Trauma

683 90 0
                                    


Sudah tiga bulan sejak sidang diadakan. Kondisi tangan Winwin sudah berangsur membaik, walaupun terkadang masih memakai alat bantu. Sedangkan Renjun sudah dapat menjalankan aktivitas seperti biasa. Hubungan Wendy dan Chanyeol, mereka sepakat akan melangsungkan pernikahan setelan Winwin benar-benar sembuh. Sejak kejadian itu, Chanyeol memaksa Renjun dan Wendy untuk tinggal di rumah. Meski awalnya Wendy menolak, namun Chanyeol bersikeras untuk tetap membawa mereka. Katanya, jika dirumahnya keamanan mereka akan terjamin.


"Kak, pelan-pelan makannya", kata Renjun yang menepuk-nepuk pundak kakaknya.

"Maaf, kakak hanya tersedak. Abis makanan mama enak. Hihii", kata Winwin cengengesan.

"Jelas dong... Beda cerita dengan papa yang masak. Bahkan masak nasi saja gosong", ledek Wendy.

"Ehhmmmm, orangnya ada disini lho", kata Chanyeol.

Makan malam merekapun dihiasi oleh canda tawa bersama. 



Saat ini, mereka berkumpul di ruang tengah. Renjun yang sudah tidur dipangkuan Wendy, sedangkan Winwin tidur di sofa. Tetiba, Winwin mengigau dalam tidurnya. 

"Ma ... Pa ... Hiks... Jangan pergi.... Hiks...", 

Chanyeol dan Wendy melihat Winwin hawatir.

"Yang, tolong bawa Renjun ke kamarnya. Aku mau nenangin Winwin", kata Wendy.

Chanyeol yang menurut langsung menggendong Renjun dari pangkuannya dan membawa ke kamarnya.


Wendy pelan-pelan menggendong Winwin. Membawa ke kamarnya. Ia tidurkan pelan-pelan, Winwin yang masih menangis, berusaha di tenangkan oleh Wendy.

"Mama papa disini. Jangan hawatir... Tidurlah yang nyaman..."

Chanyeol pun menyusul Wendy. Rasa hawatir terpancar dari raut wajahnya.

"Sudah tidur?", Tanya Chanyeol.

"Iya, dia sudah tidak mengigau. Kasihan. Anak sekecil ini harus mengalami hal sekeji itu", kata Wendy.

"Kadang aku berpikir, bagaimana jika merek tidak kita temukan. Sedang apa mereka saat ini", sambung Chanyeol.

"Ah sudahlah. Membayangkan saja sudah membuatku sedih", geleng Wendy.

"Tapi kalo tidak karena mereka, kita juga tak akan bertemu".

"Benar juga ya.."

Wendy menyenderkan kepalanya di bahu Chanyeol, sambil mengawasi Winwin. 





*Wendy POV*

"Ah, aku ketiduran", benak Wendy.

Dilihat Winwin sudah tidur dengan lelap. Jam di dinding menunjukkan pukul 2 pagi. Tubuhku terdapat selimut diatasnya. Aku berpikir bahwa Chanyeol lah yang menyelimuti ku.

Perlahan Wendy mulai keluar kamar. Menuju kamarnya. Meski Wendy dan Chanyeol sudah tinggal serumah, namun Wendy menolak untuk sekamar dengannya sampai mereka menikah. Untungnya Chanyeol mengerti itu.

Tenggorokanku kini haus. Ia bergegas menuju dapur untuk mengambil segelas air. Tetiba, ia merasa tak enak. Seperti ada seseorang yang mengawasinya. 

"Apa perasaanku aja ya?", Batinnya.

Kembali kuminum air itu, tapi aku semakin yakin bahwa ada sepasang mata yang mengawasiku. Tanpa pikir panjang, Wendy bergegas menuju kamar Renjun dan Winwin.

"Untung mereka tak apa-apa". 

Dan saat Wendy melihat-lihat ruang tengah, tetiba ada seseorang mendekap mulutnya.

***********




*Chanyeol POV*

Aku telah selesai bermain game di ponselku. Tak terasa waktu menunjukkan pukul 2. 

"Aku akan mengecek keadaan dibawah", katanya.

Chanyeol pun mengintip kamar Renjun, dan aman. Kemudian ia mengintip kamar Winwin, ternyata Wendy sudah tidak ada disana. Aku berpikir bahwa ia sedang berada di dapur. Chanyeol bergegas pergi ke dapur, dan benar saja. Wendy sedang berada disana. 

"Kenapa dia tak menyalakan lampunya?", Pikirku.

Samar-samar terlihat wajah panik dari dirinya. Lalu ia segera berlari ke kamar Renjun, kemudian disusul kamar Winwin. Aku bingung mengapa ia melakukan itu, jadi aku mengikuti nya. 

Dan saat ia berada di ruang tengah, terlihat posisi waspadanya. Jadi, akupun menghampiri nya dan membekap mulutnya. Kemudian kubawa ia menuju kamar ku.

**********



"Apa yang kau lakukan? Kau mengagetkanku. Hiks..", kata Wendy yang tiba-tiba menangis. 

"Kenapa kau menangis? Ada apa?", Panik Chanyeol.

"Pertama kurasakan ada seseorang mengintaiku, lalu karena panik, aku pergi ke kamar anak-anak untuk mengecek keadaannya. Lalu kemudian kau membekap mulutku. Aku pikir kau penjahat yang mau nyelakain anak-anak. Hikssss"

Chanyeol segera memeluk nya. Ia jadi menyadari satu hal, bahwa disini bukan Winwin saja yang mengalami trauma, tapi Wendy juga.

"Sayang, sudah. Tidak akan ada yang mencelakai mu disini. Kalian aman dirumahku. Percayalah", Chanyeol mengusap punggung Wendy untuk menenangkan nya.

Perlahan tangis Wendy mereda. Ia melihat ke arah Chanyeol. Dan yang dilihat segera mengusap air matanya. Mereka saling berpandangan cukup lama. Sampai akhirnya Chanyeol mencium bibir Wendy dengan lembut.


"Tenanglah, aku akan melindungi mu", kata Chanyeol dalam hati.

Second Parents ( Chanyeol X Wendy )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang