Pagi-pagi yang cerah seperti ini aku sudah dihadapkan dengan situasi yang membuatku cemas dan harus rela mengendap-endap masuk ke sekolah lewat gerbang belakang.
Ini memang menyebalkan tapi mau tidak mau aku harus melakukannya jika tidak ingin nyawa dan harga diriku melayang.
Alasan aku masuk lewat gerbang belakang karena gerbang depan terdapat Hye Mi bersama dua anak buahnya. Nampaknya mereka menunggu ku.
Ah sial. Siapa lagi kalau bukan aku?
Sasaran empuknya memang selalu aku!
Sebut saja Hye Mi iri pada ku karena bisa berteman dekat dengan Sunghoon. Yang aku ketahui bahwa Hye Mi menyukai Sunghoon dari dulu. Tapi kenapa aku yang jadi disalahkan!
Namun, ada suatu hal yang aku ketahui tentang Hye Mi, dia bergabung bersama komplotan remaja yang berpesta di gang seminggu yang lalu.
Owh! Apa jangan-jangan dia akan menghakimi ku perihal itu?
Baiklah itu tidak penting. Aku bisa bernapas dengan lega sekarang karena berhasil masuk ke kelas. Mejaku berada di ujung. Para murid penghuni kelas belum banyak yang datang. Hanya ada si bintang kelas dan para pengurus organisasi kelas yang nampaknya sedang mengadakan diskusi.
"Kim Anna, apa kau punya pensil warna?"
Aku berjengit kaget, memegangi dada lalu menoleh pada sumber suara.
"Kau mengagetkan!" seruku.
Itu si ketua kelas, Park Jisung. Oh sungguh! Suara beratnya membuatku merinding. Meskipun pada faktanya wajah Jisung seperti bayi.
"Hai!" Orang di belakang Jisung menyapa. Owh. Jisung tidak sendirian ternyata. Perempuan cantik itu wakil ketua kelas, namanya Ningning. Fyi, dia primadona kelas. Hihi.
Aku tersenyum pada Ningning, lalu mengeluarkan kotak pensil berisi pensil warna. Jisung dan Ningning sempat mengucapkan terimakasih sebelum pergi.
Baiklah kalian boleh menyebutku bocah karena memiliki alat-alat seperti itu. Aku suka menggambar, dan lebih suka mewarnai hasil gambar ku. Sebetulnya aku tidak terlalu ahli dalam hal ini, aku hanya bisa menggambar di kertas. Jika disuruh menggambar di kanvas atau di media lainnya, aku berani angkat tangan karena tidak mampu.
Ini hanya pelemparan atas kebosanan ku.
Takk!
Aku memekik tertahan. Bau anyir dan cairan mengalir dari rambutku. Dapat aku dengar suara tawa dari arah jendela.
Aku menoleh lantas berteriak, "Yak! Bitch!"
Harusnya aku sadar. Bahwa aku tidak dapat lolos begitu saja dari pandangan Hye Mi. Mereka menatap ku dengan nyinyir. Hye Mi mendorong-dorong dahi ku dengan telunjuknya.
"Kau yang merekam kami kan?" desisnya tajam.
Aku menepis lengannya dengan kasar. Berdiri lalu menatapnya marah.
"Kenapa? Kau takut imej princess mu ternodai, huh?"
Hye Mi mengeratkan rahangnya. Dia menjambak rambutku hingga kepalaku menyembul keluar jendela.
"Kau masih selamat karena ada Sunghoon. Tapi lain kali akan aku pastikan kau lenyap!" bentak Hye mi.
Para penghuni kelas tidak ada yang berani menolongku. Lagipula para pengurus organisasi sudah pergi entah kemana. Dan si bintang kelas pun sepertinya tidak minat menolongku.
Aku mencubit lengan Hye Mi hingga jambakan di rambutku terlepas.
"Cih. Orang seperti mu pergi saja sana ke neraka," ujar ku remeh.
KAMU SEDANG MEMBACA
roommate ; sunoo ✓
Fiksi PenggemarDia bukan sekedar roommate, dia orang yang aku cari. Publish : 05/08/2021 End : 13/10/2021 ©fairyvocado,2021