blue rose

2.3K 557 99
                                    


Berakhir, kami duduk di kursi kayu lantai dua toko Haechan. Kurang lebih tiga menit kami ditinggalkan berdua oleh Haechan. Katanya, si pemilik toko ingin membuatkan jus untuk kami.

Dan selama itu pula, diantara kami hanya ada keheningan. Aku yang menatap tajam pada Sunoo, sedangkan cowok itu hanya diam sambil memasang senyum hangat.

"Sejak kapan kau mengenal Haechan?" Akhirnya aku membuka suara. Lagipula, aku penasaran.

Alih-alih menjawab, Sunoo malah tersenyum semakin lebar. Lihatlah wajah tanpa dosanya itu! Benar-benar menyebalkan!

Belum juga Sunoo menjawab, Haechan datang lalu duduk di sampingku. Dia memberikan kami jus jeruk. Sunoo sempat mengucapkan kata terima kasih sebelum meminum jus jeruknya. Haechan pun membalasnya dengan senyuman.

Aku memperhatikan raut wajah mereka masing-masing. Lihatlah! Bahkan kini mereka tengah mengobrolkan hal-hal random. Sementara aku hanya dianggap angin lalu.

"Lee Donghyuk!" panggilku jengah.

Perbincangan itu terhenti dengan Haechan yang menoleh cepat padaku. Aku hanya memberikan tatapan gusar, berharap dia peka dan menjelaskan sesuatu padaku.

"Anna, dengar." Haechan memegang erat kedua pundak ku. Tatapannya begitu dalam, seolah menyampaikan bahwa aku harus percaya padanya.

"Sunoo adalah pelanggan setiaku, sungguh."

"Kenapa aku tidak pernah melihatnya datang kemari?" tanyaku cepat.

Haechan berdecak pelan. "Itu karena setiap dia datang, kau tidak ada disini."

Aku berpikir. Memang, Sunoo pasti hanya pelanggan Haechan. Memangnya apa lagi yang harus aku curigai atau takutkan?

Tapi kenapa Haechan berpura-pura tidak mengenal Sunoo saat aku menjelaskan perihal dirinya. Bahkan aku menunjukkan foto Sunoo hasil jepretan ku sendiri. Yeah, aku mengambilnya diam-diam tentu saja.

Psst, ini rahasia diantara aku dan kalian saja.

"Tapi, kenapa kau—"

"Sudah, cukup, Na. Sana pergi ke bawah. Sunoo ingin membeli bunga dan kau yang harus menemani," ujarnya kentara sekali mengusir.

Aku mendecih sarkastik. Sebelum menuruni tangga, aku sempat melayangkan tatapan tajam pada Sunoo. Namun lagi-lagi, dia hanya menanggapinya dengan senyuman.

Ini agak aneh sebenarnya, tapi masa bodoh.

•••

Aku hanya duduk di kursi, memperhatikan dengan tatapan datar pada Sunoo yang tengah asik memilih berbagai jenis bunga di lemari kayu itu.

Sesekali cowok itu akan mengambil buket bunga, memberikan tatapan kagum lalu menaruhnya lagi. Entah sudah berapa lama dan aku bosan dibuatnya.

"Kau ini berniat membeli tidak, sih?" tanyaku sinis.

Sunoo tersenyum, dia mengambil satu buket bunga lagi. Sama seperti tadi, menghirup aromanya, memuji keindahannya lalu menaruhnya lagi di lemari kayu itu. Dia sama sekali tidak menyahut bahkan menoleh padaku.

Dan, ya! Dia total mengabaikan ku!

Aku mendengus kesal. Namun tetap saja, mataku ini tidak ingin beralih menatap wajahnya yang nampak berseri-seri.

Tumben sekali.

Haechan datang sambil memanggil nama Sunoo. Aku hanya memperhatikan ketika keduanya tengah membicarakan sesuatu dan entah apa itu. Mereka berbisik-bisik, sesekali Sunoo mengangguk.

roommate ; sunoo ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang