1. P_E_D_I_H

83 19 21
                                    


"Ada seseorang yang menangis sendirian begitu hebat, kemudian keluar dengan pura-pura kuat, hanya untuk menyediakan fasilitas pundak bagi orang orang yang merasa beban hidupnya berat."

_^_^_

BRAK... BRAK....BRAK!!!

Suara gedoran yang amat memekakkan telinga membuat gadis yang baru saja memejamkan matanya terlonjak kaget disusul teriakan yang membuatnya menegang takut.

"LIA, MANA UANGMU!!"

"JANGAN KABUR KAMU LIA, AYAH AKAN MENGHUKUM MU!"

BRAK... BRAK... BRAK"!

Oek.... Oek.... Oek

Maafin kakak.batin mechelle menghela napas berat

Dengan gerakan cepat mechelle mengambil tas punggungnya, memasukkan seragam sekolah, mukena dan bergegas memakai sepatu seloop, tangannya dengan cepat membuka jendela dan melompatinya kemudian berlari secepat mungkin menjauhi rumahnya.

"Selalu aja kaya gini, kapan aku bisa tenang?" Berhenti, mechelle menetralkan deru napasnya yang tersengal karena kelelahan berlari

Mechelle lelah tuhan.

Matanya melirik jam tangan usang yang selalu berada dipergelangan tangannya, ia menghela napas pelan.
Pantas saja langit masih gelap ternyata ayahnya pulang terlalu pagi, jam 3:36.

Tumben sekali. Pikir mechelle yang kini berjalan gontai menuju tempat dimana biasanya ia melarikan diri dari singa kesayangannya, pasar.

Ini bukan kali pertamanya mechelle bertindak seperti ini,ia sudah sering bahkan bisa dikatakan setiap hari, mungkin hanya berbeda jam.
Sepulang mabuk dan berjudi ayahnya selalu saja mengusik jam tidur mechelle untuk meminta uang, pernah mechelle membuka pintu dan hal pertama yang ia dapat adalah pukulan keras dari Reon, sang ayah.

Kakinya yang lelah berhenti melangkah setelah sampai di mushala dalam pasar, ia melepas sepatunya dan melangkah masuk, kemudian duduk bersandar pada tiang penyangga dan memejamkan matanya sejenak hanya untuk menahan sesak didadanya yang kian membuat air matanya mencelos sempurna.

"Sampai kapan?"lirihnya dengan mata yang masih terpejam, kemudian ia membuka mata dan menyerka kasar air matanya, ia tidak boleh tumbang.

Keep spirrit!.

"Mechelle"Suara seseorang membuyarkan lamunan mechell, ia menoleh dan tersenyum melihat siapa orang yang baru saja memanggilnya

"Tumben pagi banget"lanjutnya seraya merapikan alat pesuara untuk dirinya mengumandangkan adzan

"Nggak papa, hari ini bangun cepet" Mechelle bangkit, tangannya brrgerak mencepol rambutnya asal dan berjalan mendekati area wudhu karena adzan subuh hampir tiba dan dikumandangkan.

Orang orang yang berada di pasar, baik yang baru ingun membuka dagangan ataupun yang sudah buka beramai ramai memasuki mushala untuk melaksanakan shalat subuh berjamaah begitupun mechelle.

Setelah selesai, mereka kembali ke ruko atau stand nya masing masing untuk memulai memasarkan penjualan mereka kecuali, mechelle.

"Langsung kerja?" Pertanyaan seseorang menghentikan aksi mechelle yang sedang melipat mukenanya, ia menoleh

"Iya sa, gimana nyokap lo?" mechelle berbalik melempari aksa pertanyaan yang dibalas senyuman oleh lelaki itu

"Seperti biasa, belum ada perubahan"Terdengar helaan napas panjang dari Aksa

"Sampai kapan chelle, sampai kapan gue harus nunggu?" Matanya menatap mechelle, Aksa frustasi.

"Sa....maaf gue juga gatau, tapi gue pengen lo inget kata-kata gue ini" Mechelle mengukir senyumnya disusul tangan Aksa yang bergerak menggenggam tangannya

"Ga ada penantian yang sia-sia, apalagi diiringi usaha dan do'a, yakin kalo rencana tuhan lebih dari sekedar apa yang kita angan" Tangannya bergerak mengusap punggung tangan Aksa

"Makasih" Seulas senyum terbentuk di bibir Aksa dengan sempurna

Sebisa mungkin gue yakinin lo buat percaya kalo kebahagiaan itu ada, tapi kenapa susah buat ngeyakinin diri sendiri?. Batin mechelle bersikeras menyalahkan takdir

Mechelle selalu berusaha meyakinkan Aksa akan kesembuhan ibunya yang kini koma di rumah sakit, selalu ada saat Aksa sedang membutuhkan teman untuk sekedar bercerita, tanpa tau apa yang sedang dialami gadis ini, kehidupannya lebih dari sekedar rumit dan hampir mendekati pedih.

Langit sudah mulai menunjukan sisi terangnya, pasar sudah mulai ramai akan pembeli yang berbelanja dikhususkan kaum ibu ibu, disinilah letak kesenangan mechelle, dimana banyak ibu ibu berbelanja maka ia berpeluang mendapat uang.

"Permisi ibu"

"Ada yang bisa saya bantu?" Tawar mechelle melihat ibu ibu yang membawa banyak belanjaan

"Iya nak, bisa tolong bawakan belanjaan saya ke dekat mobil?" dengan ramah ibu itu menjawab membuat mechelle mengangguk patuh dengan senyuman.

Dengan sekuat tenaga mechelle mengangkat tas besar didepannya sembari berjalan mengikuti ibu ibu didepannya yang berhenti tepat disisi mobilnya berada.

"Sampai sini saja, terimakasih" Tangannya bergerak menyodorkan selembaran uang yang langsung diterima oleh mechelle

"Terimakasih banyak, bu" Senyumnya merekah sempurna melihat ibu didepannya mengangguk dan memasuki mobil, kemudian pergi setelah membunyikan klakson

Alhamdulillah. Dengan mata terpejam ia mengucap syukur tak lupa mencium selembaran uang bewarna hijau itu dengan senang.
Jika sedang senang seperti ini mechelle teringat dengan kedua adiknya dirumah, sepulang sekolah mechelle berencana ingin membeli nasi bungkus dengan jumlah yang cukup, tidak seperti biasanya.

"Hari ini kita bisa makan lebih, dek" Gumamnya masih dengan senyuman, hatinya bersorak senang hanya dengan uang bernilai 20.000 rupiah.

Untung saja sebelum berniat istirahat, semalam mechelle sudah menyiapkan seragam sekolah adik pertamanya dan susu untuk adik bungsunya, tak lupa bubur yang ia buat dari nasi sisa makan dirinya kemarin untuk adik pertamanya. Dalam hati ia selalu berucap, semoga bubur itu masih terasa enak.















Hai guys, gimana kabarnya?
Semoga selalu sehat^^

Baru permulaan:v
So, siapkan mental!

Jangan lupa jejaknya:')
I love you><

yulindryni
Ig: @yulindaryani26
See you next time:"

Salam dari orang yang lagi badmood.

Pekalongan,13 sep 2021

My Special Girl [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang