Hari yang di tunggu-tunggu oleh mark dan chanisa pun tiba, hari ini mereka menggelar acara pernikahan sederhana di kediaman keluarga seo johnny.
Sejak acara berlangsung senyuman mereka terukir dengan tulus, menyambut para tamu undangan yang datang.
Setelah acara berakhir, chanisa pikir mark akan meminta hak nya sebagai suami tapi, ternyata pria yang sudah menyandang status sebagai suaminya tertidur lebih dulu, bahkan mark tak membersihkan tubunya.
Chanisa menarik selimut untuk menyelimuti tubuh suaminya, lalu berbaring di samping mark.
Tak ada yang spesial di malam pertama mereka, terlalu melelahkan untuk melakukan aktivitas lain.
Chanisa bersyukur akhirnya dirinya dan mark tak akan berpisah lagi, mereka akan tetap selalu bersama selamanya~
Merekapun telah memutuskan akan tinggal di rumah keluarga seo hingga mendapatkan uang untuk membeli rumah.
***
Hari pertama chanisa menjadi seorang istri, terbangun lebih dahulu dari pada suaminya, membiarkan sang suami tidur lebih lama.
Mark tampak begitu kelelahan, chanisa tak mau mengusik kenyamanan tidurnya.
Dapur menjadi tempat tujuan chanisa untuk menyiapkan sarapan bagi suaminya, lebih tepatnya melengkapi karena sang ibu sudah memasak, chanisa hanya menyiapkan kopi dan semangka untuk suaminya.
"Motong semangka buat siapa?" Tanya hendery berdiri di belakang adiknya.
Chanisa menoleh kepada sang kaka. "Mark, dia gak bisa kalo makan gak ada semangka." Jawabnya.
"Oh. Ngomong-ngomong semalem gimana?" Tanya hendery.
Chanisa menghentikan gerakan tangan nya yang tengah memotong semangka.
"Apa?" Tanya chanisa.
"Mark kasar apa enggak?"
"Apaan sih kak! Gak jelas."
"Apa belum?"
"Harus banget di jawab?"
"Ah belum ya? Soalnya semalem ada yang mau nguping eh balik lagi." Hendery melirik sang ayah yang tengah menikmati sarapannya.
Chanisa mengikuti lirikan hendery dan menatap ayahnya tajam.
"Apa?" Tanya johnny.
"Daddy semalem, nguping chanisa balik lagi kan? Cuman denger suara ngorok nya mark..."
"Seo hendery!!!"
Hendery terkekeh geli lalu pergi meninggalkan dapur sebelum dirinya terkena lemparan benda dari sang ayah.
"Dad..." Chanisa mencebik kesal pada ayahnya.
"Dady cuman pengen tahu mark kasar gak sama kamu! Daddy gak mau kamu sakit karena dia kasar! Kalo kasar bakalan dad pukul sampe dia tahu rasanya kena tonjokan da—”
Johnny menggantungkan ucapan nya ketika matanya beradu pandang dengan mark yang entah sejak kapan berdiri di ambang pintu dapur.
"Um, chan aku mau mandi handuk nya dimana?"
Chanisa sedikit terkejut mendengar suara serak suaminya.
"Di kamar, samping lemari." Ucap chanisa, menatap mark yang mengangguk kemudian pergi.
"Dad! Awas ya! Sampe nguping-nguping lagi kaya semalem!" Chanisa kembali menatap sang ayah dengan tajam.
"Kalo ngintip?" Tanya johnny.