Sembilanbelas

73 28 11
                                    

Jangan lupa vote geng. Jangan lupa pura-pura galau sambil dengerin lagunya Day6. 

***

"Terus sekarang tentuin tempatnya, gue gak mau kalau belajar di tempat serame ini" Tanya Rameyla.

Alan terlihat memandang keadan sekitar, menatap orang-orang yang saling tertawa satu sama lain,ada juga suara anak kecil yang sedang merengek ke ibunya. Iya, benar tempatnya gak memungkinkan untuk belajar.

"Yaudah dirumah lo."

"Gak! Gak bisa! Gue gak boleh bawa cowok ke rumah sama nyokap gue."

"Kenapa?"

"Y-ya karena g-gue sendirian." Jawab Rameyla terbata-bata.

"Oh rumah lo sepi, bilang aja takut diapa-apain kan?" Melihat Rameyla yang ketakutan, Alan malah semakin menggodanya.

"Gak, gue gak takut, kata siapa gue takut?" Rameyla mencondongkan wajahnya ke depan dengan percaya diri gadis ini menantang dan tidak mau terlihat lemah.

"Oh gak takut" Alan pun ikut mencondongkan wajahnya dan menatap wajah Rameyla lekat-lekat, "Ke hotel yuk?"

Godaan Alan sukses mebuat salah tingkah, pipi Rameyla memerah, matanya terbelalak seakan bola matanya mau keluar saat Alan menatapnya. Rameyla kelimpungan dan memutuskan untuk menatap arah luar, sedangkan Alan terpingkal-pingkal melihat wajah lucunya Rameyla.

Rameyla membuang nafas dengan kasar,"Gak lucu Alan Sialan!"

"Awh..awh..aduh.."

Gadis itu memukul-mukul kepala Alan dengan buku rumus saktinya yang cukup tebal, untung pukulannya tidak menyebabkan cowok itu amnesia. Seketika Rameyla melihat sekeliling beberapa pasang mata menatapnya.

Rameyla malu melihatnya, ia pun buru-buru mengambil tasnya dan melangkah keluar dari cafe. Alan segera mengikuti gadis itu.

Alan merentangkan kedua tangannya untuk mencegah gadis itu pergi. "Gue mau pulang, minggir!"

"Lo mau jalan kaki? Gak mau pulang bareng gue?" Alan membungkukkan badannya agar sejajar dengan Rameyla,

"Gak, makasih! Gue merangkak. Udah minggir" Tubuh Alan terdorong oleh Rameyla, gadis itu melambaikan tangannya ke jalan dan tidak lama taxi datang menghampirinya.

"Serius gak mau gue anter aja?" Tangan Alan menahan pintu mobil itu sebelum benar-benar tertutup .

"Gak! Otak lo mesum." Kemudian Rameyla melemparkan buku saktinya ke Alan.

"Hafalin dan pelajari semuanya, kalau gak gue laporin ke Pak Jajar" Gadis itu menutup pintu mobil, dan pergi meninggalkan Alan sendirian.

Setelah kepergian Rameyla, Alan mengamati buku tebal sakti yang diberikannya. Sepertinya buku itu sering dibawa pemiliknya kemana-mana, terlihat dari sampulnya yang sudah terlihat lusuh. Alan tersenyum kecil saat membuka buku tersebut. Dihalaman pertama terdapat tulisan RAMEYLA ADALAH TITISANNYA ALBERT EINSTEIN dan terdapat beberapa kutipan-kutipan penyemangat disampingnya. Ada senyum kumon di belakang sampul bukunya. Alan tersenyum sendirian.

 Alan tersenyum sendirian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
STAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang