𝑺hineloier || #59

91 45 3
                                    

MENYAMBUT hari yang baru, sebisa mungkin Shine menepis semua hal yang sudah terjadi sebelumnya. Terlebih kejadian semalam dan kini saatnya fokus untuk tujuan ke depan. Beranjak dari tempat tidurnya, Shine menuju ke kamar mandi, dan bersiap sekolah.

Menuruni setiap anak tangga, dari kejauhan Shine melihat Algeron berdama Chrisalfon dan juga Flown sudah stay di meja makan. " Kemarilah Shineloier, we eat together before leaving, " ajak Chrisalfon yang mengetahui keberadaannya.

Betapa terkejutnya Shine jika kedua orang tua Algeron sudah pulang dari Australia. Senyum Shine merekah lebar, menghalau semua pikirannya yang sempat membuat hatinya merasa sedih.

Flown merangkul hangat Shine sebelum gadis itu mendudukkan diri di kursi meja makannya. " Saya sangat merindukanmu dan juga Algeron, " ucap Flown.

" Begitu pula denganku bibi. Diriku sangat merindukan kepulangan Bibi Flown dan ... Tuan Chrisalfon? " Shine tersenyum beralih menatap Chrisalfon duduk di seberang membalas senyumnya.

" I'm sorry to hear about your incident, Mr. Chrisalfon .... "
[ Saya ikut sedih atas insiden yang menimpa anda, Tuan Chrisalfon .... ]

" Oh Shineloier ... it must have been my son who told you. But don't worry, I've gotten better so far. "
[ Oh Shineloier ... pastinya anak saya yang memberitahumu. Tapi tenang saja, sejauh ini saya sudah lebih baik. ]

" Bi Ning, kenapa telur mata sapi punya gue gosong gini? " tanya Algeron tidak terima.

" Bukan gosong itu, tapi kelewat matang, " sahut Shine membuat semua orang tertawa terkecuali Algeron yang masih tidak terima telurnya gosong.

Di tengah kehangatan itu, Shine menyadari jika Serafine tidak ada di tempat. Satu pemikirannya terlintas, semalam saja gadis itu tidak pulang berarti dirinya menginap di apartemen bersama ketiga kakaknya.

Keheningan menyelimuti diri Shine. Tahu akan itu, Flown berjalan menghampirinya. " Dirasa ada hal yang sedang menganggu pikiranmu, " ucap wanita itu pada Shine.

" Mama bisa membaca ekspresi orang Shine, tidak seorang pun bisa menghindar, " sahut Alger terlepas tidak sedang menakut-nakuti Shine yang terlihat sedikit menunduk.

Apakah diriku bisa berbagi keluhku selama ini kepada mereka? Batin Shine kembali mengangkat pandangannya.

" Anggaplah kami anggota keluargamu sendiri, " ucap Chris yang menggugah hati Shine untuk sharing perasaannya yang sedang dialaminya.

Tidak pakai lama, Shine mengeluarkan buku terkait sekalian boneka rajutannya, lalu memberikan semua barang itu pada Flown. Wanita itu memberikan buku diary-nya pada Chrisalfon untuk diperiksa.

" Inisial C. G. dan ' Ae ' yang sering Kakak perempuanmu sebutkan di dalam buku diare-nya, " ucap Chris.

Menerima boneka yang tersulam dari benang rajut, Flown mengamati secara detail. " Saya dulu punya kenalan langganan yang terbiasa membuat sulam rajutan dengan kuncian identik seperti ini ... secepatnya akan saya cari tahu kembali lokasi alamatnya, " ucap Flown.

Sarapan sudah terlaksana, barulah mereka berempat berangkat beraktivitas. " Berangkat sekolahnya bareng Algeron, kan? " tanya Flown sebelum masuk ke mobilnya.

" Tidak Bibi Flown, I go to school on my personal motorcycle that I bought a few days ago, " jawab Shine membuat kedua mata Flown membulat sempurna.

Chrisalfon yang sudah berada di dalam mobil dibuat heran. " Alge my son! Kenapa nggak ajak sekalian Shineloier berangkat sekolah bareng? " tanya Chris pada putranya yang posisinya saat itu sudah naik di atas motor, hendak keluar bagasi.

۰𝑺𝑯𝑰𝑵𝑬𝑳𝑶𝑰𝑬𝑹۰ [THE END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang