Dani memasuki sebuah rumah makan yang sudah lama sekali tidak ia kunjungi. Rumah makan tersebut tetap sama seperti terakhir ia kesana, 10 tahun yang lalu. Saat dirinya berserta keluarga kecil nya makan malam bersama keluarga sahabatnya.
"Tuan Dani, sudah lama tidak kesini." ucap seorang pria tua. Dia pemilik rumah makan itu.
"Pak Hamzah, apa kabar? Ya anda benar, saya sudah lama tidak kesini."
"Masuklah, teman mu itu sudah datang." Dani mengangguk lalu tersenyum. Ia berjalan menuju sebuah ruangan, tempat yang menjadi saksi masa muda Dani dan sahabat nya itu.
Pintu terbuka, Dani melangkah masuk dan ia terdiam. Sahabat lama nya duduk disana tersenyum padanya. Senyum yang sudah lama tidak ia lihat.
Tubuh Dani seketika terasa lemas. Ia terdiam menatap sahabatnya yang menghampiri dirinya.
"Dan, ada apa?." Itu suara Randy. Mereka akhirnya bertemu setelah 10 tahun lamanya.
"Gue cuman berpikir kalau ternyata masih ada satu hal yang gak berubah dari hidup gue, Ran."
Randy terdiam. Ia tidak mengerti ucapan Dani. "Ayo duduk dulu." Mereka duduk berhadapan.
"Gimana kabar nya?." Tanya Randy.
Dani menghela nafasnya. "Everything has changed."
"Luna udah gak ada, dia udah pergi ninggalin gue dan Lana."Lanjut Dani.
Randy terkejut. Ia tidak mengetahui bahwa istri sahabatnya itu meninggal.
"Dia pergi tepat 1 bulan setelah lo pindah."
Flashback On
"Ayah, Lana mau main sama Sean. Hari ini Lana ulang tahun, Sean janji mau tiup lilin bareng Lana."
Dani dan Luna -sang istri- menghela nafasnya. Mereka merasa sedih dengan anak mereka yang masih merindukan sahabatnya.
"Lana, Sean sedang sakit. Sean harus pergi ke tempat yang jauh untuk bertemu dokter. Supaya Sean bisa sembuh." ucap Luna.
Saat itu Lana dan kedua orang tua nya sedang ada di luar rumah. Saat sedang membujuk Lana yang masih menangis, Lana melihat sebuah mobil masuk ke dalam rumah milik Sean.
Lana membulatkan matanya, ia menghapus air mata nya dan berlari ke luar rumah. Lana berlari masuk ke dalam rumah Sean saat melihat mobil itu.
"Sean!! Sean!! Ayo kita tiup lilin bareng!!." Lana menggedor-gedor pintu mobil. Dani dan Luna sudah menyusul dibelakang Lana.
Seorang pria keluar dari dalam mobil.
"Maaf, anda siapa ya?." tanya pria itu.Lana terlihat kecewa saat mengetahui bahwa bukan Sean yang ada di mobil itu.
"Ah ya maaf, kami tinggal di rumah depan. Anak saya berpikir Sean, anak pemilik rumah ini sudah pulang. Kalau saya boleh tahu anda siapa ya?."tanya Dani.
"Saya asisten Tuan Randy. Beliau meminta saya untuk mengambil berkas yang tertinggal dirumah ini."
"Oh begitu, baiklah. Kami permisi kalau begitu."
Pria itu mengangguk lalu masuk kedalam rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALANA
Non-FictionTidak ada satu pun dari sebuah kebahagiaan bagi Sean Arkana. Masa lalu, masa kini, juga masa depan nya sangatlah gelap. Namun, ada satu titik terang yang ia lupakan, yang ia tidak ingat bahwa seseorang menunggu nya. ~~~ Seberapa jauh Alana berlari...