CHAPTER 19

3.7K 358 33
                                    

Di rooftop SMA 48 terlihat seorang laki-laki yang seperti sedang menanti seseorang. Hingga tak lama, pintu rooftop itu terbuka dan muncul lah segerombol orang yang membawa 2 gadis yang mengenakan seragam dari SMA itu sendiri.

"Lepasin gue anjing!" berontak Ara saat merasakan dirinya tak bisa melepaskan diri dari cengkraman Arga.

"Diem lo!" bentak Arga.

"Lepasin gue makanya brengsek!" bentak Ara balik kepada Arga.

"Diem lo bangsat! Liat tuh temen lo aja diem." kesal Arga karena Ara yang terlalu berisik.

Mendengar penuturan Arga, membuat mata Ara kini melirik kearah Dey. Dan benar saja, gadis itu hanya terdiam pasrah saat dibawa ke rooftop ini.

'Diem aja Ra. Kita ikutin apa mau mereka.' Dey berkata seperti itu dalam hati dan tentu saja Ia menyambungkannya dengan Ara.

Diam. Itu yang kini dilakukan oleh Ara ketika mendapatkan sinyal dari Dey. Ia akan ikut bergabung dengan permainan mereka dan Dey.

Dihadapan Dey dan Ara, terlihat seorang lelaki yang menatap berbalik arah dengan mereka. Jadi, hanya punggung lelaki itulah yang hanya terlihat oleh mereka.

"Bos. Mereka udah kami bawa." ucap Arga kepada lelaki didepan sana yang Ia panggil bos.

Lelaki itu dengan perlahan pun membalikkan badannya untuk menatap anak buah dan sandera mereka.

Sekali lelaki itu membalikkan badannya, Ia pun tersenyum miring saat melihat Ara dan Dey.

"Ini dia, bocah sok jagoan kita." ucap lelaki itu.

Mendengar ucapan lelaki itu, membuat Ara dan Dey memutar bola mata mereka dengan malas. Dan mereka mendecih bersamaan.

"Lo lagi lo lagi. Gak capek lo jadi babak belur?" ucap Ara malas menatap ke lelaki didepannya itu.

"Iye, gue aja udah capek ngehajar lo mulu." kini gantian Dey yang menanggapi ucapan Ara.

Celetukan yang dilontarkan oleh Ara dan Dey, membuat lelaki itu berjalan mendekat kearah mereka. Tangannya pun terangkat dan mendorong keduanya dengan kuat hingga tersungkur kebawah.

"Anjing goblok sakit!" keluh Ara dan Dey bersamaan.

"Gitu doang sakit. Lemah emang lo. Kemarin aja gerombolan berani keroyok. Sekarang berdua doang ternyata lemah." ejek lelaki itu memandang remeh kepada Ara dan Dey.

"Berisik lo banyak omong. Mau lo apaan?" kesal Ara melihat lelaki didepannya itu tanpa minat.

"Mau gue? Mau gue ya buat kalian ngerasain apa yang gue rasain lah." jawab lelaki itu.

"Emang bisa lo? Bocah cupu kek gini banyak gaya." ejek Dey yang melihat lelaki itu.

"Apa yang seorang Galang Evander gak bisa? Gue bisa ngelakuin apa aja sama kalian!" jawab lelaki yang ternyata bernama Evan itu.

"Bahkan, gue bisa bunuh kalian saat ini juga. Tapi sayang, Black mask belum pengen ngeliat kalian mati saat ini." sambung lelaki itu lagi dengan senyuman seringainya.

Black mask.

Nama julukan itu membuat Ara dan Dey sontak memfokuskan perhatian mereka pada Evan. Sosok black mask lah yang sudah mencari gara-gara kepada Red Handed akhir-akhir ini. Bahkan sampai membuat Ara harus dirawat di rumah sakit.

Mereka harus segera pergi dari sini untuk menemui semua temannya itu, agar mereka tau kepada siapakah Evan bekerja.

"Oh, lo cuma curutnya Black mask. Kok mau-mau aja dijadiin kacung?" ejek Ara dan memandang remeh Evan.

I'm DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang