𝑺hineloier || #2

1.2K 783 970
                                    

SEKETIKA mood Shine menjadi hancur. Akan tetapi tidak memerlukan waktu yang lama untuknya bisa menetralisirkannya kembali.

“ Dasar pria menyebalkan! ” pekik Shine sambil berjalan menuju mobilnya yang terpakir.

Sebelum membuka pintu mobilnya, pandangan Shine teralihkan cepat. “ Ronald .... ” Terucaplah satu nama setelah Shine tahu sosok pria yang ia kenal berada di sekitaran situ.

Kenapa dia bisa sampai sini? Jangan-jangan dia .... Batin Shine.

Sedetik kemudian, berniat memastikan kembali apa yang telah dilihatnya barusan, di saat itu juga sosok yang telah Shine sangka ajudan papanya, sudah tidak ada di tempat.

Tidak ingin berlama-lama di tempat, Shine dengan terburu-buru membuka pintu mobil lalu masuk ke dalam mobilnya. Di tengah perjalanan pulang, Shine terus kepikiran orang yang beberapa menit lalu dilihatnya.

Aku tidak mungkin salah lihat. Aku yakin itu. Batin Shine membuat dirinya hampir kehilangan fokus saat menyetir.

Di persimpangan jalan, Shine mengerem dadakan mobilnya. Hampir saja ia menabrak seorang wanita bertongkat saat hendak menyebrang. Merasa bersalah atas itu, Shine terpaksa turun dari mobil untuk memastikan kondisi di luar.

“ Tolong maafkan saya ..., ” ucap Shine khawatir sambil mengamati wanita itu dengan seksama, “ apakah Anda tidak apa-apa? ”

“ Tidak apa-apa, Nona ... hanya saja sedikit syok, ” jawab wanita itu.

Oleh karena rasa bersalah, tergeraklah belas kasihan. Shine tidak enggan untuk membantu wanita itu menyebrang jalan. Kemudian Shine mengajaknya untuk duduk sebentar di kursi panjang pinggiran seberang trotoar.

“ㅤSeperti halnya dua kepribadian yang sama, di tengah curah kasih sayang yang berbeda. Sejumlah kupu-kupu terbang secara bebas, memberi kehidupan malam. Sementara kunang-kunang, terjebak liku yang tak diinginkan .... ”

Mendengar lanturan wanita itu, membuat Shine teringat dengan ucapan papanya.

Mungkin wanita ini sedang melantur. Batin Shine sambil menatap wanita yang duduk di sampingnya.

Tidak sadar terlalu lama menatap wanita itu, terlintaslah dalam pikiran Shine membelikan sesuatu. Masih dalam posisi berdiri dan tanpa berucap sepatah kalimat, Shine pergi ke salah satu kedai terdekat.

Beberapa menit kemudian, Shine kembali dengan sebungkus roti dan sebotol mineral di tangan. “ Makan dan minumlah a— ” Betapa terkejutnya Shine jika wanita itu sudah tidak ada di tempat.

“ Ke mana perginya wanita itu? ” gumam Shine sambil mencari keberadaan wanita yang sempat ia tolong.

𓈒𓈓

“ SUSSANT! ” teriak Serafine.

“ Ini rumah, bukan hutan! Jadi, pelankan suaramu! ” hardik Servant merasa terganggu.

“ Suka-suka aku dan ingatlah ... siapa pun, termasuk kau, tidak berhak untuk melarangku, ” sahut Serafine.

Satu menit berlalu, kedua kalinya Serafine kembali berteriak. Teriakannya cukup membuat Servant jengah sampai memilih beranjak meninggalkan ruangan.

“ SUSSANT! SUS— ”

“ Pelankan suaramu ... orang yang kau cari ada di— ”

Mendengar keributan dua anak atasannya, sang maid segera menghadap. “ Maaf, Nona. Ada perlu apa Nona Serafine mencari saya? ” tanya Sussant.

۰𝑺𝑯𝑰𝑵𝑬𝑳𝑶𝑰𝑬𝑹۰ [THE END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang