Part 15 : Dari Jeongyeon 🎁

140 27 28
                                    

ADA YANG KANGEN GA NIH??💚💚
yang kangen absen dulu yukk🌷
_________________________________________

Lima belas menit sebelum pertandinganku dimulai, aku terus mencarimu di bangku penonton. Bahkan, hatiku sangat yakin kalau kau akan datang. Tapi itu hanya karena kau memang berjanji untuk datang sih, selebihnya aku hanya berharap kau menepatinya.

Aku melihat waktu tepat menunjukkan pukul lima sore. Benar-benar pertandingan yang buruk, mood yang buruk, dan mungkin hari yang buruk juga.

Haha, ternyata kau tidak datang ya, Jim? Aku harap jika kau bertemu denganku nanti kau tidak akan mengatakan "Maaf" padaku. Karena memang pada dasarnya bukan kau yang salah. Tetapi aku yang salah. Aku salah karena telah mempercayai janjimu.

Memang bukan sebuah masalah besar, tapi karena aku mengangumimu, ya beda lagi ukuran masalahnya.

Taehyung menepuk pundakku selagi menyodorkan sebotol air mineral dan handuk wajah berwarna ungu muda sambil berkata, "Gila Jeong, kau adalah gadis terkeren di sepanjang pertandingan ini." Aku hanya memutar bola mataku karena terbiasa dengan rayuan Taehyung yang tak bermutu itu.

"Mau kuantar pulang?" ujar Taehyung dengan box smilenya yang khas itu.

"Uhm? Kau selalu menawariku untuk kau antar pulang" ujarku sembari menutup botol air mineral yang telah kuhabiskan isinya.

"Tentu saja, aku mau kau selamat sampai rumah. Dan satu lagi, kau tidak boleh menolak tawaran orang tampan sepertiku"

"Terserah," kataku sambil beranjak berdiri dan ingin segera pulang ke rumah. Tak tahan dengan badanku yang rasanya sangat remuk.

Saat aku keluar dari tempat pertandingan, aku melihatmu. Tentunya bersama saudari kembarku, Nayeon. Kau tau apa yang dirasakan hatiku saat itu, Jim? Sesak. Dan aku tak paham apa arti dari rasa sesak ini.

Taehyung pun dengan senyuman ramahnya mengajakku, kau, dan Nayeon untuk sekedar hangout di cafe terdekat. Harusnya aku menolak karena sangat lelah, tapi aku menyetujuinya sambil memperlihatkan padamu kalau aku lebih dekat dengan Taehyung belakangan ini. Aku juga tidak tahu kenapa aku melakukan ini, lagi pula kau juga terlihat semakin dekat dengan Nayeon, kan?

Setelah sampai di cafe, tidak ada hal yang terjadi antara kau dan aku sampai aku izin untuk pergi ke toilet. Sudah kuduga kau akan minta maaf padaku, tapi apa sepenting itu? Sudah kubilang kau tidak perlu meminta maaf, lagi pula merusak kepercayaanku juga bukan hal yang besar kan bagimu?

°•°•°

Hari ini 1 November. Hari dimana usiaku menginjak 18 tahun lamanya. Aku terbangun dari ranjang nyamanku dan tidak ada sambutan apapun. Ibuku pergi keluar kota tiga hari ini, jadi tak heran jika rumah terasa sunyi. Hanya ada aku dan Nayeon.

"Happy Birthday saudari kembarku," ujar Nayeon sambil membuka pintu kamarku yang tak terkunci itu dengan nada semangatnya.

"Hm, kau juga," kataku sambil mengucek mata, menyesuaikan sinar matahari yang masuk melalui sela-sela jendela.

"Yah, Jeong, kau belum mandi juga? Cepatlah mandi, kita harus berangkat sekolah. Apa kau tidak bersemangat untuk menerima ucapan selamat ulang tahun dari teman-teman," cicitnya panjang yang tak kurespon apapun.

Mau bersemangat bagaimana kalau selama 18 tahun ini yang selalu mengucapkan selamat padaku hanya Ibu dan Nayeon. Atau mungkin nenekku yang tinggal di Gwangju.

Aku bergegas menuju kamar mandi dan bersiap menuju sekolah seperti yang dibilang Nayeon tadi.

Aku tidak tahu kenapa Nayeon selalu bersemangat seperti ini, apalagi ini hari ulangtahunku. Ah, maksudku hari ulangtahun kami. Atau memang benar jika teman-teman kelasnya akan memberikannya kejutan? Itu berarti kau di sana juga kan, Jim?

Langit, Hujan, dan Senja✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang