ternyata gini hidup.

4.7K 451 48
                                    

Pagi hari ini, tyas memasak sarapan untuk menantu dan anak nya, sudah sangat lama tyas tak memasak untuk anak-anaknya itu.

Mark menjadi orang pertama yang menghampiri tyas, chanisa masih terlelap dalam mimpinya. Semalam chanisa tak henti-hentinya menangis.

"Mark, kamu udah bangun?" Tyas tersenyum senang ketika sang anak berdiri di sampingnya.

"Em, dimana daddy mom?" Tanya mark tak menemukan sosok sang ayah.

"Mandi, duduk sana kita sarapan." Ucap tyas.

"Iya, tunggu chanisa bangun."

"Iya, kalo makanan nya udah siap kamu bangunin ya?"

Mark hanya mengangguk mendengar ucapan ibunya, menatap wajah ibunya yang tampak senang.

"Bu.."

"Hm." Tangan tyas masih sibuk dengan penggorengan.

"Lain kali jangan nanyain soal anak sama chanisa ya? Dia sensitif banget soal masalah itu." Mark mengucapkan setiap kata dengan hati-hati, takut sang ibu juga tersinggung. Sejujurnya tak ada yang salah jika ibunya menanyakan soal anak, tapi chanisa benar-benar sensitif terhadap masalah itu.

"Loh? Kenapa? Emang chanisa ngadu gimana sama kamu? Bubu gak nanya aneh-aneh, cuman nanya kapan mau kasih cucu." Tyas merasa terkejut dengan teguran anak nya, tyas pikir tak ada yang salah dengan kata-katanya semalam pada chanisa.

"Chanisa gak ngadu bu, mark cuman mau kasih tahu aja kalo chanisa sensitif sama masalah itu." Dugaan mark benar. Ibunya salah paham dengan ucapannya.

"Emang salah bubu nanya soal cucu? Kalian udah hampir mau setahun loh nikah, masa masih belum ada tanda-tanda kehamilan chanisa?" Tyas mematikan kompor, dan menatap mark yang masih berdiri di sampingnya.

"Gak salah bu, gak ada yang salah, cuman itu pembahasan ya—"

"Wajarkan bubu curiga? Gimana kalo chanisa mandul? Kamu gak mikirin masa depan kamu gimana? Emang kamu mau tua gak punya anak?" Tyas memotong ucapan sang anak, ia hanya tak ingin anak nya tak memiliki keturunan, mereka harus cepat mengecek itu semua.

"Emang nya kalo chanisa mandul kenapa?"

"Ya cepet-cepet cerai mumpung masih muda!"

Mark tersenyum miring mendengar ucapan ibunya, hey! Tak akan semudah itu.

"Kalo mark yang mandul gimana? Bubu mau nyuruh chanisa buat ninggalin mark juga?"

Tentu saja jawaban nya tidak. Jika mark mandul, tyas akan berusaha untuk menahan chanisa agar tetap bersama mark.

Tyas terdiam tak lagi menjawab ucapan anaknya, menatap mark dengan tajam.

Jaehyun yang baru saja keluar dari kamar mandi menatap anak dan istrinya, aura tak menyenangkan melingkupi mereka.

"Kamu ngebela chanisa mark?"

"Dia istri mark bu."

"Jaehyun ayo kita pulang." Tyas melangkah kembali masuk kedalam kamar, meninggalkan dapur yang masih berantakan oleh bahan masakan.

"Kenapa?" Tanya jaehyun saat melewati mark.

Mark hanya mengangkat bahunya.

Akhirnya jaehyun dan tyas pun pulang tanpa berpamitan kepada mark ataupun chanisa, bahkan mereka juga tak berpamitan kepada keluarga chanisa, jangan lupakan jarak rumah chanisa dan johnny sangat berdekatan.

Tak lama setelah tyas pergi, chanisa keluar dari kamar, menghampiri mark yang tengah duduk di meja makan.

"Kemana bubu sama daddy?" Tanya chanisa, menatap wajah kantuk mark.

ENGGAS 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang