Part 5 : Dari Jeongyeon 🥪

188 47 17
                                    

Happy Eid Mubarak🌌
Selamat Hari Raya Idul Fitri bagi yang merayakan💛

Selamat Membaca sayang-sayangku😘

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Hari ini hari Kamis, aku bangun cukup awal kali ini. Melihat ibuku yang sedang sibuk di dapur, aku segera mendatanginya sambil memberi pelukan serta senyuman hangatku. Kau tahu, pelukan dan senyumanku ini limited edition. Walaupun kau adalah seseorang yang aku pikirkan akhir-akhir ini, tapi kau jangan berharap terlalu cepat untuk mendapatkannya.

"Putri ibu sudah bangun rupanya," ujar ibuku sembari menyiapkan sarapan untuk anak-anaknya.

"Ibu, hari ini aku mau bekal sandwich ya?" ujarku sambil duduk di meja makan dengan keadaan belum mandi.

"Mau berapa potong?" Ibu menoleh kepadaku dengan senyuman yang selalu menjadi energiku.

"Dua saja mungkin,"

°•°•°

Aku berjalan menuju halte tanpa Nayeon, seperti biasanya. Dan aku melihatmu di sana, sendirian. Kupikir, kau akan menunggu Nayeon. Jadi aku diam saja.

"Hai, Jeong," kau menyapaku pagi itu. Dan kau tahu, sapaan itu sukses membuatku gugup. Aku hanya menoleh ke arahmu, tidak membalas sapaan itu. Kalau kau menganggapku bahwa aku dingin, itu terserah sih. Kalau kau ingin tahu alasan sebenarnya, bibirku kelu untuk sekedar berbicara denganmu.

Bus pertama datang dan kau langsung naik, begitu juga denganku. Aku heran, kenapa kau tak menunggu Nayeon saat itu. Padahal, dia pasti ingin berangkat sekolah bersamamu. Seperti yang ia katakan sebelumnya.

°•°•°

"Jeong, mau ke kantin bersama?" ajak Taehyung kepadaku. Aku hanya menggeleng pelan lalu beranjak pergi sambil membawa kotak sandwich ke tempat favoritku, perpustakaan.

Karena hari ini hari Kamis, aku akan membaca buku favoritku. Sudah beberapa kali kubaca, tapi aku tidak pernah bosan dengan jalan ceritanya. Padahal, endingnya pasti akan sama seperti itu. Tapi aku menyukainya.

Aku membaca lembar pertama dan langsung tersenyum tipis. Ceritanya sangat bagus, Jim. Dan kau harus mencoba untuk membacanya juga.

"Wah, bukumu tebal juga," Kau tiba-tiba berbicara di sampingku sambil meletakkan buku komik yang kau pinjam di atas meja.

"Kau suka baca buku yang penuh dengan tulisan begitu ya?" Sungguh, Jim. Pertanyaanmu itu tidak masuk akal. Kau pikir aku anak SD yang suka baca buku dengan gambar?

"Kalau aku meminjam komik serial Naruto. Ah... buku ini sungguh mengingatkanku dengan masa kecilku. Kau sudah pernah baca?" Kau terus mengajakku bicara. Sedangkan aku, hanya menggeleng pelan untuk menjawab pertanyaanmu.

Aku dan kau saat itu sedang fokus membaca buku masing-masing, sampai aku mendengar sebuah gejolak dari perutmu. Sebenarnya aku ingin tertawa saat itu. Maafkan aku. Habisnya, kau mengorbankan jam makan siangmu dengan membaca komik sih. Kau pikir dengan membaca komik kau akan kenyang?

"Maaf, suara perutku mengganggumu ya?" Serius, Jim. Kau lucu sekali saat itu. Tanpa banyak bicara aku menyodorkan kotak makanku yang berisi dua potong sandwich yang ibu berikan kepadaku tadi pagi.

"Oh, tidak usah, kau saja yang makan," katamu sambil menolak sandwichku. Padahal, niatnya memang ingin aku berikan padamu.

"Ngomong-ngomong, bagaimana alur cerita buku yang kau baca? Bagus?" Kau tiba-tiba berbicara kembali, melupakan sandwichku.

"Bagus," aku menjawab pertanyaanmu dengan singkat. Lagi pula, kau tak terlihat tertarik untuk membaca buku ini. Wajahmu itu memang lebih cocok untuk membaca buku komik.

"Kau masih membaca tiga lembar dan sudah berani memutuskan kalau alurnya bagus? Bagaimana kalau endingnya menyedihkan?" Jim, waktu itu kau sungguh mencari topik pembicaraan untuk berbicara denganku kan?

"Aku sudah membacanya lima kali dan ini memang bagus," jawabku sambil menunjuk buku yang ada di hadapanku. Lelah berbincang denganmu, aku memutuskan untuk beranjak pergi.

"Mau kemana?"

"Makan saja sandwichnya, daripada kau mati kelaparan," Alih-alih menjawab pertanyaanmu, aku jadi terlihat sedikit memaksa untuk menyuruhmu memakan sandwichku. Jim, saat itu, sandwichku benar-benar kau makan kan? Kalau aku mengetahuinya bahwa kau membuang sandwichku, akan kubunuh kau.

°•°•°

Jujur, kali ini tiba-tiba aku ingin melalui jalan yang agak jauh untuk kembali ke kelas. Entah, tiba-tiba ingin melihat-lihat kegiatan apa saja yang anak-anak lain lakukan. Sampai akhirnya, aku mendengar suatu percakapan di salah satu lorong sekolah. Suaranya tidak asing di telingaku.

"Sejak pertama kali kita bertemu di sekolah ini, entah kenapa mataku selalu tertuju padamu. Aku mengagumimu. Aku menyukaimu, Nay" Aku mendengar dengan jelas perkataan seorang lelaki di lorong saat itu. Kurasa itu suara Jackson. Teman sekelas Nayeon, dan juga teman sekelasmu.

"Tapi, aku hanya menganggapmu sebagai teman. Seperti yang lainnya," Kali ini aku mendengar suara Nayeon.

"Kalau boleh bertanya, apakah kau sedang menyukai orang lain?" Aku sebenarnya tidak berniat untuk menguping saat itu, tapi karena pertanyaan Jackson ini yang membuatku penasaran dengan jawaban Nayeon.

"Iya," Jawaban Nayeon saat itu benar-benar membuatku berpikir aneh-aneh, Jim.

"Siapa?" Jackson bertanya lagi.

"Kau tak perlu tahu siapa orangnya," Jujur, aku berpikir bahwa Nayeon menyukaimu, Jim. Lihatlah dari cara perlakuannya padamu, cara dia berbicara denganmu, walaupun aku tidak sering melihatnya, tapi aku bisa merasakannya.

Setelah itu, aku kembali ke kelas dan mengikuti pelajaran seperti biasanya. Tetapi pikiranku, masih saja berputar tentang perkataan Nayeon tadi. Ah, sudahlah, toh kalau kalian saling suka, aku bisa apa.

"Ada yang mau mendaftar klub seni?" tanya Taehyung, ketua kelasku sambil sedikit berteriak.

"Aku ingin mendaftar seni tari," jawab Momo semangat kemudian berjalan ke arah Taehyung untuk mengisi formulir pendaftaran.

"Jeong, kau mau ikut klub seni juga?" tanya Taehyung yang tiba-tiba mendekat ke arahku.

"Bisakah kau mendaftarkanku ke klub seni melukis?" jawabku sedikit meminta.

"Tentu saja, aku juga ikut klub melukis," jawab Taehyung lalu mengisikan namaku di formulir pendaftaran. Lagi pula, aku sangat bosan jika setiap hari harus pergi ke sekolah hanya untuk belajar lalu pulang begitu saja. Aku ingin mencari kesibukan. Yah, walaupun aku tidak pandai melukis.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

jangan lupa vote dan komen zeyengkuu🔮🍀

Langit, Hujan, dan Senja✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang