13. Alana & Samuel

3 0 0
                                    

Lana terbangun saat ia mendengar suara pintu ruangan nya terbuka. Ia melihat seorang suster mengantar makan malam untuk nya. Lana terkejut saat menyadari ada seseorang disamping nya. Tertidur dengan menggenggam tangan nya.

Lana melihat wajah lelah yang ia lihat dari pria itu. Yang katanya pria ini adalah kakak tirinya. Sam tertidur dengan pulas disamping Lana. Hingga suara dering ponsel yang berbunyi di atas meja membangunkan Sam. Lana memejamkan matanya kembali, ia berpura-pura tidur.

Sam merenggangkan tubuhnya dan mengambil ponsel miliknya yang terus berbunyi. Ia melihat nama seketarisnya di sana.

"Ya Jen ada apa?. "

"......... "

"Saya udah bilang untuk ganti jadwal rapatnya. Saya gak bisa kalau hari ini. Adik saya sedang sakit Jen."
Lana membuka matanya sedikit. Terdengar suara Sam melemah.

".........."

Sam menghela nafasnya. Ia melihat Lana yang masih terbaring tidur. Tentu Lana kembali memejamkan matanya.

"Terserah, kalau memang pihak mereka mau membatalkan kerja sama ini. Karena adik saya lebih penting dari apapun. Saya tutup."

Sam melemparkan hp nya ke sofa. Ia kesal namun Sam tidak mau meninggalkan adiknya.

"Pergilah." Itu suara Lana.

Sam terkejut. Ia tahu Lana mendengar semua pembicaraan nya dengan seketarisnya tadi.

"Lana? Kamu udah bangun? Apa yang kamu rasain? Pusing?." Sam mendekat ke tempat Lana berbaring.

"Pergi." Ucap Lana. Entah kenapa sebagian hatinya menginginkan sang kakak tetap disini. Tapi ia tahu, hubungan nya dengan Sam tidak sedekat itu untuk meminta Sam tidak pergi bukan?.

Sam menghela nafasnya. "Lana, kamu denger ya tadi? Gapapa, kalaupun kerja sama itu batal gak akan ada kerugian apapun."

Lana menghela nafasnya. Baru kali ini dirinya merasa menjadi prioritas. Atau memang Lana baru menyadari hal ini?. Lana kembali terdiam. Ia tidak ada tenaga untuk mengusir Sam seperti biasanya.

"Ah iya tadi kakak liat kayanya suster udah anter makan. Kamu mau makan? Kakak siapin ya makan nya. " Sam langsung bangkit dari duduknya. Ia sekilas melihat ke arah meja disamping Lana. Ada tas berisi kotak makan yang ia yakini itu bikinan ibu nya. Lana pun melihat ke arah pandang Sam.

Sam mengalihkan pikiran nya. Ia berjalan ke arah meja dorong dimana suster menyimpan makanan yang tadi diantar.

"Hari ini menu kesukaan kamu. Ayam goreng. " Sam tersenyum.

"Sam tahu makanan kesukaan aku?. " Gumam Lana dalam hati.

Namun entah dorongan dari mana, Lana menolak suapan dari Sam. Ia menatap ke arah tas berisi kotak makan dari ibu tirinya.

"Kamu mau itu?. " Tanya Sam.

Lana terdiam. Lalu ia mengangguk. Lana berpikir sejenak kemana dirinya yang kemarin masih menolak kehadiran Sam dan Vera?. Entahlah untuk saat ini Lana benar-benar terlalu malas untuk marah-marah gak tau besok. Hanya untuk saat ini.

Sam tersenyum. Ia menyimpan kembali makanan yang tadi dibawa suster ke atas meja. Ia mengeluarkan kotak makan dari tas yang memang sengaja Vera simpan di samping kasur Lana.

"Tapi ini udah dingin gapapa?."

Lana mengangguk.

"Bunda bikinin kamu sayur sop. Menurut aku, ini sayur sop yang paling enak yang pernah ada. Semoga kamu suka."

ALANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang