[19+]
Sudah hari ke tujuh mark dan chanisa menjadi pasangan suami istri. Tapi, mark belum juga mendapatkan hak nya sebagai suami, dirinya terlalu takut oleh–johnny.
Malam ini seperti biasa, mark sibuk dengan laptopnya mengerjakan beberapa tugas kantornya, dan chanisa sibuk bermain ponsel di atas ranjang.
Tok... Tok... Tok...
Suara ketukan pintu membuat mereka berdua menoleh bersamaan, mark pun bangkit dan membuka pintu.
"Kalian dari tadi gak keluar kamar, lagi ngapain?" Chitta masuk kedalam kamar sang anak membawa nampan berisikan camilan.
"Aku nemenin mark kerja, daddy ngasih mark banyak kerjaan." Chanisa menunjuk laptop dan setumpuk berkas di meja.
Johnny memutuskan untuk membawa mark bekerja di kantornya, agar ia lebih bisa mengawasi menantunya.
"Daddy emang gak paham, mark gak usah di kerjain biar momy suruh daddy yang kerjain." Ten mengambil semua tumpukkan berkas itu.
"Udah kalian nikmatin waktu berdua aja, di makan cemilan sama minuman nya." Chitta kembali keluar dari kamar anaknya membawa setumpuk berkas di tangan nya.
Mark tersenyum bahagia, akhinya ada yang mengerti dengan keinginan nya! Begitu pula dengan chanisa langsung merentangkan tangan nya menyambut sang suami untuk bergabung bersamanya di ranjang.
Mark pun dengan senang hati menindih tubuh istri memeluk tubuh mungil chanisa dengan erat, mengecup seluruh wajah si manis.
Chanisa tertawa geli karena kecupan mark, sejak tadi ia memang menunggu mark agar bisa melepaskan rasa rindu bersama.
"Chanie, mark mau ini..." Mark mengusap payudara chanisa.
"Cuman itu?" Tanya chanisa.
"Sama ini..." Mark mengusap bibir chanisa.
"Cuman itu?" Tanya chanisa lagi.
"Ini..." Mark mengusap leher chanisa.
"Terus mau apalagi suamiku..."
"Semuanya boleh?"
"Boleh, chanie punya kak mark semuanyaa."
Mark dengan semangat membuka pakaian sang istri hingga tak menyisakkan sehelai benangpun, mengecup bibir istrinya dengan lembut.
"Aku udah gak tahan chan..."
"Dari awal kan aku selalu ngajak, kamu aja yang gak mau."
Chanisa selalu mengajak suaminya untuk berhubungan intim bersamanya tapi, mark selalu menolak, mark bilang takut johnny akan mendengar mereka dan memarahi mark.
"Kalo sakit tahan ya? Jangan teriak, desahnya pelan aja di telinga aku." Ucap mark, menatap mata sang istri dengan lembut.
Chanisa mengangguk paham, akhirnya ia bisa memenuhi tugasnya sebagai seorang istri kepada suaminya.
"Cantik nya istriku..." Mark mulai mengecupi wajah chanisa dengan lembut, hingga tiba di bibir si manis, chanisa pun melumatnya dengan lembut.
"Mmhh.." Chanisa membalas setiap lumatan dari suaminya, meremas lembut rambut sang suami.
Tangan mark tak tinggal diam, meremas payudara sang istri sesekali memutar nipple si manis dengan gemas, hingga chanisa sedikit merintih kesakitan.
"Nghhh... Mhhh..."
Chanisa merasa tubuhnya sangat panas, padahal tubuhnya tak menunggunakan pakaian apapun, hatunya menginginkan mark menyentuhnya lebih dari ini.
"Mmhh... Nghh..."