bingung

160 28 5
                                    

"unnie—"

Greb

Minji memeluk Yoohyeon erat. Matanya bergetar, keringat dingin bercucuran membasahi dahi nya.

"Mimpi buruk lagi?" Yoohyeon membalas pelukannya dan mencari posisi nyaman untuk Minji.

Minji pun mengangguk kecil dan meng-pout kan bibir ranum nya, menurut Yoohyeon itu sangat menggemaskan.

Yoohyeon pun mengelus-elus kepala Minji dengan lembut, penuh kasih sayang dan Minji pun menikmati setiap perilaku lembut dari si manis.

"Unnie tak lapar?"

Lalu Minji pun menjawabnya dengan gelengan.

"Tapi aku lapar unnie"

"Yak!"

"Hehe"

Yoohyeon terlihat sibuk dengan alat masak yang berada di dapur, sementara Minji hanya asyik menontonnya dari meja makan tak berniat untuk membantu nya.

"Taraa!" Yoohyeon menyajikan sepiring roti selai kacang dengan susu hangat, lalu ia melepaskan apron yang ia gunakan dan duduk di samping Minji.

"Makanlah unnie" Minji pun mengangguk lemas, pagi ini ia tak bersemangat dan itu membuat Yoohyeon khawatir.

"Mau aku suapin?" Ah Yoohyeon ini tipe ubab idaman ralat, tipe pacar idaman.

Minji pun mengangguk, siapa sih yang gak mau disuapin sama si manis?

Yoohyeon pun memotong roti itu, dan menyuapkan kepada Minji.

"Sini, buka mulut nya aaa" Yoohyeon berujar seperti sang ibu menyuapi anaknya.

Minji mengunyah roti itu dengan pelan-pelan.

"Enak kan?" Tanya Yoohyeon dan dijawab anggukan kecil dari Minji.

Ya jelas enak lah, kan roti panggang sama selai kacang nut*lla, kalau gak enak berarti lidahnya yang bermasalah, enggak gak bercanda.

"Yooh"

"Ya unnie?"

"Berdiri" ujar Minji dengan ekspresi datar kali ini.

"Huh?"

"Ayo berdiri!" Tiba-tiba Minji menggertak Yoohyeon, otomatis Yoohyeon hanya bisa menuruti perintah yang lebih tua, kalau seperti ini mental Yoohyeon sudah ciut.

Yoohyeon telah berdiri di samping Minji, lalu

Plak

Satu tamparan keras mengenai pipi Yoohyeon, dan tanpa ia sadari netra nya akan mengeluarkan air.

Yoohyeon kaget atas perlakuan Minji, ia masih tak percaya apa yang ia lakukan padanya.

Bibir manisnya menutup rapat, tak bergeming. Tungkai nya bergetar dan raga nya dingin.

"U-unnie?" Yoohyeon memegangi pipinya yang masih panas karena tamparan hebat dari si manusia di depannya ini.

"Eoh? Kamu menangis? Mian Yoohyeon-ah" Minji mengusap bulir yang jatuh dari pipi si hantu.

Sementara si hantu pun ia masih terdiam kedua kalinya, tak memahami perlakuan aneh dari Minji.

"Jadi begini, aku kemarin nonton YouTube nya mbah dukun katanya ciri-ciri hantu itu kalau dipukul tembus, so aku praktekin deh ke kamu" Pernyataan konyol itu diucapkan oleh Minji, percayalah hal konyol itu membuat Yoohyeon hampir menangis.

"Yak! Unnie!" Yoohyeon berteriak dengan suara seraknya, seperti akan menangis.

"Hehe mian chagiyaa"

"Jadi, kamu hantu atau manusia sih? Tadi aku pukul kok enggak tembus?" Pertanyaan yang belum terpecahkan sampai saat ini. Yoohyeon pun juga bingung, sebenarnya ia manusia atau hantu?

















"Unnie, bisakah kamu membantu ku?"

"Eoh? Membantu apa?"

"Sebenarnya aku sudah mati, tapi tolong temukan mayat ku dengan sempurna"

"Sebenarnya aku sudah mati, tapi tolong temukan mayat ku dengan sempurna"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.














Saya punya pengumuman nieeh, saya bakalan hiatus untuk beberapa waktu yang tak ditentukan.

Sekian, author jametie
💪😁

dear ghost! [ jiu-yoohyeon ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang