🌈 Part 4 🔞 Futon

610 37 13
                                    

🌈 Draken × Mikey

°

°

°

Acara makan sudah benar-benar dimulai. Masing-masing sudah siap dengan mangkoknya menunggu daging matang. Asap yang keluar dari pemanggangan membawa aroma daging yang kuat. Siapa pun yang menciumnya pasti ketagihan.

"Baunya enak sekali ya Kenchin," ujar Mikey yang tidak mendapat tanggapan. Setelah tadi Draken mengacuhkan Mikey dibawah Baji, Mikey tak menyerah begitu saja. Dia terus membuntuti Draken.

Tapi lama-lama Mikey menjadi kesal sendiri sampai akhirnya dia memilih menjauh dari Draken. Dia duduk disebelah Pachin, di mana posisinya dengan Draken dari ujung keujung.

"Kau mau yang mana Mikey?" tawar Pachin ketika daging sudah siap disantap.

"Lidah."

Segera Pachin menaruhnya dimangkuk Mikey. Sebelum makan, Mikey juga mengambil beberapa daging dan menaruhnya di mangkuk Pachin. "Itu kesukaanmu kan?"

Pachin mengangguk.

"Kemari kan mangkukmu Pehyan," Mikey juga hendak mengisikan mangkuknya.

"Apa tidak apa-apa Mikey-kun?" Pehyan sedikit terkehkeh karena canggung. Rasanya tidak sopan sekaligus luar biasa di saat bersamaan.

Mikey bingung, "Apa maksudmu? Kau tuannya kan malam ini?" Mikey tersenyum dengan menunjukan giginya. Ini adalah ucapan terima kasih Mikey karena Pehyan sudah membawa daging yang banyak.

"Kalau begitu aku juga," Smiley menyodorkan mangkuknya.

"Hai haii," ujar Mikey menuangkan daging pada kedua kembar Kawata itu. Mood Mikey memang bisa berubah seketika saat menghadapi makanan. Apa pun masalahnya, makanan adalah obatnya.

Di sisi lain Draken mendengus kesal.
Mikey tidak ada usaha sama sekali untuk memenangkan hatinya. Padahal kalau Mikey yang marah Draken akan selalu berusaha untuk membujuknya kembali dengan memberinya makanan kesukaannya atau meminta maaf seharian.

"Oi Draken!"

"Draken!"

"Botak sialan!"

Draken melirik tajam Baji yang berada diseberangnya. "Apa maumu brengsek?"

"Cepat ambil dagingmu sebelum gosong. Aku akan memanggangnya lagi," jelas Baji.

"Bukankah bagianku terlalu sedikit?" tanya Draken melihat daging yang tersisa dipemanggangan.

"Suwruh shiapa kwauk melawmun," ledek Emma dengan daging yang memenuhi mulutnya. Draken menggelengkan kepala ke pada calon adik iparnya ini.

"Telan makananmu Emma, barulah bicara. Juga dudukmu...memangnya tidak ada tempat lain?" Draken juga mengomentari Emma yang duduk dipangkuan Baji. Sementara Baji masih santai memanggang daging.

'Akhirnya ada yang memperingatkan Emma-san' batin Chifuyu lega. Hatinya sudah memanas dari tadi, namun karena Baji tidak mempermasalahkannya, Chifuyu jadi tidak berani memperingatkan Emma.

Emma mendelik, "Jangan salahkan aku Draken, lagipula suruh siapa kalian memanggang daging di sini? Baunya sampai masuk kekamarku."

"Dan juga tadinya aku mau makan masakan Mitsuya tapi dia sedang marah padaku lalu mengusirku. Buatan Baji juga tidak kalah enak. Sayangnya ada kau di sini, jika aku tidak cepat kau akan menghabiskannya sendirian," lanjut Emma secara gamblang, lalu menjulurkan lidahnya.

Tokyo LovengersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang