introduce you

2.8K 616 54
                                    

Kami duduk berhadapan di meja makan berbentuk persegi berukuran sedang di dapur. Cowok itu belum membuka suara selama hampir sepuluh menit. Aku terus menatapnya dengan mata memicing. Dia seolah menganggap ku tidak ada dan sibuk memarut keju lalu dia taburkan sebagai toping es krim.

Ini sungguh menyebalkan.

Semua ekspetasi ku yang ingin tidur di kasur apartemen yang nyaman seketika sirna. Rasa kantukku sudah hilang— meskipun hari semakin larut.

Aku menghela napas sebelum berbicara.

"Untuk hari ini aku akan tidur disini tapi besok aku akan pergi. Aku tidak mau memiliki roommate bajingan seperti mu," jelasku.

Pergerakan cowok itu terhenti. Alisnya naik satu, bibirnya mengerucut sebal. Dia menatapku dengan tatapan tak suka.

"Kita sudah sepakat, aku tidak mau pergi dari sini," balasnya.

Aku meraup wajah dengan kasar. Membuka kaleng soda yang tadi aku bawa dari kulkas, menegaknya hingga tandas.

Aku menatapnya lamat-lamat, mulai dari gaya rambutnya hingga pakaian yang dia pakai. Aku juga melihat ke sekeliling, ada barang-barang seperti konsol game dan laptop. Kalau di lihat-lihat, cowok itu sepertinya bukan orang miskin.

Baunya saja seperti Jake dan Sunghoon, bau-bau orang mahal.

Karena penasaran dan ingin memastikan, aku pun bertanya, "kau bukan orang biasa kan?"

Dia nampak malas meladeni pembicaraan ku. Terbukti beberapa kali dia berdecak sebal dan menyimpan mangkuk es krim dengan kasar.

"Kau itu hanya sebatas roommate, jadi jangan ulik apapun tentang ku," cetusnya.

Aku menggeleng tanda tidak setuju. "Tidak jadi, aku akan pergi besok. Lagipula, aku tidak sudi memiliki roommate mesum seperti mu. Lebih baik aku tidur di rumah sewa yang sempit daripada tidur di tempat nyaman bersamamu."

Aku membuang napas, tidak biasanya aku berbicara panjang lebar dan cepat seperti tadi. Agaknya aku terbawa emosi.

Cowok itu menggeram marah. Dia bangkit dari duduknya lalu menyambar kerah seragamku. Mataku melotot, masih trauma atas yang dia lakukan padaku Minggu kemarin.

Sorot matanya yang tajam beralih menatap ke leherku. Dia tersenyum miring lalu menarik paksa kalung yang aku pakai. aku kaget, pun merasakan sedikit perih di leher.

Cowok itu menyeringai. "Aku tau ini barang berharga untukmu. Silahkan pergi kalau ingin kehilangannya."

Aku terperangah. Memasang wajah marah. Beberapa kali aku mencoba meraih kalung di tangannya namun tetap saja aku kalah. Dia tinggi, dan kalung itu semakin dia bawa setinggi mungkin hingga aku tidak bisa menjangkaunya.

"Kembalikan bocah!" bentak ku.

Dia tertawa, lalu berlari menuju kamar yang berada di sebelah kiri, menutup pintunya dengan keras. Aku cengo di tempat, bahu ku merosot.

Di posisi ku sekarang aku malah menyalahkan Jake. Cowok Aussie itu seolah sengaja membawaku kemari. Aku mengembuskan napas panjang, melirik jam dinding.

Sudah lewat jam dua belas malam. Aku pun memilih untuk tidur saja disini untuk semalam. Ya, hanya semalam. Aku yakin dan harus pergi dari sini besok.

Kamar di sebelah kanan masih kosong, tempat ini memiliki dua kamar yang saling berhadapan.

Setelah menyimpan koper di dekat lemari, aku membersihkan diri. Tubuhku benar-benar lelah, hingga rasa lapar yang terus menggerogoti perutku sejak tadi seketika hilang.

roommate ; sunoo ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang