar, tapi wajahnya terlihat gelisah, tidak seperti biasanya.

"Chanyeol," panggil Baekhyun dengan lembut.

Lelaki tinggi itu terlihat berkeringat, maka Baekhyun mengambil tissue yang ada di meja dan mengelapnya. Mata Chanyeol bergerak merasakan gerakan di sekitar wajahnya, mata bulat lelaki itu mengerjap.

"Tidur nyenyak?" tanya Baekhyun dengan senyuman.

Chanyeol menggeleng, tanpa menjawab lelaki itu membawa Baekhyun ke dalam pelukannya.

"Aku bermimpi buruk," gumamnya setelah beberapa saat.

"Aku mencintaimu kau tahu kan?" tanya Chanyeol seraya mengecup pelipis perempuan cantik itu.

"Jangan tinggalkan aku," pinta Chanyeol.

Baekhyun mendorong Chanyeol untuk melihat ekspresi lelaki itu, "Apa yang kau bicarakan?" tanyanya agak kesal. Tanpa memberi Chanyeol kesempatan untuk menjelaskan dia segera berdiri dan berjalan ke area meja makan. "Ayo, kau harus makan dulu."

Mereka berdua makan dengan khidmat. Sudah lama sekali rasanya lidah Chanyeol tidak mencicipi makanan buatan Baekhyun. Sejak masuk kantor, memang mereka berdua sibuk.

"Enak?" tanya Baekhyun penasaran, karena Chanyeol makan dengan begitu lahap.

"Selalu, masakanmu yang ternak!" jawab Chanyeol mengacungkan dua jempol.

Baekhyun terkekeh, pipinya tersipu malu.

"Aku akan mengantarmu ke kantor?" kata Chanyeol memeluk Baekhyun yang sedang mencuci piring.

Baekhyun terlalu malas menjawab, jadi dia hanya diam. Tapi napasnya semakin tak karuan begitu Chanyeol menempelkan hidungnya di leher Baekhyun.

"Chanyeol?" panggilnya dengan gugup. Mungkin Chanyeol hanya berniat menjahilinya, tangannya yang masih memegang piring untuk dia cuci bergetar.

Tubuhnya menegang saat Chanyeol mengecup lehernya, tapi bukan hanya itu Chanyeol juga mencium basah lehernya, menempelkan lidahnya di leher Baekhyun.

Baekhyun panik, menjatuhkan piring, dan segera mendorong Chanyeol. "Apa-apaan!" raut wajah Baekhyun terlalu panik. Bukan hanya masalah lidah Chanyeol, tapi saat itu tangan Chanyeol juga menjelajahi tubuhnya.

Chanyeol jelas terkejut, dia hanya... dia kalah dengan nafsunya, dan itu karena rasa cemburu dan takut di tinggalkan yang mendominasinya. Keinginan untuk mengklaim Baekhyun semakin kuat begitu dia sadar bahwa sekretaris Baekhyun terlihat menyukai perempuan kesayangannya itu.

Lalu, apa? Chanyeol tidak mau mengalah lagi. Bahkan jika itu karena Chanyeol miskin, dia akan tetap memperjuangkan Baekhyun.

Chanyeol mungkin tidak punya uang sebanyak Baekhyun, tapi dengan perkebunan kecil itu Chanyeol yakin Baekhyun akan merasa cukup.

Chanyeol akan memberi banyak cinta, banyak waktu luang untuk Baekhyun, Chanyeol akan memberi segala yang dia bisa untuk mendapatkan Baekhyun.

Tapi jika tiba saatnya Baekhyun bosan, dan menemukan lelaki yang lebih menarik dari pada dia, atau bahkan lebih muda darinya, dan Baekhyun lebih memilih orang itu Chanyeol rela.

Hanya, agar Baekhyun tidak merasa dia terpaksa. Hanya, agar Chanyeol bisa melihat senyum yang tumbuh lagi di wajahnya.

Untuk sekarang, biarkan Chanyeol menikmati masa-masa jatuh cinta dengan Baekhyun. Masa-masa dimana dia merasa bahwa Baekhyun memang di ciptakan untuknya. Bahkan jika itu membuat Chanyeol lupa pada batasan-batasan yang dia buat sebelumnya. "Maafkan aku," kata Chanyeol dengan raut wajah khawatir.

My Future (Sequel Mama Mertua)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang