Suasana sekolah terbilang ramai di pagi hari. Semua anak di kelas, di koridor sekolah, atau di lapangan menikmati pagi mereka sebelum bel masuk berbunyi.
Hingga dua buah mobil sport berbeda warna itu memasuki area sekolah. Kedatangan mobil mewah itu menarik perhatian seluruh anak disekolah.
Tak lama pintu ke dua mobil itu dibuka. Menunjukkan dua orang pria, si pemilik mobil itu. Tentu kedatangan mereka memberikan decak kagum karena ketampanan dan kemewahan mobil yang mereka bawa.
"Ka, orang disini pada kenapa sih? Gue berasa penjahat." itu suara Nathan. Ya, Nathan pun sekolah di tempat yang sama dengan Arka.
"Lo emang buronan." Arka berjalan lebih dulu meninggalkan Nathan.
"Yakk!! Tungguin gue!!." Nathan menyusul Arka.
Bel masuk kelas pun berbunyi. Arka lebih dulu mengantarkan Nathan ke ruang guru karena Nathan baru saja masuk.
"Nathan, kamu akan sekelas dengan Arka ya." ucap seorang guru.
"Baik bu, terimakasih."
Arka membalikan tubuh dan lebih dulu meninggalkan Nathan dan guru itu.
Nathan menggelengkan kepalanya, sifat tidak sopan dan diam Arka memang sudah mendarah daging. Pada akhirnya yang menjadi juru bicara Arka adalah Nathan.
"Kalo gitu saya pamit bu." Nathan mempercepat langkah nya menyusun Arka.
Namun saat melewati lapangan, Nathan melihat Arka yang terdiam dan tatapan nya mengarah ke arah pohon besar.
"Heh!! Jangan ngelamun ngeliatin pohon!! Kerasukan gue tinggal!!." ucap Nathan.
Arka mendelik ke arah Nathan lalu melanjutkan langkah nya ke arah kelas.Sesampai di kelas Nathan dipersilahkan untuk berkenalan, anak itu duduk bersebelahan dengan Arka.
"Gak di Kanada, gak di Indonesia kursi sama meja gue emang nempel terus sama lo ya."
"Berisik."
Nathan tertawa. Ia sangat menyukai dirinya mengganggu sahabatnya itu."Bu, Alana hari ini tidak masuk karena sakit." ucap seorang anak.
"Oh iya, tadi ayah nya sudah menyampaikan pada ibu. Amanda, tolong pinjamkan catatan nya untuk Alana nanti ya."
"Baik bu." Amanda adalah satu-satunya teman dekat Lana.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALANA
Non-FictionTidak ada satu pun dari sebuah kebahagiaan bagi Sean Arkana. Masa lalu, masa kini, juga masa depan nya sangatlah gelap. Namun, ada satu titik terang yang ia lupakan, yang ia tidak ingat bahwa seseorang menunggu nya. ~~~ Seberapa jauh Alana berlari...