Chanisa merasa kesal karena sang suami sejak tadi siang tak membalas pesan nya, apa mark masih asik dengan yeri?Sejak semalam mark tetap tak mau msengakui bahwa dirinya akan bertemu dengan yeri, sang suami terus mengatakan bahwa ia akan bertemu dengan jeno dan teman nya yang lain.
Jam sepuluh malam, chanisa sudah tak bisa memahan kantuknya ia terlelap di ranjang, hanya menggunakan kaos oversize nya, tak memakai celana dalam atau apapun untuk menutupi daerah wanitanya.
Masa bodoh, chanisa akan membalas mark dengan cara ini!
Pukul sebelas malam, mark baru saja pulang, ia langsung memasuki kamar setelah membaca pesan yang dikirimkan sang istri.
Senyuman mark terukir saat melihat pantat mulus istrinya yang sedikit menungging, ingin sekali mark langsung menerjang sang istri.
"Chanie..." Mark menepuk lembut pipi istrinya.
"Hmm..." Chanisa menyingkirkan tangan mark yang menganggunya.
"Bangun, aku pulang."
"Ngapain pulang? Kenapa gak sekalian aja nginep sama yeri?"
Mark cukup terkejut mendengar ucapan istrinya, ia mengerutkan kening menatap sang istri yang masih terpejam.
Chanisa membuka matanya, menatap mark yang duduk disampingnya.
"Aku baca ya chat kamu sama dia! Gak usah pake bohong mau ketemu sama jeno, sana balik lagi aja sama dia! Aku mau kerja lagi, deketin sungchan."
Mark tak suka jika chanisa sudah membahas soal sungchan, pria itu sejak dulu selalu mencoba merayu istrinya, mark benar-benar membenci sungchan.
"Yeri bayar hutang tadi, aku gak jujur karena yeri gak mau kamu tahu, takut kamu salah paham, jangan bahas-bahas sungchan, kamu tahu aku dari dulu gak suka sama dia."
"Hutang berapa sih sampe harus ketemu berdua, sampe gak sempet bales chat aku, asik banget ber—"
"Mobil, dulu aku jual mobil buat bantu yeri sama keluarganya. Bubu taunya mobil itu hilang, padahal aku jual."