8. Hujan

20 1 0
                                    

Hujan deras berserta petir terdengar di kamar Lana. Anak itu menutup kedua telinga dengan tangan nya dan menutup matanya. Lana bersembunyi di dalam lemari. Ia membenci hujan. Semua orang yang meninggalkannya terjadi saat hujan turun.

"Neng Lana, buka ya. Ini Bi Nah. Ayo Neng Lana ke lantai bawah saja." Bi Nah mengetuk pintu lemari.

"Gak mau. Hujan datang dan--dan Se--an kembali." Lana menangis. Ia sangat ketakutan saat ini.

Sebelum Arka kembali, Lana hanya terdiam dibalik selimutnya lalu tertidur sambil menunggu hujan reda. Berbeda dengan saat ini, dirinya melihat hujan turun dan mengingat bahwa sahabatnya itu sudah kembali. Ingatan masa lalu tentang kecelakaan itu berputar kembali di memori nya.

Bi Nah mencoba membuka pintu lemari, wanita tua itu merasa sedih melihat kondisi Lana seperti itu.

"Neng Lana, ayo kita keluar yaa. Dokter Harry sudah dijalan sebentar lagi sampai."

Lana menatap ke arah Bi Nah. Ia menerima uluran tangan itu, namun saat matanya melihat ke arah jendela. Dirinya terkejut, ia melihat pria yang dikenal nya baru saja keluar dari pintu rumah dan masuk ke dalam mobil.

Lana menghempaskan tangan Bi Nah lalu turun ke lantai satu dan berlari ke luar rumah. Tidak menggunakan alas kaki dan pakaian nya sudah basah karena hujan.

"Sean!! Jangan pergi!!." Lana menghalangi mobil yang dikendarai Arka sembari merentangkan kedua tangan nya. Pria itu terkejut dan secepat kilat menginjak rem nya. Kepala Arka terbentur stir mobil, setetes darah keluar dari kening nya.

Arka meringis sambil memegang kepalanya. Ia melepas sabuk pengaman yang ia gunakan lalu membuka pintu mobil.

"Apa yang lo lakukan huh??!!." Arka terlihat marah.

Lana terkejut, ia menangis dan terlihat ketakutan. Tangan nya masih ia rentangkan kesamping.
"Ja--ngan pergi. Jangan--jangan per--pergi lagi."

Bi Nah sudah berada di belakang Lana.

"Neng Lana ayo pulang." Bi Nah terkejut melihat laki-laki di depan nya. Anak yang dulu sering bermain dengan anak majikan nya itu sudah tubuh besar.

"Cepat pergi dari sini!! Dasar gila!!."

"Maaf-maaf." Bi Nah berulang kali mengucapkan maaf kepada Arka. Bi Nah berusaha menarik tubuh Lana.

Seketika tubuh Lana melemas, ia jatuh dan tergeletak di depan mobil Arka. Lana merasakan sesak di dada nya hingga kesadaran nya pun menghilang.

"Neng Lana!! Ya Tuhan!! Neng Lana bangun!!."

Arka yang melihat itu hanya terdiam.

"Neng Lana? Bi Nah ada apa ini?." Itu suara Pak Aji.

"Pak Aji tolong bantu Lana. Bawa Lana kerumah sakit." ucap Bi Nah dengan wajah panik nya.

Sedangkan Arka terkejut melihat percakapan wanita tua itu dan Pak Aji. Arka mengetahui bahwa mereka saling mengenal.

"Duhh, mobil tuan sedang di bengkel. Gimana ini. Saya panggilkan taksi dulu." Pak Aji ikut panik.

Bi Nah menatap ke arah Arka.

"Tuan, tolong kali ini saja. Bawa Neng Lana ke rumah sakit. Menunggu taksi terlalu lama."

Arka terdiam. "Aishhh merepotkan. Bawa masuk kedalem!." Arka lebih dulu masuk ke dalam mobil.

Pak Aji dan Bi Nah mengangkat Lana masuk kedalam mobil Arka. "Kalian naik taksi saja, tidak cukup kalau semuanya masuk kesini. Saya duluan ke rumah sakit. Kita ketemu disana." Pak Aji dan Bi Nah mengangguk.

ALANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang