Kabar buruk diterima chanisa pagi ini, keluarganya memberi kabar bahwa sang ibu jatuh dari tangga hingga rusuk nya patah, dengan cepat chanisa pun pulang menuju rumah nya yang terletak di luar kota.
Mark tahu kabar buruk itu dari hendery kaka ang kekasih, yang memberitahukan bahwa chanisa sudah pergi. Chanisa tak mengabarinya terlebih dahulu.
Mark benar-benar merasa gelisah karena selama sehari chanisa tak memberi nya kabar ataupun menelepon nya.
Apa chanisa baik-baik saja?
Mark memutuskan untuk kembali masuk ke dalam kelas, mengikuti pelajaran dari sang dosen.
Setelah pelajaran berakhir, mark kembali megecek ponselnya dan tersenyum bahagia saat menyadari kekasih nya, menghubungi nya.
Dengan semangat mark pun membalas pesan chanisa.
Apa pindah demi mengurus ibu nya lebih penting daripada menemani mark disini?
Rasa kesal di dalam hati nya tak dapat mark sembunyikan lagi. Jadi selama ini mark tak lebih penting dari pada keluarga chanisa?
Padahal selama empat tahun ini mark selalu menemani chanisa, bahkan kadang mark mengabaikan hidupnya hanya demi chanisa.
Tapi sebenarnya mark juga tak berhak marah atas itu, jangan lupakan bagaimana pun orang tua chanisa lah yang membuat chanisa lahir di dunia ini dan tumbuh besar seperti sekarang.